TASLABNEWS.COM, RANTAU – Polemik dugaan mark up proyek pengadaan tower wifi dan website di 75 desa di Kabupaten Labuhanbatu terus bergulir. Melalui pesan mesengger facebook dengan akun BaLaHa yang mengaku anak bupati membantah terlibat proyek wifi tersebut.
Konfirmasi wartawan dengan anak Bupati Labuhanbatu |
“Kalo untuk proyek saya tidak main, yang jelasnya saya hanya menampung pekerjaan yang memang sudah menjadi kemampuan saya sendiri,” ungkapnya melalui akun BaLaHa, Rabu (27/9).
BaLaHa mengaku jika dirinya saat ini sedang fokus pada usaha jasa percetakan.
“Sekarang ini saya berposisi sebagai jasa percetakan,” ujarnya.
Nama anak bupati mencuat setelah sumber di lingkungan Pemkab Labuhanbatu membeberkan peranan anak bupati sebagai motor untuk menekan pihak Kepala Desa melalui Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa agar menerima CV ZK sebagai pelaksana pekerjaan proyek pengadaan tower wifi dan website di 75 desa.
Seperti diberitakan sebelumnya, anak bupati disebut-sebut terlibat di pusaran dugaan mark up proyek tower wifi/website di 75 Desa se Kabupaten Labuhanbatu.
“Proyek tower wifi itu mainan anak bupati. Kalau tidak percaya bisa di cek,” kata salah seorang sumber terpercaya yang tidak ingin disebutkan namanya.
Anak bupati melalui Kepala Pemdes disebut-sebut telah mengatur agar seluruh Kepala Desa di Labuhanbatu bersedia menerima CV ZK sebagai operator proyek Tower Wifi/Website di 75 Desa.
Menurut sumber ini, proyek tersebut telah disetting sebelumnya agar perusahaan tersebut juga menjadi operator jaringan internet dengan memungut biaya operator sebesar Rp 500 ribu per desa.
Adapun sumber dana proyek pengadaan tower wifi di 75 desa se Kabupaten Labuhanabatu tersebut berasal dari alokasi dana desa (ADD). “Jadi harga sebenarnya tower ditambah website hanya senilai Rp 15 juta. Namun mereka titip harga Rp 20 juta, makanya setiap Desa membengkak harganya anatara Rp 37.9 juta sampai Rp 47 juta,” beber si sumber lagi.
Sementara, Bupati Labuhanbatu H Pangonal Harahap ketika dikonfirmasi wartawan melalui whatsapp membantah jika anaknya terlibat dalam dugaan korupsi proyek tower wifi/website tersebut.
“Anakku ngak ikut ikutan masalah tower,” kata Pangonal.
Dijelaskanya bahwa jika nama anaknya diseret-seret dalam kasus tersebut. “Mengatas namakan aja itu. Sering seperti itu adek, intinya anak abang nggak pernah ikut-ikutan dalam peroyek Pemda karena mereka memegang usaha abang, baik RAM maupun pengangkutan dan alat berat,” jelasnya. (syaf/int)