Akbid Ikabina Rantauprapat diduga keracunan makanan hingga terpaksa dirawat di RSUD Rantauprapat, Selasa (18/7).
Informasi dihimpun, peristiwa itu bermula saat para korban menyantap sarapan pagi yang disiapkan pihak kampus. Namun selang beberapa menit usai menyantap sarapan pagi dengan menu tempe dan terong tersebut, mereka pun satu persatu mengalami mual, mutah dan sakit perut (mencret).
“Kebetulan kami lagi praktek belajar di rumah sakit ini, jadi langsung saja dirawat di UGD ini,” ujar Fika, salahsatu mahasiswa yang menjadi korban.
Humas RSUD Rantauprapat, Doni Simamora juga membenarkan adanya 7 tujuh mahasiswa Akbid yang dirawat akibat mual dan mencret secara mendadak. Namun katanya, pihaknya tidak dapat menyimpulkan penyebab sakitnya mahasiswa akibat keracunan. Sebab, penetapan itu harus melalui pemeriksaan intensif.
“Untuk kondisi para korban, saat ini sudah mulai membaik,” jelasnya.
Sayangnya, Direktur Akbid Ikabina Rantauprapat, Rani Darmasakti Tanjung, M.Kes, hingga kini belum dapat dimintai keterangan.
Sementara Kabag Administrasi Protokoler Pemkab Labuhanbatu Supardi Sitohang mengatakan kalau Bupati Labuhanbatu H Pangonal Harahap telah memerintahkan pihak Dinas Kesehatan untuk melakukan investigasi ke RSUD dan Ke Yayasan Akbid Ika Bina Rantauprapat di jalan Suka Dame Kelurahan Urung Kompas Kecamatan Rantau Selatan.
Dari hasil investigas yang langsung dilakukan Plt Kepala Dinas Kesehatan Labuhanbatu Hasnul Basri didapat kesimpulan bahwa sebanyak 8 orang mahasiswi menderita mencret,demam, mual, muntah dan lemah dengan attack rate (angka serangan) sekitar 8,8 persen.
“Bupati sangat perhatian dengan kasus ini walaupun beliau saat ini sedang berada diluar daerah, beliau tetap berdoa agar para korban cepat sembuh hingga bisa melanjutkan study,” ungkapnya.
Supardi menjelaskan, penderita pertama diketahui sudah mengalami gejala diare sekitar pukul 01.00 WIB dini hari. Sedangkan korban terakhir mengalami gejala sekitar pukul 16.00 WIB.
“Dan sampai saat ini belum ditemukan kasua baru,” ungkapnya.
Kata Supardi, pihak Dinas Kesehatan masih mendalami kasus ini dengan melakukan koordinasi dengan pihak RSUD Rantauprapat dan pengelola Akbid Ikabina Rantauprapat.
Pihak Dinas Kesehatan, lanjut Supardi, juga sudah melakukan tindakan berupa mengambil spesimen dari pasien, air minum, air untuk memasak dan sisa makanan dari dapur asrama untuk diperiksa di laboratorium serta melakukan inspeksi sanitasi di dapur asrama tersebut.
“Jadi persoalan ini juga didalami dinas kesehatan,” ungkapnya.
Kapolres Labuhanbatu, AKBP Frido Situmorang melalui Kasat Reskrim, AKP T Fathir menjelaskan, pihaknya tengah mendatangi asrama kampus untuk mencari barang yang diperlukan.
Ditanya apakah ada dugaan bahwa ke-7 calon bidan tersebut mengalami keracunan, AKP T Fathir mengaku belum dapat memberikan kepastiannya.
“Belum tahu. Awalnya kita dapat info itu, lalu di cek ke RSUD Rantauprapat bersama dengan Kepala Dinas kesehatan,” ujarnya. (syaf/int)