TASLABNEWS.COM, KISARAN-Salah seorang anggota ULP (Unit Layanan Pengadaan) Kabupaten Asahan bernama Mayer Samosir menjadi korban pemukulan salah seorang rekanan proyek berinisial MCS.
Pemukulan |
Pemukulan terjadi disebut-sebut karena Mayer Samosir tidak bisa menepati janjinya meloloskan tawaran lelang salah satu paket proyek yang diikuti MCS di ULP Asahan.
Akibat pemukulan tersebut, MCS di laporkan Mayer ke pihak Polres Asahan. Dan tak lama, gantian Mayer Samosir yang dipolisikan MCS ke pihak Polres Asahan, bernomor LP No 560/VIII/2017/SU Res Ash tertanggal 24 Agustus 2017.
“Kalau jumlahnya berapa, nanti kita buka di pengadilan, nggak etis dibuka di sini bro. Tapi memang ada kukasih uang senilai yang dia minta. Pas itu kami jumpa di lapangan Hokki jalan Mahoni sekitar bulan Maret. Tapi sampai sekarang nggak terealisasi,” ucap MCS saat bertemu awak koran ini beberapa hari lalu.
Sementara itu, Mayer Samosir saat dimintai tanggapannya mengaku telah menyerahkan sepenuhnya kasus tersebut, baik pelaporan pemukulan yang dialaminya maupun pelaporan MCS padanya ke pihak kepolisian.
“Untuk hal itu sudah ditangani oleh Polres Asahan, biar proses hukum yang berjalan pak,” jawab Mayer melalui pesan singkat.
Kembali saat dimintai tanggapannya terkait tudingan sejumlah rekanan yang menyebut dirinya sudah biasa menerima “upeti” bila ingin paket proyek yang diikuti rekanan dimenangkan, Mayer mengaku tuduhan itu memfitnah dirinya.
“Terimakasih buat informasinya Pak Purba. Yang bapak sebut tadi tidak ada. Tuduhan itu memfitnah saya Pak Purba. Kita serahkan proses hukum yang berjalan bapak. Terimakasih Pak Purba,” akhir Mayer membalas pertanyaan yang dikirimkan wartawan.
Terpisah, kepala ULP Asahan Zulkifli hingga saat ini belum berhasil ditemui wartawan. Saat awak koran ini menyambangi kantor ULP yang berada di dalam komplek kantor Bupati Asahan, pintu besi yang mengarah keruangan Zulkifli terkunci rapat.
“Kalau mau jumpa bapak itu, harus ada yang dikenal dulu, karna pintunya pakai sensor itu,” ucap salah seorang pegawai ULP.
“ULP itu sarang mafia proyek. Banyak permainan kotor di sana. Lelang yang dilakukan orang itu ecek-ecek, cuma formalitas. Buktinya, belum lagi pengumuman pemenang, sudah tahu siapa-siapa pemenang tender. 95 persen data pemenang lelang proyek yang ada samaku tak jauh dengan pengumuman orang itu,” ucap seorang rekanan meminta identitasnya disembunyikan seraya berjanji akan memberikan wartawan data-data pemenang tender yang dimilikinya. (syaf)