TASLABNEWS-COM, LABUHANBATU– Meski sudah enam bulan, namun hasil otopsi atas
kasus kematian Saparuddin Nasution alias Unyil (30) napi kasus narkoba yang
tewas di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Rantauprapat, Labuhanbatu
masih belum jelas. Hal ini membuat keluarga jadi bertanda tanya.
kasus kematian Saparuddin Nasution alias Unyil (30) napi kasus narkoba yang
tewas di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Rantauprapat, Labuhanbatu
masih belum jelas. Hal ini membuat keluarga jadi bertanda tanya.
Hermadani Nasution (40) alias Dogol, warga Desa Sei Kasih,
Kecamatan Bilah Hilir, Kabupaten Labuhanbatu abang kandung Unyil mengaku heran
karena kasus yang dialami adiknya sudah enam bulan berlalu namun tanpa ada
kejelasan.
Kecamatan Bilah Hilir, Kabupaten Labuhanbatu abang kandung Unyil mengaku heran
karena kasus yang dialami adiknya sudah enam bulan berlalu namun tanpa ada
kejelasan.
Menurut Hermadani, adiknya Saparuddin Nasution alias Unyil
merupakan napi kasus narkoba yang tewas di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas
IIA Rantauprapat, Labuhanbatu, Sumatera Utara (Sumut), belum juga diketahui
oleh pihak keluarga.
merupakan napi kasus narkoba yang tewas di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas
IIA Rantauprapat, Labuhanbatu, Sumatera Utara (Sumut), belum juga diketahui
oleh pihak keluarga.
Padahal kuburan almarhum Unyil sudah dibongkar tim forensik
Poldasui pada Kamis (23/2) lalu. Kasus kematian yang diduga tak wajar itu juga
telah dilaporkan pada Selasa (20/9) 2016 lalu, sesuai laporan polisi nomor:
LP/1754/ lX/2016/SU/RES-LBH. Meski sudah dipertanyakan pihak keluarga
berkali-kali, namun belum ada kepastian kapan akan diketahui hasil otopsinya.
Poldasui pada Kamis (23/2) lalu. Kasus kematian yang diduga tak wajar itu juga
telah dilaporkan pada Selasa (20/9) 2016 lalu, sesuai laporan polisi nomor:
LP/1754/ lX/2016/SU/RES-LBH. Meski sudah dipertanyakan pihak keluarga
berkali-kali, namun belum ada kepastian kapan akan diketahui hasil otopsinya.
Padahal dengan hasil otopsi tersebut bisa diketahui, korban
tewas karena sakit atau karena penganiayaan. “Belum ada kami terima hasil
otopsi almarhum adik kami Unyil. Waktu pembongkaran kuburannya pihak dokter
forensik mengatakan kepada keluarga hasil otopsi akan diketahui setelah dua minggu
paling lama, maksimal,” kata Dogol.
tewas karena sakit atau karena penganiayaan. “Belum ada kami terima hasil
otopsi almarhum adik kami Unyil. Waktu pembongkaran kuburannya pihak dokter
forensik mengatakan kepada keluarga hasil otopsi akan diketahui setelah dua minggu
paling lama, maksimal,” kata Dogol.
“Namun sampai saat
ini kami belum mengetahui apa hasilnya, ditanya sama penyidiknya, jawabnya
tidak pasti, nantilah kalau udah datang hasilnya dari polda kita baca sama-sama
kata penyidiknya. Yang pasti keluarga kecewalah,” kata Dogol lagi.
ini kami belum mengetahui apa hasilnya, ditanya sama penyidiknya, jawabnya
tidak pasti, nantilah kalau udah datang hasilnya dari polda kita baca sama-sama
kata penyidiknya. Yang pasti keluarga kecewalah,” kata Dogol lagi.
Dogol menyebutkan
akan menunggu apapun hasil otopsi tersebut. Namun jika hasilnya tidak sesuai
dengan apa yang diprediksi, maka keluarga akan melakukan otopsi ulang ke
Siantar.
akan menunggu apapun hasil otopsi tersebut. Namun jika hasilnya tidak sesuai
dengan apa yang diprediksi, maka keluarga akan melakukan otopsi ulang ke
Siantar.
“Kita akan tunggu apapun hasil otopsinya, kalau kita tidak
puas hasilnya, kita otopsi aja lagi sendiri, kita bawa ke Siantar jadi bisa
langsung kita komunikasi sama dokter otopsinya,” sebutnya.
puas hasilnya, kita otopsi aja lagi sendiri, kita bawa ke Siantar jadi bisa
langsung kita komunikasi sama dokter otopsinya,” sebutnya.
Dogol dan keluarga berkeyakinan penuh bahwa hasil otopsi
tersebut positif adanya penganiayaan hingga menewaskan almarhum Unyil.
tersebut positif adanya penganiayaan hingga menewaskan almarhum Unyil.
“Ya kami berkeyakinan
penuh, bahwa hasil otopsi itu positif adanya penganiayaan, sebelum kabar
meninggalnya adik kami itu saat hari raya haji, kami baru saja berkomunikasi
sama almarhum setelah selesai komunikasi tiba- tiba kami dapat kabar Unyil
meninggal dan saat kami mau datang melihatnya, kami tidak dikasi pihak Lapas
dengan alasan jasad Unyil akan diantar ke rumah,” kenangnya.
penuh, bahwa hasil otopsi itu positif adanya penganiayaan, sebelum kabar
meninggalnya adik kami itu saat hari raya haji, kami baru saja berkomunikasi
sama almarhum setelah selesai komunikasi tiba- tiba kami dapat kabar Unyil
meninggal dan saat kami mau datang melihatnya, kami tidak dikasi pihak Lapas
dengan alasan jasad Unyil akan diantar ke rumah,” kenangnya.
“Saat kami cek jasadnya, wajah lebam dan mulut mengeluarkan
darah dan keluarga tidak mau menandatangani surat penyerahan mayat Unyil,” tandasnya.
darah dan keluarga tidak mau menandatangani surat penyerahan mayat Unyil,” tandasnya.
Sementara Kapolres Labuhanbatu AKBP Frido Situmorang saat
dikonfirmasi terkait hasil otopsi Unyil menjelaskan, pihaknya juga belum
mendapatkan hasil otopsi tersebut dari pihak Polda Sumut.
dikonfirmasi terkait hasil otopsi Unyil menjelaskan, pihaknya juga belum
mendapatkan hasil otopsi tersebut dari pihak Polda Sumut.
“Sampai saat ini hasil otopsi belum diterima penyidik mas,
tapi sudah diperintahkan untuk menanyakan ke Labfor mas,” kata AKBP Frido. (syaf/pjc/int)
tapi sudah diperintahkan untuk menanyakan ke Labfor mas,” kata AKBP Frido. (syaf/pjc/int)