Warga mengambil kepala babi hutan yangn ditemuka di depan masjid. |
MADINA – Menjelang waktu sholat Subuh, Minggu (9/7) sekira pukul 05.00 WIB. masyarakat dikagetkan dengan penemuan kepala babi hutan yang diduga sengaja diletakkan di tangga Masjid Al-Ikhlas, Dusun Simpang Bambu, Desa Sundutan Tigo, Kecamatan Natal, Kabupaten Mandailing Natal.
Informasi yang dihimpun, warga setempat, Asrin Pohan, menuturkan, kepala hewan yang merupakan najis berat dalam ajaran Islam itu pertama kali ditemukan oleh Nazir Masjid, Hasyim Dalimunthe saat hendak membuka tempat ibadah itu dan melaksanakan sholat subuh.
“Langsung diberitahukan sama warga. Warga datang, dan kemudian dilaporkan ke polisi. Polisi juga sudah datang, kepala babinya sudah dibawa, kami di sini sudah mensamak (mensucikan) nya,” katanya dalam laporan sambungan telepon selular.
Polisi dipimpin Kapolsek Natal, AKP GR Purba didampingi personil, Bripka Mahmuddin SH, Brigadir IR Marpaung dan Bripda Buha Sihombing pun telah membawa kepala hewan liar yang ditusuk dengan kayu sepanjang 60 sentimeter itu sebagai barangbukti.
Polisi itu juga meminta kesaksian dari 4 warga setempat yakni, Majir (20), Maslin br Pohan (45), Masari Lubis (40) dan Abu Kasiro Siregar (40).
Selanjutnya, Kapolsek, Danramil dan Muspika lainnya, siang ini mengumpulkan tokoh masyarakat dan tokoh lintas agama di dusun Simpang Bambu beserta Kepala Desa Sundutan Tigo.
Penemuan kepala babi yang ditusuk menggunakan kayu sepanjang 60 sentimeter sempat menimbulkan kekhawatiran akan menjadi pemicu konflik di desa tersebut.
Akan tetapi, setelah kepolisian dari Polsek Natal mengangkat barangbukti dari TKP serta meminta keterangan saksi-saksi. Pada Siang harinya, seluruh Muspika dimulai dari Camat, Kapolsek dan Danramil 19 Natal serta tokoh masyarakat dan lintas agama desa itu dikumpulkan di Mapolsek Natal.
Dari pertemuan itu, diterangkan Danramil, Kapten A Muis Nasution, pada masyarakat desa dan di dusun tempat kejadian perkara sendiri, sepakat untuk menjaga keharmonisan dan kerukunan yang selama ini terjaga. Meskipun demikian katanya, pihak keamanan dari Polisi dan TNI tetap berjaga mengantisipasi jika konflik terjadi.
“Masyarakat itu tidak ada masalah kok, rukun-rukun saja,” katanya.
Kemudian terkait pelaku, katanya, Polisi dan TNI masih menyelidiki. “Justru si pelakunya itu kan belum diketahui, masih kita cari dan masih kita selidiki. Dan, masyarakat itu pun mendukung. Mereka bersedia dan ingin turut mencarinya. Kalau masalah tidak ada ya, masyarakatnya kedua belah pihak tidak ada. Dengan umat Islam pun tidak ada, tetap harmonis dan menjaga kerukunan umat beragama,” tegas perwira pertama TNI itu.
Kepala Desa Sundutan Tigo, Taslim yang dihubungi Metro Tabagsel mengatakan, hingga saat ini, pihaknya belum mengetahui apa motif potongan kepala babi diletakkan di tangga masjid. Pihaknya selaku Kepala Desa juga perangkat Desa telah menyerahkan sepenuhnya kepada pihak Kepolisian.
Ia menceritakan, penduduk di dusun Simpang Bambu ada sekitar 70 persen merupakan pemeluk agama Kristen atau nasrani, dan hanya sekitar 30 persen pemeluk agama Islam. Namun, selama ini tidak pernah terjadi keributan antar pemeluk agama. Dan, penduduk nasrani itu adalah suku Batak, Nias dan Pesisir yang sudah ada puluhan tahun lamanya.
“Setahu saya sejak dulu tidak pernah ada keributan, warga kami saling menghormati dan menghargai, kalau misalnya ini dikaitkan dengan isu SARA atau semacam penistaan agama, saya belum yakin ke sana arahnya, apalagi banyak warga di dusun Simpang Bambu yang kerjaannya berburu di hutan. Bisa saja karena kelalaiannya sehingga diletakkan begitu saja, tetapi kami menyerahkan sepenuhnya kepada Kepolisian,” ungkapnya.
Terpisah, tokoh pemuda Desa Sundutan Tigo, Akian Nasution SH yang dihubungi mengatakan, selama ini tidak pernah terjadi keributan tentang SARA atau penistaan di dusun Simpang Bambu, meski di dusun tersebut kebanyakan penduduknya pemeluk agama Kristen.
Kapolres Madina AKBP Martri Sonny SIK yang dihubungi wartawan membenarkan kejadian tersebut. Hanya saja, pihaknya sedang menanganinya sebaik mungkin.
“Kita sedang mengupayakan (mencari pelakunya), dan kita mengimbau kepada semua masyarakat agar tidak terprovokasi. Mari sama-sama ciptakan situasi yang kondusif dan aman,” pesannya. (syaf/mt/int)