TASLABNEWS.COM, TAPSEL- Rifzal Riandi
Siregar (25) warga Desa Napa, Kecamatan Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan,
ditemukan tewas gantung diri di ruang tahanan Mapolsek Batangtoru, Minggu (3/9)
sekira pukul 21.20 WIB. Di dalam sel tahanannya ditemukan sejumlah tulisan yang
diduga dibuat oleh Rifzal yaknia
Siregar (25) warga Desa Napa, Kecamatan Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan,
ditemukan tewas gantung diri di ruang tahanan Mapolsek Batangtoru, Minggu (3/9)
sekira pukul 21.20 WIB. Di dalam sel tahanannya ditemukan sejumlah tulisan yang
diduga dibuat oleh Rifzal yaknia
“Mangido Maaf au Umak
Sude Kesalahanku (Minta maaf aku mak atas semua kesalahanku).” Tulisan lainya: “Santi
jago borutai,” pesannya kepada istri lewat tulisan yang ditemukan.
Sude Kesalahanku (Minta maaf aku mak atas semua kesalahanku).” Tulisan lainya: “Santi
jago borutai,” pesannya kepada istri lewat tulisan yang ditemukan.
Dan terakhir, tulisan atas
nama putrinya juga tercantum terang di dinding bagian dalam sel.
nama putrinya juga tercantum terang di dinding bagian dalam sel.
“Ilmi Salsabila Boru
Regar,” isi tulisan yang diketahui nama anak Rifzal Riandi.
Regar,” isi tulisan yang diketahui nama anak Rifzal Riandi.
Rifzal sendiri diketahui
mendekam sejak Minggu malam (27/8) pekan lalu, setelah berantam dan memukul
oknum polisi bernama Fadli di Desa Napa.
mendekam sejak Minggu malam (27/8) pekan lalu, setelah berantam dan memukul
oknum polisi bernama Fadli di Desa Napa.
Peristiwa yang berlangsung
sekira pukul 23.00 Wib itu terjadi ketika pria yang baru dianugerahi seorang
putri itu, mabuk dan tak bisa mengendalikan diri serta menghalangi jalan oknum
polisi tersebut.
sekira pukul 23.00 Wib itu terjadi ketika pria yang baru dianugerahi seorang
putri itu, mabuk dan tak bisa mengendalikan diri serta menghalangi jalan oknum
polisi tersebut.
“Sejak saat itulah dia
ditangkap. Dia ditahan sama kawannya (oknum polisi) yang datang empat orang.
Kami sudah mau berdamai, tapi polisi itu tidak mau,” kata Santi Mendrofa (23),
istri korban yang tengah menggendong putrinya berusia 3 Minggu.
ditangkap. Dia ditahan sama kawannya (oknum polisi) yang datang empat orang.
Kami sudah mau berdamai, tapi polisi itu tidak mau,” kata Santi Mendrofa (23),
istri korban yang tengah menggendong putrinya berusia 3 Minggu.
Pada kematian korban,
sesungguhnya yang menjadi penyesalan bagi keluarga adalah, mereka baru mendapat
kabar Senin pagi (4/9) sekira pukul 04.00 WIB. Mereka tidak lagi sempat melihat
tempat kejadian perkara yang berada di dalam sel tahanan markas Polsek
tersebut.
sesungguhnya yang menjadi penyesalan bagi keluarga adalah, mereka baru mendapat
kabar Senin pagi (4/9) sekira pukul 04.00 WIB. Mereka tidak lagi sempat melihat
tempat kejadian perkara yang berada di dalam sel tahanan markas Polsek
tersebut.
Santi pun begitu terpukul.
Apalagi dia tidak bisa membela suaminya, karena kondisinya yang baru melahirkan
dan masih lemas. Dia menyerahkan sepenuhnya pengurusan kasus kematian suaminya
pada abang iparnya bernama Rifki Syawali Siregar.
Apalagi dia tidak bisa membela suaminya, karena kondisinya yang baru melahirkan
dan masih lemas. Dia menyerahkan sepenuhnya pengurusan kasus kematian suaminya
pada abang iparnya bernama Rifki Syawali Siregar.
Rifki adalah anak pertama
dari empat bersaudara, dan korban merupakan anak kedua dari keluarga Almarhum A
Siregar dan Yenni Hanum (49). Kondisi Rifki tampak lebih tegar. Namun
sepenuhnya ia menolak klaim polisi yang menyebut korban tewas karena bunuh
diri. Dia menduga ada kekerasan sebelumnya yang dialami korban sebelum
meninggal dunia.
dari empat bersaudara, dan korban merupakan anak kedua dari keluarga Almarhum A
Siregar dan Yenni Hanum (49). Kondisi Rifki tampak lebih tegar. Namun
sepenuhnya ia menolak klaim polisi yang menyebut korban tewas karena bunuh
diri. Dia menduga ada kekerasan sebelumnya yang dialami korban sebelum
meninggal dunia.
Rifki pun sangat panik.
Bahkan, sesekali ia melampiaskan emosinya dengan berteriak atau memukul
sesuatu di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Padangsidimpuan, tempat jenazah
korban divisum. Apalagi kasus ini, menurutnya tidak mendapat respon baik dari
pihak kepolisian saat ia beriktikad agar adiknya itu diautopsi.
Bahkan, sesekali ia melampiaskan emosinya dengan berteriak atau memukul
sesuatu di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Padangsidimpuan, tempat jenazah
korban divisum. Apalagi kasus ini, menurutnya tidak mendapat respon baik dari
pihak kepolisian saat ia beriktikad agar adiknya itu diautopsi.
“Saya maunya ini diselidiki
terus bang sampai tuntas. Adikku juga harus diautopsi,” keluhnya dan ia mengaku
bingung, langkah apa dan kelengkapan apa yang diperlukan dalam pelaksanaannya.
terus bang sampai tuntas. Adikku juga harus diautopsi,” keluhnya dan ia mengaku
bingung, langkah apa dan kelengkapan apa yang diperlukan dalam pelaksanaannya.
Kebingungannya semakin
membuncah saat mendapat kabar dari sang ibu di rumah duka di Desa Napa, telah didatangi
pimpinan Polsek Batangtoru, yang kemudian memintanya untuk memulangkan jenazah
segera ke rumah duka.
membuncah saat mendapat kabar dari sang ibu di rumah duka di Desa Napa, telah didatangi
pimpinan Polsek Batangtoru, yang kemudian memintanya untuk memulangkan jenazah
segera ke rumah duka.
“Saya tidak bisa melawan
ibu. Tapi biar semua kita tenang, ini harus diautopsi. Daripada nanti bongkar
lagi setelah dimakamkan,” keluhnya yang disampaikan pada Etek/Bibinya, Resma yang
sedari awal mendampinginya.
ibu. Tapi biar semua kita tenang, ini harus diautopsi. Daripada nanti bongkar
lagi setelah dimakamkan,” keluhnya yang disampaikan pada Etek/Bibinya, Resma yang
sedari awal mendampinginya.
Di rumah sakit itu sendiri,
ada Wakapolsek Batang Toru Iptu A Daulay dan Kanit Reskrim Ipda S Naibaho.
Namun keduanya tidak dapat berkomentar dan menyerahkan kasus ini sepenuhnya
kepada pimpinan dan berkoordinasi dengan pimpinannya di Polsek maupun Polres
Tapsel.
ada Wakapolsek Batang Toru Iptu A Daulay dan Kanit Reskrim Ipda S Naibaho.
Namun keduanya tidak dapat berkomentar dan menyerahkan kasus ini sepenuhnya
kepada pimpinan dan berkoordinasi dengan pimpinannya di Polsek maupun Polres
Tapsel.
Sesungguhnya di Mapolres
Tapsel, keluarga korban juga sudah mendapat solusi yang ditengahi seorang
anggota DPRD Tapsel, berinisial OAS yang berasal dari Batangtoru. Saat itu
wakil rakyat itu menawarkan, agar jasad korban dibawa pulang ke rumah duka, dan
ia berjanji akan terus mendesak polisi mengusut kasus ini.
Tapsel, keluarga korban juga sudah mendapat solusi yang ditengahi seorang
anggota DPRD Tapsel, berinisial OAS yang berasal dari Batangtoru. Saat itu
wakil rakyat itu menawarkan, agar jasad korban dibawa pulang ke rumah duka, dan
ia berjanji akan terus mendesak polisi mengusut kasus ini.
Namun setelah berpikir
kembali, saat jasad korban sudah dimasukkan dalam mobil ambulan, Rifki
berpendapat agar jasad adiknya itu dilakukan autopsi. Namun jika anggota dewan
tersebut dapat menjamin janjinya itu dengan surat resmi, mereka siap membawanya pulang.
kembali, saat jasad korban sudah dimasukkan dalam mobil ambulan, Rifki
berpendapat agar jasad adiknya itu dilakukan autopsi. Namun jika anggota dewan
tersebut dapat menjamin janjinya itu dengan surat resmi, mereka siap membawanya pulang.
Akan tetapi, perbicangan
Rifki dengan anggota DPRD tersebut yang disambungkan dari telepon selular,
kandas. Ia tidak bersedia dan mengaku sebelumnya tidak ingin terlibat dalam
permasalahan ini.
Rifki dengan anggota DPRD tersebut yang disambungkan dari telepon selular,
kandas. Ia tidak bersedia dan mengaku sebelumnya tidak ingin terlibat dalam
permasalahan ini.
Terkait kematian Rifzal
Riandi Siregar, yang ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa di ruangan tahanan
Mapolsek Batangtoru, Tapsel pada Minggu malam (3/9) malam, ditemukan sejumlah
tulisan di dinding sel yang diduga kuat dibuat almarhum.
Riandi Siregar, yang ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa di ruangan tahanan
Mapolsek Batangtoru, Tapsel pada Minggu malam (3/9) malam, ditemukan sejumlah
tulisan di dinding sel yang diduga kuat dibuat almarhum.
Senin (4/9) siang, sejumlah
petugas kepolisian tampak ramai di Mapolsek Batangtoru, Tapsel. Mereka sengaja
berkumpul guna mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, paska ditemukannya
Rifzal Riandi Siregar, warga Batangtoru yang ditahan atas perkara perkelahian
dan tewas di dalam sel.
petugas kepolisian tampak ramai di Mapolsek Batangtoru, Tapsel. Mereka sengaja
berkumpul guna mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, paska ditemukannya
Rifzal Riandi Siregar, warga Batangtoru yang ditahan atas perkara perkelahian
dan tewas di dalam sel.
Untuk memastikan dugaan
kematian korban, petugas mengajak melihat kondisi ruang tahanan yang selama
satu pekan dihuni pria yang baru memiliki putri itu.
kematian korban, petugas mengajak melihat kondisi ruang tahanan yang selama
satu pekan dihuni pria yang baru memiliki putri itu.
Di dalam sel yang berukuran
2 x 4 meter itu, petugas menunjukkan pakaian (baju dalam) yang diduga digunakan
korban mengakhiri hidupnya dan diikatkan ke ventilasi sel. Tak hanya itu,
petugas juga memperlihatkan tulisan-tulisan di dinding sel yang diduga dibuat
almarhum.
2 x 4 meter itu, petugas menunjukkan pakaian (baju dalam) yang diduga digunakan
korban mengakhiri hidupnya dan diikatkan ke ventilasi sel. Tak hanya itu,
petugas juga memperlihatkan tulisan-tulisan di dinding sel yang diduga dibuat
almarhum.
Dari tulisan itu, tampak
almarhum meminta maaf kepada orangtuanya atas semua kesalahannya.
almarhum meminta maaf kepada orangtuanya atas semua kesalahannya.
“Mangido Maaf au Umak
Sude Kesalahanku (Minta maaf aku mak atas semua kesalahanku),” bunyi
tulisan yang diduga dibuat almarhum sebelum ditemukan tewas tergantung di dalam
sel, Minggu (3/9) malam.
Sude Kesalahanku (Minta maaf aku mak atas semua kesalahanku),” bunyi
tulisan yang diduga dibuat almarhum sebelum ditemukan tewas tergantung di dalam
sel, Minggu (3/9) malam.
Tulisan lainnya, korban
juga berpesan kepada sang istri untuk menjaga putri mereka yang baru lahir
sekitar tiga minggu lalu.
juga berpesan kepada sang istri untuk menjaga putri mereka yang baru lahir
sekitar tiga minggu lalu.
“Santi jago
borutai,” pesannya kepada istri lewat tulisan yang ditemukan.
borutai,” pesannya kepada istri lewat tulisan yang ditemukan.
Dia juga menuliskan, kalau
ia tidak akan pernah masuk ke penjara lagi untuk selamanya.
ia tidak akan pernah masuk ke penjara lagi untuk selamanya.
“Takkan ku masuk
kesini (tahanan) lagi selamanya,” tulisnya diduga menggunakan sikat gigi
yang ditemukan di dalam sel.
kesini (tahanan) lagi selamanya,” tulisnya diduga menggunakan sikat gigi
yang ditemukan di dalam sel.
Dan terakhir, tulisan atas
nama putrinya juga tercantum terang di dinding bagian dalam sel.
nama putrinya juga tercantum terang di dinding bagian dalam sel.
“Ilmi Salsabila Boru
Regar,” isi tulisan yang diketahui nama anak Rifzal Riandi.
Regar,” isi tulisan yang diketahui nama anak Rifzal Riandi.
Sementara, Kapolsek
Batangtoru mengaku, pihaknya sudah melakukan visum kepada korban di RSUD
Padangsidimpuan. Namun untuk memastikan apa penyebab korban meninggal, atas
kesepakatan pihak keluarga, korban dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Medan
untuk dilakukan autopsi.
Batangtoru mengaku, pihaknya sudah melakukan visum kepada korban di RSUD
Padangsidimpuan. Namun untuk memastikan apa penyebab korban meninggal, atas
kesepakatan pihak keluarga, korban dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Medan
untuk dilakukan autopsi.
“Dari awal kita sudah
sarankan untuk dilakukan autopsi kepada korban, namun sempat terjadi salah
paham. Ada yang
setuju dan tidak. Namun untuk mendapatkan penyebab pasti kematian, kita harus
lakukan autopsi,” tukasnya dan mengaku tidak akan menutupi apa penyebab
kematian korban.(syaf)
sarankan untuk dilakukan autopsi kepada korban, namun sempat terjadi salah
paham. Ada yang
setuju dan tidak. Namun untuk mendapatkan penyebab pasti kematian, kita harus
lakukan autopsi,” tukasnya dan mengaku tidak akan menutupi apa penyebab
kematian korban.(syaf)