Dua jasad wanita paruh baya yang tewas di dalam kamar. |
KISARAN – Warga Desa Lobu Rappa Kecamatan Aek songsongan Kabupaten Asahan heboh. Klara boru Sialagan (56) warga Desa Silau Jawa Kecamatan Bandar Pasir Mandoge dan Nursi boru Sirait (54), warga setempat, ditemukan bersimpah darah dan meninggal dunia dalam rumah Nursi, Selasa (11/7) sekira pukul 03.00 WIB.
Jasad kedua wanita paruh baya itu pertama kali ditemukan oleh Parlin Sirait (26), anak bungsu Klara boru Sialagan.
Info diperoleh, subuh itu, Parlin baru saja datang dari Kota Kisaran menuju rumah Nursi yang merupakan namborunya (bibik) sendiri, usai menghadiri pesta.
Sampai di lokasi, ayah satu anak yang ditinggal pergi istrinya itu memanggil nama kedua korban. Tak juga mendapat sahutan, Parlin menuju ke samping rumah. Namun baru saja tangannya mengetuk pintu samping yang terbuat dari kayu itu, pintu langsung terbuka.
Penasaran, pria pengangguran ini langsung memeriksa seisi rumah sembari memanggil nama kedua korban.
Saat pintu kamar Nursi disorongnya, pemandangan tragis pun tersaji, wanita yang melahirkannya ke dunia itu didapati meninggal dunia dengan tubuh penuh luka dan bersimpah darah diatas tempat tidur, dengan posisi menyamping.
Begitu juga dengan namborunya, Nursi, wanita beranak 6 yang ditinggal mati suaminya sekira 5 tahun lalu itu diliatnya dengan kondisi yang sama dengan ibunya, di lantai kamar.
Penemuan itu langsung dilaporkan Parlin ke salah satu warga, bernama Nurmawati boru Pasaribu (52) yang tinggalnya berjarak sekitar 300 meter dari rumah korban.
Pada Nurmawati, sembari memeluk, Parlin menyebut kalau ibu dan namborunya itu telah meninggal dunia.
“Wak wak udah ninggal mamaku sama Nursi br sirait di rumah namboru,” akunya.
Pengakuan ini lantas ditanyakan Nurmawati mengapa bisa seperti itu dan langsung dijawab Parlin.
“Enggak tahu wak,” ucapnya dan langsung pengakuan ini diteruskan Nurmawati kepada warga lain dan diteruskan ke pihak kepolisian dari Polsek Bandar Pulo.
“Motif sementara pencurian dengan kekerasan. Karena saat itu sejumlah barang berharga milik kedua korban, 2 unit hp hilang.
Korban Klara mengalami luka tusuk sebanyak 4 liang di punggung, Nursi luka 6 tusukan dipinggang sebelah kanan dan kiri.
“Barang bukti kita amankan sebuah sprei bernodakan darah, satu buah karpet plastik dan satu potong kayu broti tanpa bercak darah,” terang Kapolsek Bandar Pulo AKP M Surbakti pada awak koran ini di ruangannya, Selasa (11/7) sekira pukul 17.00 WIB.
Foto-foto korban semasa hidup |
Lanjut Surbakti, pihaknya masih mendalami dan menyelidiki peristiwa itu dengan memintai keterangan saksi dan olah TKP.
“Suami dari Klara yang tinggal tak jauh dari lokasi sudah kita amankan guna dimintai keterangan begitu juga dengan saksi saksi lain termasuk anak korban yang menemukan pertama kali. Kedua korban sudah kita bawa ke rumah sakit di Siantar untuk autopsi. Mohon doanya agar kasus ini bisa terungkap dan pelaku bisa kita ringkus,” ucap Sembiring.
Sementara itu, Parlin Sirait ditanyai wartawan mengaku, sebelum penemuan tragis itu, dirinya baru saja pulang pesta di Kota Kisaran. Mengaku takut tinggal sendirian di rumah mereka di komplek perumahan guru SD Negri Bandar Pasir Mandoge, dirinya langsung menyusul ibunya ke rumah korban Nursi.
“Aku baru pulang pesta. Karna mamak ke sini maka kususul naik kretaku, takut aku tinggal di rumah sendiri. Mamak sudah tiga hari disini, karna libur sekolah. Kalau mamak kesini ya tidur tempat namboru (Nursi),” akunya santai.
Disinggung apakah selama ini ibunya ada bermasalah dengan orang lain, Parlin mengaku hal itu tidak ada.
“Gak ada setahuku, mamakku orangnya baik. Sama kami juga gak ada ribut. Bapak sama mamak sudah pisah lima tahun lalu, tapi aku tahu gak ada masalah selama ini,” aku pria pengangguran ini.
“Selesai di otopsi, besok lah mamak langsung di kubur,” timpal Liston Manik, anak Sulung Nursi Sirait pada wartawan.
Rudi Marpaung kepala dusun setempat saat ditanyai wartawan menyebut, selama ini, kedua korban diketahuinya tidak pernah bermasalah dengan warga.
“Bu Klara itu guru saya dulu disini. Setahuku, karna cekcok sama suaminya lah dia minta pindah tugas. Orangnya baik, gitu juga bu Nursi. Selama ini saya tahu gak ada masalah. Bu Klara dulu juga warga sini dan suaminya masih tinggal disini. Kalau bu Nursi anaknya 6 dan semua sudah merantau semua, kerjaannya ya bertani. Saya dapat laporan itu dari warga malam itu juga,” ucap Rudi.
Pengakuan senada disampaikan Sabariah boru Siregar, warga setempat pada wartawan. Menurut Sabariah, kedua korban dikenal sebagai wanita yang baik.
“Dia (Nursi) kakak saya, ada hubungan keluarga. Setahu saya, emas kak Klara yang disimpan dalam tas hilang, kreta supra punya kak Klara, ATM dan uang kak Klara juga hilang,” akunya.
Disinggung dari mana dia bisa mengetahui korban atas nama Klara kehilangan sejumlah barang yang disebutnya itu, wanita beranak 4 ini mengaku selama ini korban Klara sering memakai sejumlah emas berupa gelang, cincin dan begitu juga sepeda motor Supra BK 8052 VAD.
“Kakak itu ya naik supra setahuku. Dia kalo tidur biasanya masukkan emasnya ke dalam tas, gak pernah dipake. Kakak itu setahu aku ya sering pake emas. Kuliat tadi dalam tas kak Klara cuma ada ATM Bank Sumut, BPKB dan STNK kretanya, SIM, KTP, dan surat surat emas,” akunya lagi. (syaf)