pelaku yang diduga terlibat pemalsuan jutaan SIM di Medan, satu orang
diantaranya oknum polisi.
Petugas melakukan pengecekan terhadap ribuan SIM Palsu yang ditemukan |
“Oknum polisi berinisial RF pangkat Bripka bertugas di Yanma Polda Sumatera
Utara,” kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Sumut Kombes Nurfallah
di lokasi penggerebekan, Jalan Setia Luhur, Gang Arjuna, Kecamatan Helvetia,
Kota Medan, Kamis (28/9).
RF ditangkap bersama IR dan HR saat berada di dalam rumah pemalsu SIM. Polisi
juga menemukan plastik klip berisi sabu beserta alat isap.
Dari rumah tersebut, polisi menyita peralatan komputer dan alat laminating.
Hingga kini, ketiga pelaku itu masih dalam pemeriksaan. Polisi saat ini masih
melakukan penggeledahan.
rumah di Jl Setia Luhur Gang Arjuna Kec, Medan
helvetia, yang dijadikan tempat pemalsuan SIM di Medan. Dari lokasi, polisi
menyita jutaan SIM, Kamis (28/9)
Pantauan wartawan di lapangan, petugas tengah menggeledah di dalam rumah.
Di dalam rumah itu, ditemukan ribuan SIM palsu.
“SIM palsu yakni SIM A, SIM C dan SIM B,” kata Direktur Reserse
Kriminal Umum Polda Sumut Kombes Nurfallah saat berbincang di lokasi.
Berdasarkan pantauan didalam rumah, SIM palsu itu disimpan di kasur yang ada di
dalam kamar. Kemudian, juga disimpan disejumlah tempat yang ada di rumah.
“SIM palsu ini juga ada disimpan didalam goni,” ujar Nurfallah.
Hingga pukul 21.27 WIB, petugas dari Ditreskrimum Polda Sumut masih melakukan
penggeledahan. Sementara, warga setempat tampak memadati lokasi.
kasus pembuatan SIM palsu. Teranyar, dalam kasus ini polisi kembali
mengamankan 4 orang diduga terlibat dalam kasus tersebut pada Jumat (29/9).
Berdasarkan informasi yang dihimpun, empat orang yang diamankan itu antara lain
Nur (26), FN (34), FL (38). Mereka adalah tiga bersaudara pemilik gudang botot
tempat tersangka HR membeli SIM bekas. Seorang lainnya yaitu EK (36) yang merupakan
istri tersangka H yang kini berstatus DPO.
“Iya benar, mereka diamankan sekitar pukul 05.30 Wib pagi tadi,” ujar
Direktur Ditkrimum Kombes Nurfallah.
Hasil pengembangan penyelidikan juga menemukan adanya keterlibatan pihak lain
yang kini masih diburu oleh polisi. Diantaranya tersangka H berperan sebagai
mensetting nama untuk di cetakan kedalam SIM,
IN berperan mencari pemesan SIM
Palsu dan turut membuat SIM.
“Penyelidikan juga menemukan bahwa tersangka HR Cs membeli SIM bekas dari
pemilik gudang botot FN Cs secara bertahap 3 kali dengan total berat lebih
kurang 1 ton,” urainya.
Polda Sumut menggerebek sebuah rumah tempat pembuatan Surat Izin Mengemudi
(SIM) palsu di Jalan Setia Luhur, Gang Arjuna, No 9 Helvetia.
Polisi menyita jutaan lembar SIM palsu yang ditemukan di rumah kontrakan.
Lembar-lembar SIM itu ditemukan dalam belasan karung putih, sebagian
diberondokkan di dalam kasur dan di dalam speaker.
Selain menyita jutaan lembar SIM bekas, polisi juga menyita sejumlah alat untuk
pencetakan SIM, komputer, alat scanning, serta alat laminating. Polisi juga
menyita bong sabu dan sabu dalam klip kecil dari tersangka HR. Sabu itu diduga
baru diisap oleh ketiga pelaku.
Dalam kasus ini, polisi mengamankan tiga orang laki-laki yang diduga berperan pembuat
SIM palsu dan pencari pembeli. Ketiga orang pelaku yakni inisial HR, IR dan RF.
RF merupakan salah seorang oknum polisi berpangkat Bripka, bertugas di bagian
Yanma Poldasu. Ia diduga berperan membekingi operasi pembuatan SIM palsu ini.
Nurfallah mengatakan, dari pengakuan ketiga pelaku, dalam empat bulan ini,
mereka sudah menerbitkan 70 lembar SIM palsu dan sudah dijual ke masyarakat. Para pelaku menjual SIM tersebut dengan tarif mahal.
Harganya selembar SIM C senilai Rp 450 ribu, SIM A Rp 500 ribu dan SIM B Rp 650
ribu. “Mereka mencari orang-orang yang butuh SIM. Alasannya karena
bikinnya nembak, jadi pesanannya per sepuluh lembar,” terangnya
Nurfallah menambahkan, para pelaku membeli sim-sim bekas tersebut dari gudang
botot di lokasi Marelan. Jumlahnya bergoni-goni. Mereka membeli sim bekas
seharga Rp 1500 per kilogram
Untuk perannya, terang Nurfallah, tersangka HR membeli sim bekas itu dari
gudang botot. Lalu bersama IR, mereka berdua menyortirnya, memilah mana yang
masih bagus untuk dipakai mencetak SIM baru. Sedangkan, RF diduga sementara
membekingi operasi sim palsu ini. (syaf/int)