TASLABNEWS.COM, KISARAN – Rasa haru, bangga dan senang bercampur aduk terpancar dari 40 orang anggota Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) usai mereka berhasil menaikkan bendera Merah Putih dalam upacara HUT ke-72 tahun kemerdekaan RI di Kabupaten Asahan yang digelar di lapangan alun-alun Rambate Rata Raya Asahan.
Mutia Wulandari, pelajar SMK 1 Yapim Simpang Kawat yang membawa baki bendera Merah Putih. |
Tak terkecuali bagi Mutia Wulandari, pelajar SMK 1 Yapim Simpang Kawat yang bertugas sebagai pembawa baki. Anak pertama dari pasangan suami istri Ramli dan Kuswati ini sebenarnya tidak menyangka akan menerima bendera merah putih dari Bupati Asahan selaku Inspektur Upacara untuk dikibarkan pada upacara peringatan hari kemerdekaan.
“Saya juga tidak menyangka, sebab banyak teman-teman lain yang rasanya punya kemampuan serupa tapi Alhamdulillah saya terpilih bisa bikin bangga orang tua,” kata Mutia saat diwawancarai wartawan, Minggu (20/8).
Siswi kelas XI kelahiran 22 April 2001 ini mengaku, kedatangan kedua orang tuanya langsung ke lapangan mengikuti upacara semakin menambah motivasinya untuk melakukan tugas mulia tersebut dengan sebaik baiknya.
Ramli sang ayah warga Desa Mekar Tanjung, Dusun III, Kecamatan Air Batu yang hanya berprofesi sebagai peternak mengakui sejak kecil putri sulungnya itu gemar mengikuti kegiatan baris berbaris. Ketika mengetahui anak pertama dari empat bersaudara tergabung dalam Paskibra Asahan mereka langsung memberikan dukungan dan doa.
“Sejak kecil dia memang sudah bercita cita jadi Polwan. Oleh karena ini kami sangat mendukung aktivitas putri kami ini,” ujar Ramli.
Secara terpisah, Perwira Pelatih Paskibra Asahan Sertu Abduh Ayub Nasution, mengatakan bahwa petugas pembawa baki merupakan orang yang terpilih secara disiplin dan mental.
“Saat naik ke podium untuk menerima bendera suasana pasti sangat hening. Kita perlu orang yang tak sekadar bagus berbaris tapi harus kuat mental,” pungkasnya.
Pengibaran bendera Merah Putih di Kabupaten Asahan menggunakan formasi bunga teratai dan mata rantai. Teratai adalah tanaman yang dapat tumbuh di dua tempat darat dan air dengan makna bahwa Pemuda Indonesia harus siap melaksanakan tugas dimana saja. Sementara itu mata rantai yang terdiri dari lingkaran dan belah ketupat yang berarti persatuan, persamaan dan kekeluargaan. (syaf)