TASLABNEWS.COM, KISARAN – Petugas gabungan yang terdiri dari Satpol PP Pemkab Asahan bersama Dinas Kesehatan melakukan razia di seluruh apotik dan toko obat yang ada di Kota Kisaran sekitarnya. Dalam razia tersebut tidak ditemukan obat jenis Paracetamol Caffein Carisoprodol (PCC) dan obat keras lainya beredar di Kabupaten Asahan.
Petugas sedang melakukan pengecekan ke apotik dan toko obat |
Kepala Dinas Kesehatan Asahan, dr Haris Yudhariansyah didampingi Plt Kasi Kefarmasian Zalidah Irayani SFarm Apt P kepada wartawan, Jumat (29/9) menjelaskan bahwa dari hasil kunjungan kesejumlah apotik dan toko obat pihaknya tidak menemukan obat yang menjadi keresahan masyarakat tersebut.
“Kami sudah melakukan pemeriksaan di beberapa apotik dan toko obat untuk mengantisipasi peredaran pil PCC hasilnya nihil,” kata Haris kepada wartawan usai melakukan sidak ke sejumlah apotik.
Untuk mengoptimalkan pencarian obat terlarang ini, Dinkes Asahan bekerjasama dengan Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Cabang Asahan untuk mengecek obat jenis lainya yang dikategorikan obat keras yang berbahaya dikonsumsi, namun juga tidak ditemukan.
“Ini berarti seluruh obat yang tergolong keras tidak beredar, selain itu ada aturan dalam mengkonsumsi obat keras harus sesuai dengan resep dokter tidak boleh dikonsumsi tanpa aturan,” sambungnya.
Dalam kunjungan tim, pihaknya juga melakukan pemeriksaan administarsi terhadap sejumlah apotik di Kota Kisaran diantaranya berdikari, paten, matahari dan lainnya hal ini dilakukan agar semua apotik beroperasi sesuai dengan standart aturan yang berlaku.
“Hasil pemeriksaan masih ada apotik yang kurang administrasinya tapi masih bisa dilakukan pembinaan,” ujarnya.
Meski tidak ada temuan pil PCC, Dinkes Asahan menyatakan akan terus melakukan langkah antisipasi peredaran obat keras tersebut terus dilakukan. Pengawasan dilakukan hingga ke wilayah kecamatan dan desa.
Salah seorang masyarakat Kota Kisaran Timur, Azhar mengaku lega atas sidak yang dilakukan oleh Dinkes Asahan ini. Selama ini pil PCC menurut pemberitaan disejumlah media sangat meresahkan apalagi jika disalahgunakan anak anak yang menjadi sasarannya.
“Melihat informasi yang diberitakan di media, efek dari pil tersebut sangat mengerikan bahkan bisa mengerengut korban jiwa. Sukurlah kalau di Asahan pil tersebut tidak ditemukan,” ujarnya. (syaf)