Sesuai Hasil Investigasi
TASLABNEWS.COM, TAPSEL- Hasil investigasi yang dilakukan Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasaan (KontraS) Sumut, Rifzal Riandi Siregar tahanan yang tewas di sel tahanan polisi akibat dibunuh bukan karena bunuh diri.
Menurut Koordinator Badan Pekerja KontraS Sumut, Amin Multazam, tewasnya Rifzal yang merupakan warga Desa Napa, Kecamatan Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel) di Mapolsek Batangtoru beberapa waktu yang lalu akibat dibunuh.
Jenazah Rifzal Riandi tahanan yang tewas saat di rumah sakit |
Hal tersebut diungkapkan Amin Multazam kepada wartawan, Kamis (14/9). Dikatakannya, selama investigasi yang mereka lakukan kemarin, KontraS telah mengumpulkan bukti-bukti fisik, baik foto, surat-surat maupun keterangan langsung dari keluarga dan masyarakat. Alhasil, usai menganalisa persoalan tersebut KontraS pun akhirnya menarik kesimpulan kalau kematian Rifzal kuat dugaan akibat dibunuh.
“Kami mencoba menganalisa persoalan mulai dari kronologi penangkapan, saat Rifzal berada dalam tahanan, maupun pasca Rifzal meninggal. Dari hasil tersebut, kami menarik kesimpulan bahwa meninggalnya Rifzal memang patut di selidiki lebih dalam. Karena kuat dugaan terjadi kejanggalan-kejanggalan dalam meninggalnya beliau,” ucapnya.
Lebih lanjut, Amin mengatakan, pihaknya juga saat ini tengah berusaha menari saksi-saksi kunci atas tewasnya Rifzal. Sebab, mereka mengharapkan, saksi tersebut dapat membantu mengungkap kematian Rifzal.
“Kami mencoba mencari siapa saja saksi-saksi kunci diluar kepolisian yang harapannya bisa membantu mengungkap kasus tersebut,” tungkasnya.
Disamping itu, Amin juga mengatakan, KontaS siap mendampingi pihak keluarga untuk membuat laporan langsung ke Propam Mabes Polri. Bahkan, KontraS juga akan menyurati Kompolnas serta Komnas HAM terkait persoalan ini.
“KontraS pada prinsipnya siap mendampingi keluarga korban untuk membuat laporan langsung (secara pidana maupun ke propam) ditingkat Polda Sumut, maupun ke Mabes Polri. Selain itu, kami akan segera menyurati dan meminta komnasham dan kompolnas untuk segera turun menginvestigasi kasus ini. Harapannya hasil temuan-temuan yang mereka dapatkan bisa lebih objektif dan mampu memenuhi rasa keadilan bagi korban,” tegasnya.
9 Hari Hasil Autopsi Belum Keluar
Keluarga Rifzal Bingung
Sudah 9 hari sudah berlalu pasca dilakukannya autopsi terhadap jenasah Rifzal Riandi Siregar warga Desa Napa, Kecamatan Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel) yang merupakan tahanan Mapolsek Batangtoru atas kasus perkelahian dengan oknum Polri, Bripda Khairil Fadli yang bertugas di Polsek Batangtoru di RS Bayangkara Medan. Namun sayang, hingga kini pihak keluarga belum juga menerima hasil autopsi tersebut.
Kepada wartawan, Kamis (14/9), abang kandung Rifzal, Rifki Sawali Siregar (27) mengatakan, saat ini pihak keluarga merasa cemas akibat belum adanya informasi dari pihak kepolisian mengenai hasil autopsi tersebut.
Padahal sewaktu berada di RS Bayangkara Medan, Selasa (5/9) lalu, pihak rumah sakit menyatakan hasil autopsi akan beritahu lebih dari sepekan.
“Belum ada bang kabarnya. Makanya cemas kami ini,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Rifki mengatakan, akibat kecemasan tersebut pihak keluarga pun akhirnya mempunyai fikiran negatif atas hasil autopsi tersebut. Dimana, saat ini pihak keluarga berasumsi kalau hasilnya sangatlah tidak memuaskan.
‘Kalau dari pihak keluarga bang ngak yakin hasilnya memuaskan,” celetuknya.
Sementara itu, mengenai belum keluarnya hasil autopsi tersebut KontraS Sumut pun angkat bicara. Melalui Koordinator Badan Pekerja KontraS Sumut, Amin Multazam mengatakan, pihaknya saat ini tengah berusaha supaya pihak keluarga untuk secepatnya melaporkan kejadian tersebut secara resmi ke Polda Sumut. Hal tersebut bertujuan supaya dilakukannya autopsi ulang terhadap jenasah Rifzal.
“Makanya kita mendorong kasus ini dilaporkan secara langsung bang. Biar ada proses otopsi ulang dan lain-lain,” ungkapnya.
Karena saat ini pihak keluarga tengah berembuk, KontraS pun belum berani berkomentar lebih banyak. Kendati demikian, KontraS berharap pihak keluarga secepatnya datang ke Medan untuk segera melaporkan kejadian tersebut ke Mapolda Sumut. (syaf)