TASLABNEWS.COM, KISARAN- Nasib apes dialami petugas keamanan kebun kelapa sawit PT Socfindo Aek Loba, Kecamatan Aek Kuasan. Niat hati hendak menggagalkan rencana pencurian sawit di kebun yang dijaganya, Heri Syahputra (38) malah kehilangan tangannya akibat dibacok pakai arit yang dibawa tersangka yang terakhir diketahui bernama Asmanto Marpaung (40).
Heri centeng kebung yang tangannya putus diegrek pria stres saat ditolong warga. |
Informasi diperoleh, Sabtu (5/8), peristiwa naas yang dialami korban terjadi Jumat (4/8) sekira pukul 17.00 WIB. Saat itu Heri bersama rekannya Mulyadi (29) sedang bertugas menjaga kebun di Blok 59 Afd III. Lalu keduanya melihat seorang pria masuk ke dalam perkebunan sambil membawa sebuah egrek (alat panen buah sawit).
Lalu keduanya mendatangi Asmanto yang merupakan warga Desa Alang Bon Bon, Kecamatan Aek Kuasan. Lalu Heri meminta agar Asmanto jangan melakukan pencurian sawit.
Asmanto yang dikenal keduanya sebagai pria stres malah mengamuk dan mengejar mereka sembari menghayunkan egrek kepada Heri Syahputra. Heri yang tidak sempat mengelak saat itu tersungkur di tanah.
“Begitu korban terjatuh, pelaku langsung mengayunkan egreknya secara membabi buta. Akibatnya korban mengalami luka bacok di lengan kanan hingga putus, tangan kiri robek hampir putus, paha kiri robek, pinggang sebelah kanan luka robek dan luka robek dalam dekat ulu hati,” ucap Kapolsek Pulo Raja AKP Juriadi SH ditemui wartawan diruangannya, Sabtu (5/8) sore.
Lanjut Juriadi, usai mendapat laporan kejadian itu, pihaknya langsung menuju kediaman pelaku.
“Karena jiwa pelaku ini terganggu, jadi kita melakukan pendekatan lebih biar pelaku ikut ke polsek. Kita bawa cakap dan santai. Orangtua pelaku juga mengaku senang kalau anaknya ini dibawa polisi. Kalo dibilang suka mengganggu tidak juga, cuma ya gitu, kata ayah pelaku, kalau dia marah suka ngancam orang, jadi ayahnya takut. Pelaku tinggal sama ayah, mamak sama satu orang kakaknya,” ucap Juriadi.
Lanjut Juriadi, untuk menghindari hal yang tak diinginkan, pelaku pagi harinya langsung dikirim ke salah satu rumah sakit jiwa di Kota Medan.
“Saat kita menemui pelaku di rumahnya, satu jam setelah kejadian, dia santai aja macam nggak ada kejadian. Rencana akan dilaksanakan obsevasi di RSJ Medan. Kalau proses hukumnya kita liat hasil observasi rumah sakit jiwa apa benar pelaku ini mengalami gangguan jiwa. Korban juga saat ini dibawa keMmedan, karena agak parah luka nya,” ucap Juriadi.
Terpisah, Mulyadi, rekan korban ditanyai awak koran ini melalui sambungan seluler, Sabtu (5/8) sekira pukul 18.10 WIB menceritakan, antara pelaku dan korban sempat berbincang-bincang.
Kepada mereka, pelaku mengaku kalau kebun sawit yang akan dipanennya itu adalah milik ayahnya. Bahkan kepada korban, pelaku sempat meminta sebatang rokok, hanya saja permintaan pelaku tidak ditanggapi.
“Aku duduk di kreta, yang turun si Heri, jumpai dia pas lagi duduk di bok. Dia ngaku kalo itu kebun bapaknya. Trus pas minta rokok gak dikasih si heri. Pas mau diambil si Heri egreknya, dia melawan, marah. Gitu dia mau bacok aku ya langsung gas kretaku, si Heri lari dan dikejar pelaku. Pas lari itulah kena egrek si Heri. Gitu jatuh langsung dibacok. Memang udah sering dia ini nyuri sawit bang,” ucap warga Desa Aek Loba Kecamatan Aek Kuasan ini sembari mengaku masih trauma atas kejadian itu. (ind/syaf)