TASLABNEWS.COM,-SERPONG-Kejujuran Martiyah (28) sebagai istri yang mengaku pernah selingkuh dan berhubungan badan dengan lelaki lain berbuah petaka. Suaminya Dartoyo (34) yang pemberang langsung saja nyuruh orang untuk membunuh PIL istrinya tersebut. Apesnya, orang yang disuruh Dartoyo untuk membunuh PIL istrinya malah salah membunuh orang. Akibat perbuatannya Dartoyo pun masuk sel.
ilustrasi |
Orang temperamental bin emosinan, sering bertindak ceroboh dalam berbuat. Dia hanya memperturutkan emosi, tanpa berfikir secara logika dan etika. Akhirnya dia hanya bisa menyesal di belakang hari. Akibat tindakannya yang ceroboh itu malah merugikan pihak lain, sedangkan emosi dan luapan hatinya tak terbayar jua. Paling celaka, gara-gara kecerobohannya tersebut dia harus masuk penjara, seperti Dartoyo dari Serpong.
Lelaki dari Gunung Sindur Kecamatan Serpong ini lumayan beruntung. Meski wajahnya sangat standar dan pasaran, dia berhasil mempersunting wanita cantik seperti Martiyah. Bila sebuah rumahtangga hanya mengejar syahwat, memang tidak keliru memilih perempuan ini jadi istrinya. Bodinya seksi menggiurkan, orang bilang sekel nan cemekel. Apa lagi Martiyah juga sangat mahir meladeni suami, mau gaya Solo apa Yogya tinggal pilih.
Tapi gara-gara kecantikan Martiyah, banyak lelaki lain yang jelalatan setiap melihat dia. Kemudian munculah anak muda ala Dasamuka. Dia tak sekedar mengagumi istri Dartoyo ini, tapi juga ingin menggumuli. Kebetulan status sosial Damhuri, 36, ini lebih bagus dari suami Martiyah. Akhirnya lewat lobi-lobi kecil, wanita ayu ini bertekuk lutut dan berbuka paha juga untuk Damhuri.
Ini sudah kejadian sekitar 2 tahun lalu. Tak jelas apa pemicunya, rahasia Martiyah yang selama ini disimpan begitu rapat, kok suami menciumnya. Dasar dia perempuan tak pintar bicara dan berdiplomasi, akhirnya ngaku sajalah bahwa memang pernah diajak bersetubuh oleh Damhuri, warga Tebet, Jakarta Selatan. ”Tapi hanya sekali dua kali saja kok Mas,” kata Martiyah jujur.
Meski hanya sekali, setengah kali, atau Kalimalang sekalipun, menyerahkan kehormatannya pada lelaki yang bukan suami, jelas dilarang agama dan undang-undang negara. Dartoyo terkejut sekali, istri yang dikiranya setia dan penganut azas monoloyalitas, ternyata sampai loyo melayani si biangkerok Damhuri. ”Dia harus aku beri pelajaran,” ancam Dartoyo sambil berkacak pinggang.
Pelajaran apa yang mau diberikan? Bahasa Indonesia atau Geografi? Semuanya bukan. Sebagai lelaki temperamental, dia ingin melenyapkan Damhuri dari muka bumi. Tapi untuk bertindak sendiri, tidak berani. Di samping belum pernah lihat seperti apa tampang PIL istrinya itu, dia juga ingin “nabok nyilih tangan” sebagaimana kata orang Jawa. Sabar, 34, saudaranya yang tinggal di Jalan Bangka, Kebayoran Baru, Jaksel, segera dihubungi untuk menjalankan misi tersebut.
Konyolnya, dengan iming-iming upah Rp 10 juta saja, dia langsung menyanggupi, tanpa berfikir akan resikonya. Dengan DP Rp 1,5 juta dan golok, Dartoyo mendelegasikan misi maut itu. ”Kekurangannya nanti setelah eksekusi ini berjalan mulus,” janji Dartoyo.
Oleh Dartoyo dan Martiyah, Sabar dibawa ke Tebet untuk mengetahui seperti apa tampang Damhuri. Setelah mondar-mandir di Jalan Dr. Sahardjo, Martiyah melihat lelaki yang mirip PIL-nya baru saja keluar dari Warteg.
”Benarkah dia?” kata Dartoyo, ternyata bininya mengangguk. Maka secepat kilat Sabar tak sabaran lagi segera beraksi. Anak muda yang sedang glegeken karena kekenyangan, tahu-tahu dibabat golok dan ambruk. Dartoyo kemudian ikutan pula menghajar hingga wasalam.
Meski saat eksekusi tak ada yang tahu, sehari kemudian Sabar dan Dartoyo berhasil ditangkap polisi Polresta Jaksel. Yang membuat keduanya nyesel 7 turunan, ternyata yang dieksekusi kemarin bukan Damhuri, tapi lelaki lain yang ciri-cirinya mirip dengan gambaran Martiyah. Salah sasaran atau tidak, kini ketiganya jadi penghuni sel dingin. (syaf/pkc/int)