TASLABNEWS.COM, ASAHAN – Tingginya intensitas hujan sejak beberapa hari terakhir mengakibatkan 12 desa di lima kecamatan di Kabupaten Asahan terendam banjir. Ini akibat luapan air sungai Sei Piasa dan Aek Silau. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Asahan melaporkan hingga, Sabtu (16/9) sebanyak 448 rumah terendam banjir dengan ketinggian maksimal 1 meter.
Banjir di Asahan |
“Saat ini data sementara yang kami peroleh hingga hari ini (Sabtu), banjir sudah meredam kurang lebih 12 desa di lima kecamatan,” kata Kepala BPBD Syarifuddin Harahap saat dikonfirmasi wartawan, Sabtu (16/9).
Syarifuddin menambahkan, dari data desa yang terkena dampak banjir tersebut pihaknya sudah menginventarisir kebutuhan masyarakat dilokasi yang terkena dampak banjir dan mengarahkan bantuan berupa logistik bahan makanan pada posko posko yang ada.
“Sejak malam kemarin kami sudah mulai antisipasi banjir ini dan sebelumnya aktif memberikan himbauan kepada masyarakat khususnya di daerah langganan banjir. Dilokasi yang cukup parah kami juga sudah menurunkan relawan dan perahu karet untuk mengantipasi air naik dan mengevakuasi warga,” ujarnya.
Amatan wartawan dilapangan, bajir di jalan lintas besar Kisaran – Bandar Pasir Mandoge tepatnya di desa Prapat Janji Kecamatan Buntu Pane sempat membuat jalan hampir terputus dan tak bisa dilewati karena pengendara tidak ingin mengambil resiko menerobos genangan air yang mencapai ketinggian maksimal lutut kaki orang dewasa.
Akibatnya puluhan kenderaan sepedamotor dan roda empat menepi dipinggir jalan menunggu hingga air surut, sebab lokasi jalan tersebut bersebelahan dengan jalur air sungai Aek Silau yang meluap. Jika ada kenderaan yang berani melintas hanya beberapa kenderaan besar seperti truck berukuran besar. Tak jarang sepedamotor yang berani menerobos banjir harus mogok ditengah jalan.
Terkait persoalan banjir yang kerap terjadi di daerahnya, Muhsin warga setempat menyayangkan lambannya penanganan pemerintah untuk merealisasikan pembangunan pembentegan penahan air sungai silau agar tidak meluap ke pemukiman rumah mereka.
“Kalau sudah dilakukan pekerjaan pembentengan sungai silau ini setiap tahun pasti kami tak akan terkena banjir seperti ini. Mohon kiranya kepada pemerintah Asahan untuk segera turun tangan mengatasi persoalan banjir,” pintanya.
Senada disampaikan pula anggota DPRD Asahan, Henri Siregar iapun menghimbau kepada Pemda Asahan untuk mengambil langkah cepat menuntaskan persoalan banjir yang sudah pasti dialami masyarakat setiap musim hujan.
“Kasihan masyarakat yang terkenda dampaknya (banjir) program usulan pembangunna seperti normalisasi air sungai dan pembentengan harusnya menjadi prioritas,” ujarnya. (syaf)