TASLABNEWS.COM, RANTAU- Proyek pembangunan
tower/menara Wifi di 75 Desa Labuhanbatu bersumber dana Alokasi Dana Desa (ADD)
diduga mark up. Ketidaksesuaian harga jasa pemasangan itu terlihat dalam
peluncuran proyek ini. Dimana harga pemasangan tower wifi setinggi 25 meter
tersebut berlipat-lipat dari harga pasar.
tower/menara Wifi di 75 Desa Labuhanbatu bersumber dana Alokasi Dana Desa (ADD)
diduga mark up. Ketidaksesuaian harga jasa pemasangan itu terlihat dalam
peluncuran proyek ini. Dimana harga pemasangan tower wifi setinggi 25 meter
tersebut berlipat-lipat dari harga pasar.
Dalam pembangunan tersebut setiap desa telah diperintahkan
untuk menganggarkan dana sejumlah Rp 40 juta sampai Rp 50 juta. Tergantung jauh
dekatnya desa dari ibu kota
Kabupaten Labuhanbatu. Jumlah anggaran tersebut untuk pembangunan tower wifi
plus jasa pembuatan website Desa.
untuk menganggarkan dana sejumlah Rp 40 juta sampai Rp 50 juta. Tergantung jauh
dekatnya desa dari ibu kota
Kabupaten Labuhanbatu. Jumlah anggaran tersebut untuk pembangunan tower wifi
plus jasa pembuatan website Desa.
Padahal dari penelusuran di Internet memuat sejumlah laman
penyedia jasa pemasangan tower wifi tersebut. Untuk setiap meternya tower
Triangle Wifi untuk pemasangan area Medan
penyedia jasa mematok harga Rp 1.200.000 – Rp 1.500.000 untuk satu stik sambung
tower Triangle berukuran 5 meter.
penyedia jasa pemasangan tower wifi tersebut. Untuk setiap meternya tower
Triangle Wifi untuk pemasangan area Medan
penyedia jasa mematok harga Rp 1.200.000 – Rp 1.500.000 untuk satu stik sambung
tower Triangle berukuran 5 meter.
Sedangkan untuk
pemasangan tower Triangle setinggi 25 meter akan dibutuhkan stik sambung
sebanyak 5 batang stik sambung sehingga biaya yang dibutuhkan untuk membangun
Tower Triangle setinggi 25 meter berkisar Rp 6 juta – Rp 7,5 juta.
pemasangan tower Triangle setinggi 25 meter akan dibutuhkan stik sambung
sebanyak 5 batang stik sambung sehingga biaya yang dibutuhkan untuk membangun
Tower Triangle setinggi 25 meter berkisar Rp 6 juta – Rp 7,5 juta.
Harga yang ditawarkan oleh para penyedia jasa pemasangan Tower Triangle tersebut sudah termasuk
kabel sling, tapak pondasi, instalasi wife berupa modem dan router dan biaya
mantenance/ pamasangan. Namun harga tersebut diluar biaya transportasi dan
akomodasi.
kabel sling, tapak pondasi, instalasi wife berupa modem dan router dan biaya
mantenance/ pamasangan. Namun harga tersebut diluar biaya transportasi dan
akomodasi.
“Itulah memang terlalu tinggi harganya, kami takutnya
sebenarnya kalau proyek ini jadi temuan penegak hukum, tapi mau cemanalah lagi,
namanya itu sudah permintaan, kami tidak bisa menolak,” kata salah seorang
Kepala Desa yang minta namanya tidak ditulis.
sebenarnya kalau proyek ini jadi temuan penegak hukum, tapi mau cemanalah lagi,
namanya itu sudah permintaan, kami tidak bisa menolak,” kata salah seorang
Kepala Desa yang minta namanya tidak ditulis.
Sementara itu, untuk jasa pembuatan Website sejumlah
programer banyak yang menawarkan jasa, dimana jasa pembuatan Website berkisar
Rp 3,5 juta sampai Rp 5 juta.
programer banyak yang menawarkan jasa, dimana jasa pembuatan Website berkisar
Rp 3,5 juta sampai Rp 5 juta.
Sehingga jika ditotal kebutuhan anggaran sewajarnya dalam
pembangunan Tower Wifi dan pembuatan Website di Desa-Desa berkisar Rp 9,5 juta
sampai Rp 12,5 juta diluar biaya transportasi, akomodasi teknisi dan PPN.
pembangunan Tower Wifi dan pembuatan Website di Desa-Desa berkisar Rp 9,5 juta
sampai Rp 12,5 juta diluar biaya transportasi, akomodasi teknisi dan PPN.
“Memang kami pernah konsultasi kepada sejumlah teknisi dan
tukang komputer pak, biaya wajar pembangunan tower wifi ditambah website Desa
itu antara Rp 20 juta sampai Rp 25 juta. Makanya kami para Kepala Desa sekarang
sangat takut,” ujar Kepala Desa ini menjelaskan.
tukang komputer pak, biaya wajar pembangunan tower wifi ditambah website Desa
itu antara Rp 20 juta sampai Rp 25 juta. Makanya kami para Kepala Desa sekarang
sangat takut,” ujar Kepala Desa ini menjelaskan.
Sementara itu Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa Zaid
Harahap ketika dikonfirmasi terkait adanya dugaan Mark Up tersebut enggan
berkomentar banyak. “Kami kan
tidak tahu itu (adanya mark up) karena yang punya gawean itu Kepala Desa mereka
yang tahu berapa tingginya, berapa harganya bagaimana spesifikasinya dan
bagaimana prosesnya itu urusan Kepala Desa,” katanya. (syaf)
Harahap ketika dikonfirmasi terkait adanya dugaan Mark Up tersebut enggan
berkomentar banyak. “Kami kan
tidak tahu itu (adanya mark up) karena yang punya gawean itu Kepala Desa mereka
yang tahu berapa tingginya, berapa harganya bagaimana spesifikasinya dan
bagaimana prosesnya itu urusan Kepala Desa,” katanya. (syaf)