TASLABNEWS.COM, KISARAN-Diperkiraan sekitar seribuan rumah
warga yang ada di tiga kecamakatan di Kabupaten Asahan terendam banjir. Daerah
terparah terjadi di Desa Perkambungan Sei Dadap III dan IV, Kecamatan Sei Dadap
warga yang ada di tiga kecamakatan di Kabupaten Asahan terendam banjir. Daerah
terparah terjadi di Desa Perkambungan Sei Dadap III dan IV, Kecamatan Sei Dadap
“Desa Piasa Ulu, Desa Terusan Tengah, Kecamatan Tinggi
Raja, Desa Sei Silo Tua Kecamatan Setia janji, Desa Prapat Janji Kecamatan
Buntu Pane, dan terparah di sini bang. Curah hujan memang tinggi tiga hari
ini,” ucap M Zai Saragih, petugas BPBD Kabupaten Asahan saat ditanyai
wartawan di Posko Banjir, di Desa Perkampungan Sei Dadap III/IV, Senin (11/9)
sekira pukul 15.20 WIB.
Raja, Desa Sei Silo Tua Kecamatan Setia janji, Desa Prapat Janji Kecamatan
Buntu Pane, dan terparah di sini bang. Curah hujan memang tinggi tiga hari
ini,” ucap M Zai Saragih, petugas BPBD Kabupaten Asahan saat ditanyai
wartawan di Posko Banjir, di Desa Perkampungan Sei Dadap III/IV, Senin (11/9)
sekira pukul 15.20 WIB.
Lanjut Saragih, desa perkampungan Sei Dadap III/IV tergolong
parah karena di lokasi ini genangan air susah surut. Selain jalur aliran air
kecil, letak geografis daratan di lokasi berbentuk cekungan.
parah karena di lokasi ini genangan air susah surut. Selain jalur aliran air
kecil, letak geografis daratan di lokasi berbentuk cekungan.
“Di sini letaknya lebih rendah dari daerah disekitarnya
bang. Kalau hujan dua hari berturut-turut bisa dipastikan di sini banjir. Kita
siagakan perahu karet dan membentuk posko. Kedalaman banjir mencapai 1,5
meter,” ucapnya lagi.
bang. Kalau hujan dua hari berturut-turut bisa dipastikan di sini banjir. Kita
siagakan perahu karet dan membentuk posko. Kedalaman banjir mencapai 1,5
meter,” ucapnya lagi.
Darmin, Kepala Dusun III/IV Desa Perkampungan Sei Dadap
III/IV ditemui mengungkapkan, penyebab banjir ditenggarai disebabkan oleh belum
dilakukannya normalisasi sungai manis.
III/IV ditemui mengungkapkan, penyebab banjir ditenggarai disebabkan oleh belum
dilakukannya normalisasi sungai manis.
“Dinding sungai tak mampu lagi menampung debit air.
Sementara sungai manis belum pernah di normalisasi. Jadi air itu tidak mengalir
dengan baik. Sudah pernah kami sampaikan ke musrenbang, tapi hingga kini belum
terealisasi,” harap Darmin di lokasi.
Sementara sungai manis belum pernah di normalisasi. Jadi air itu tidak mengalir
dengan baik. Sudah pernah kami sampaikan ke musrenbang, tapi hingga kini belum
terealisasi,” harap Darmin di lokasi.
Senada, Supian (40) warga desa yang menjadi korban banjir
mengungkapkan, akibat banjir ini, segala aktivitas keluarga terganggu, di
karenakan jalan satu-satunya yang selama ini mereka lalui tergenang air.
mengungkapkan, akibat banjir ini, segala aktivitas keluarga terganggu, di
karenakan jalan satu-satunya yang selama ini mereka lalui tergenang air.
“Udah langganan bang. Daerah kami ini posisinya
cekungan. Jadi tempat pembuangan air dari desa-desa lain ke sini. Saya sampai
tidak kerja hari ini, anak-anak juga tidak sekolah. Abang liat sendiri dalam
kali banjirnya. Kalo hujan malam ini, dipastikan masuk ke rumah air. Dulu kalau
banjir kami masih ada jalur alternatif yang bisa dilalui sepedamotor. Tapi
sejak kebun PTPN 3 membuat benteng, pas di belakang rumah kami ini, nggak ada
jalan alternatif lagi,” aku ayah 3 anak ini di teras rumahnya.
cekungan. Jadi tempat pembuangan air dari desa-desa lain ke sini. Saya sampai
tidak kerja hari ini, anak-anak juga tidak sekolah. Abang liat sendiri dalam
kali banjirnya. Kalo hujan malam ini, dipastikan masuk ke rumah air. Dulu kalau
banjir kami masih ada jalur alternatif yang bisa dilalui sepedamotor. Tapi
sejak kebun PTPN 3 membuat benteng, pas di belakang rumah kami ini, nggak ada
jalan alternatif lagi,” aku ayah 3 anak ini di teras rumahnya.
“Bulan ini sudah tiga kali banjir. Terparah bulan Mei
lalu. Selain posko dan dapur umum, kita juga menyiapkan obat-obatan, seperti
obat gatal bagi warga yang membutuhkan. Sedikitnya ada 60 rumah yang tergenang
banjir. Pak camat juga sudah turun bang,” ujar Siti Zubaidah, Kades
Perkampungan Sei Dadap III/IV pada awak koran ini. (syaf)
lalu. Selain posko dan dapur umum, kita juga menyiapkan obat-obatan, seperti
obat gatal bagi warga yang membutuhkan. Sedikitnya ada 60 rumah yang tergenang
banjir. Pak camat juga sudah turun bang,” ujar Siti Zubaidah, Kades
Perkampungan Sei Dadap III/IV pada awak koran ini. (syaf)