Hermes Thamrin |
Bisnis ritel spesialis telepon seluler (ponsel) yang dia geluti mampu membawanya menjadi pengusaha ponsel terbesar di Indonesia saat ini.
Ketika ia memulai bisnis secara spesialisasi di bidang ponsel pada tahun 1997 silam, di bawah bendera PT Bimasakti Usindo Persada, banyak orang yang menertawakannya.
Maka, lihatlah usaha yang ditekuninya sekarang. Selain sukses mendirikan Graha Nokia dan outlet Nokia Profesional Center (NPC) pertama di Asia, ia juga membuka Global Teleshop.
Kesuksesan yang diraih Hermes Thamrin dalam membangun jaringan bisnis ponsel di Indonesia melalui jalan panjang dan berliku. Naluri seorang pekerja keras dan entrepreneur mulai terlihat sejak kecil.
Tentang ide usaha ini, menurut Hermes, panggilan kecilnya, ia peroleh setelah melihat ampas kelapa sisa produksi yang jumlahnya cukup banyak, tetapi dibuang begitu saja.
Lebih mengembangkan naluri bisnisnya yang memang kuat, kuliahnya pun terbengkalai. Dunia kerja ia masuki sebagai tenaga pemasaran pada perusahaan kosmetik merek Max Factor, selama dua tahun.
Pada perusahaan tersebut, ia memelopori model pemasaran Hazeline Snow dengan sales promotion girl (SPG), tanpa sepengetahuan pimpinannya di Jakarta.
10 tahun menjadi manajer marketing, hidupnya sebagai orang kantoran sudah terjamin. Gaji besar, fasilitas lengkap seperti mobil dan rumah telah tersedia.
Pada 1982 ia berhenti menjadi seorang profesional dan banting setir menjadi seorang entrepreneur.
Selama menjadi seorang wirausahawan, ia membidani lahirnya berbagai perusahaan, seperti PT Progisa Utama, perusahaan distribusi pembalut wanita, PT Sindo Prima Diwisesa, distributor cat untuk keperluan industri, serta PT Komiku Mediatama, perusahaan pemegang lisensi dan merchandise aneka film kartun.
Dalam berusaha, Hermes berprinsif, kerja sekeras apapun tidak akan memperoleh hasil maksimal tanpa adanya kebulatan visi, misi, dan filosofi.
Demikian pula dalam menjalankan bisnisnya di bidang selular.
Mengenai filosofi yang mendasari langkah bisnis ponselnya, President Director PT Cipta Multi Usaha Perkasa ini mengaku menerapkan filosofi yang diistilahkannya dengan enam bintang, antara lain lokasi strategis, ragam pilihan produk, jaminan produk, harga bersaing, langsung aktif, dan pelayanan profesional.
Menurutnya, tidak mudah mencapai predikat sebagai perusahaan yang memiliki jaringan distribusi telepon selular terluas di Indonesia. Namun, dengan komitmen pelayanan terpadu, ia mencoba tidak sekadar menjual handset, aksesoris. atau produk telepon selular lainnya.
Menomorsatukan orang yang memiliki integritas dan loyalitas, serta menempatkannya sesuai dengan kemampuan bidangnya merupakan kiat Hermes bertahan menghadapi persaingan bisnis.
Komitmennya yang besar terhadap bisnis selular, tidak saja ia wujudkan dalam bentuk outlet yang kini tersebar di 14 provinsi, tetapi juga lewat majalah Selular, sebuah majalah bulanan yang khusus membahas berbagai masalah berkaitan dengan ponsel. Majalah bulanan, yang diterbitkan pertama kali, bulan April 2000 ini oplahnya terus meningkat dan mendapat sambutan positif di masyarakat.
Pengakuan masyarakat sebagai pengusaha properti yang patut disegani juga telah dimiliki Hermes yang sejak tahun 2000 lalu mendirikan perusahaan properti, Global Realty Internasional berpusat di Sydney, Australia.
Berangkat dari hobi membaca semua bidang untuk memperluas wawasan, lulusan SMA ini banyak tahu tentang regulasi, kultur, alam, dan iklim investasi.
Guna melebarkan sayap bisnisnya di bidang properti, ia pun melirik Aceh. Langkah ini tentu saja menggoyahkan stigma Aceh sebagai kawasan investasi yang tidak aman dan rawan konflik.
Dengan mantap dan optimistis, ia pun membangun Swiss Bell Hotel. Hotel jaringan internasional asal Eropa, ini ibarat mainan baru bagi Hermes. Yang unik, tempat penginapan yang menyediakan 159 kamar yang dikelola Hermes juga direncanakan memiliki fasilitas sekolah pariwisata. “Saya pikir tadinya mau buat yang kecil-kecil saja. Dalam perjalanan banyak masukan-masukan,” katanya, prihal bisnis propertinya ini.
Naluri bisnis Hermes tak berhenti sampai di sini. Kawasan agrobisnis “Sentul Paradiso” yang berlokasi di Desa Cijayanti, Sentul Selatan, makin menguatkan eksistensi Hermes sebagai pengusaha properti yang patut diperhitungkan. Seperti saat berbicara tentang industri ponsel dengan nada berapi-api, ia pun dengan penuh semangat bercerita tentang rencana bisnisnya ini.
Ia menyebut kawasan agrobisnis ini sebagai resort yang terintegrasi. Ia berencana kawasan ini tak hanya menyediakan fasilitas resort, tapi juga ada perkebunan coklat. Hermes mengakui, ide ini muncul setelah ia melihat-lihat satu perkampungan dari Niss (Perancis) ke Montecarlo. Di tengah jalanan yang berliku, terdapat sebuah pabrik parfum (concentrate-nya) yang menyuguhkan pengalaman baru tentang proses pembuatan parfum, dari berupa batangan pohon sampai jadi parfum.
Kebun coklat dipilih Hermes, karena coklat digemari orang dari berbagai lapisan, dari anak kecil sampai tua. Sayangnya, mayoritas orang tidak tahu, pohon cokelat, bentuk biji, proses pembuatan itu bentuknya seperti apa. Inilah yang merangsang instink bisnis Hermes, untuk menjadikan kawasan ini sebagai resort terpadu. Kawasan ini dimaksudkan sebagai tempat pembelajaran keluarga di akhir pekan, lengkap dengan tempat penginapannya.
Di lahan seluas 13 hektar ini tadinya direncanakan akan dibangun perumahan ini, Hermes mendadar mimpinya yang baru. “Saya punya mini plan mengenai process chocolate plann-nya. Itu nantinya ada mini plan, ada mixer, ada wholeemile sampai ke depositor sampai jadi, ada proses produksinya seperti pabrik cokelat mini,” katanya sambil menunjukkan gambar yang dimaksud.
Obsesi mengembangkan kawasan agrobisnis ini tampaknya berawal dari hobinya berkebun. Lihat saja pekarangan rumahnya yang seluas 6500 meter di daerah Cilandak, Jakarta Selatan. Tempat tinggal eksekutif yang biasa bangun jam 05.30 WIB ini terlihat sangat asri dengan 15 pohon Rambutan, 15 pohon Mangga, 12 pohon Kelapa, pohon Alpukat, pohon Duren, dua pohon Sawo, dua pohon Belimbing, Jeruk Bali.
Tanpa manajer investasi pribadi, Hermes terus menggelembungkan pundi-pundi investasinya.