Nurhasanah br Siregar otak pelaku pembunuhan Dua wanita paruh baya, Klara dan Nursiah |
KISARAN – Personel Jahtanras Direskrim Poldasu dan pihak Polres Asahan akhirnya berhasil mengungkap kasus pembunuhan dua wanita paruh baya, Klara boru Siallagan (56) dan Nursiah boru Sirait (54). Polisi mengamankan empat pria dan satu wanita. Wanita yang diketahui bernama Nurhasanah boru Siregar alias Cencen (23) diduga sebagai dalang/otak pelaku pembunuhan. Saat ditangkap polisi, Cencen malah ketawa-ketawa. Sementara dari empat pria yang diringkus, salah satunya merupakan penadah yang membeli Hp milik korban.
Informasi diperoleh, kelima tersangka yang terlibat kasus pembunuhan Klara yang merupakan warga Kecamatan Bandar Pasir Mandoge dan Nursiah boru Sirait warga Dusun III, Desa Lobu Rappa, Kecamatan Aek Songsongan Asahan ini yakni Rudi Purba (27), Nardi Pasaribu (23), Ahmad Bukhori (26), ketiganya sebagai eksekutor. Sedangkan Agus Salim Hasibuan (34) warga Kecamatan Rahuning Asahan sebagai penadah hasil kejahatan. Ada pun otak pelaku pembunuhan yakni Nurhasanah boru Siregar alias Cencen. Kelima tersangka berhasil diamankan dari sejumlah lokasi berbeda, Rabu (12/7).
“Pelaku pertama yang kita amankan si Agus, berawal dari Hp korban yang dijual para pelaku.
Selanjutnya kita ringkus Cencen, lalu pacarnya si Nardi, dan terakhir kita ringkus Rudi dan Ahmad. Agus, Rudi dan Ahmad kita ringkus di daerah Damuli (Labura) tadi siang sekitar pukul 11 siang,” terang Kapolres Asahan AKBP Kobul Syahrin Ritonga SIK didampingi AKBP Faisal Napitupulu SIK, Kasat Reskrim Polres Asahan AKP Bayu Putra Samara SIK dalam rillis di Mapolres Asahan, Rabu (12/7) sekira pukul 18.00 WIB.
Lanjut mantan Kapolres Dairi ini, ada pun motif dari pembunuhan didasari sakit hati Cencen terhadap mantan majikannya, Klara boru Sialagan.
Pada wartawan, Nurhasanah alias cencen mengaku sakit hati pada klara karena terus didesak untuk menunjukkan surat tanah.
“Surat tanahnya samaku, kusimpan. Dimintanya terus, takut kali dia kujual. Aku yang megang semua surat surat berharga punya dia. Habis itu dia sibuk kali minta catatan peminjam. Aku kerja sama dia dua tahun. Tapi waktu itu karena nggak kutunjukkan, aku langsung dipecatnya gitu aja. Aku pacaran sama Nardi udah dua tahun,” jawabnya santai di sela-sela kegiatan pemeriksaan.
Namun saat ditanya apakah ia menyadari dan siap menerima hukuman atas perbuatannya, cewek kurus ini tak mampu menjawab dan tubuhnya langsung roboh ke lantai.
(baca: SADIS!! Kakak dan Adik Warga Asahan Ini Dibunuh Dalam Kamar)
“Bangun kau, jangan pura pura pingsan. Tadi gaya kau santai mulai dari ditangkap, malah ketawa-ketawa. Itu dosamu, cepat berdiri,” hardik dua polwan pada Cencen.
Sedangkan Ahmad Bukori, pelaku sekaligus eksekutor pembunuhan pada wartawan mengaku dirinya terpaksa membunuh Nursiah karena saat itu korban terbangun.
“Pas kutikam (Klara), dia (Nursiah) bangun,” ucapnya singkat sembari merintih kesakitan.
“Aku nunggu di luar, jaga-jaga. Yang masuk Nardi sama Bukori,” kilah Rudi Purba.
Sementara Agus sebagai penadah barang milik korban yang dijual para tersangka mengaku telah ditipu para tersangka.
“Aku ditipu orang ini bang. Si Nardi ngaku mau minjam uang, gadaikan hp ini. Nyesal aku bang. Istriku lagi hamil besar, anakku mau jalan tiga,” aku Agus Salim pada wartawan.
Terpisah, anak sulung Nursiah boru Sirait, L Manik ditemui wartawan usai pemakaman ibunya meminta agar para pelaku dihukum seberat-beratnya.
“Mamak memang tinggal sendiri, kami merantau semua. Kami minta para pelaku dihukum maksimal. Karna kalaupun dibilang nyawa bayar-nyawa nggak mungkin, karena itu nggak bisa juga menghidupkan kembali mamak kami,” pinta Manik diamini adiknya Adi Juanda Manik di rumahnya.
Info lain diperoleh wartawan dari sejumlah warga, beberapa hari sebelum kejadian, korban Klara dan Nursiah terakhir kali terlihat sekitar, Sabtu (8/7) lalu.
“Jumat orang itu dua ke Medan, ikut rombongan pesta keluarga bu Nursiah, Sabtu nya pulang. Udah, habis itu nggak pernah saya liat lagi,” ucap boru Panjaitan sembari membenarkan profesi sampingan Klara adalah menjalankan uang.
“Orang itu (pelaku) masuk dari jendela samping. Di congkel. Kejam kali lah lae, cocoknya dimatikan aja itu,” timpal marga Manik.
Amatan awak korban, sejumlah kerabat maupun warga sekitar rumah Nursiah boru Sirait terlihat hadir di acara pemakaman. Ibu 6 anak itu dikebumikan di lahan milik keluarganya, yang berada persis dibelakang rumah, sekitar pukul 16.00 WIB. Sementara Klara boru Sialagan dikebumikan di Kota Pematangsiantar, hari yang sama.
Pengungkapan kasus ini juga menepis isu berkembang, yang awalnya menyebut ada keterlibatan mantan suami Klara, bermarga Sirait maupun anak kandungnya Parlin Sirait dalam pembunuhan ini.
Sebelum pemakaman Nursiah boru Sirait, Kapolres Asahan AKBP Kobul Syahrin Ritonga SIK juga tampak hadir didampingi sejumlah perwira Polres Asahan.
Seperti diberitakan sebelumnya, warga Desa Lobu Rappa Kecamatan Aek songsongan Kabupaten Asahan heboh. Pasalnya, dua wanita paruh baya ditemukan tewas dengan kondisi tragis.
Korban adalah Klara boru Sialagan (56) warga Desa Silau Jawa Kecamatan Bandar Pasir Mandoge dan Nursi boru Sirait (54), warga setempat, ditemukan bersimpah darah dan meninggal dunia dalam rumah Nursi, Selasa (11/7) sekira pukul 03.00 WIB.
Penemuan jasad kedua wanita paruh baya itu pertama kali ditemukan oleh Parlin Sirait (26), anak bungsu Klara boru Sialagan.
Informasi diperoleh, subuh itu, Parlin baru saja datang dari kota Kisaran menuju rumah Nursi, tak lain namborunya (bibik) sendiri, usai menghadiri pesta.
Sampai di lokasi, ayah satu anak yang ditinggal pergi istrinya itu memanggil nama kedua korban. Tak juga mendapat sahutan, Parlin menuju ke samping rumah. Namun baru saja tangannya mengetuk pintu samping yang terbuat dari kayu itu, pintu langsung terbuka.
Penasaran, pria pengangguran ini langsung memeriksa seisi rumah sembari memanggil nama kedua korban.
Saat pintu kamar Nursi disorongnya, pemandangan tragis pun tersaji, wanita yang melahirkannya ke dunia itu didapati meninggal dunia dengan tubuh penuh luka dan bersimpah darah di atas tempat tidur, dengan posisi menyamping.
Begitu juga dengan namborunya, Nursi, wanita beranak 6 yang ditinggal mati suaminya sekira 5 tahun lalu itu diliatnya dengan kondisi yang sama dengan ibunya, di lantai kamar.
Penemuan itu langsung dilaporkan Parlin ke salah satu warga, bernama Nurmawati boru Pasaribu (52), berjarak sekitar 300 meter dari rumah korban.
Pada Nurmawati, sembari memeluk, Parlin menyebut kalau ibu dan namborunya itu telah meninggal dunia.
“Wak-wak udah meninggal mamaku sama Nursi br Sirait di rumah namboru,” akunya.
Pengakuan ini lantas ditanyakan Nurmawati mengapa bisa seperti itu dan langsung dijawab Parlin,
“Enggak tahu wak,” ucapnya dan langsung pengakuan ini diteruskan Nurmawati kepada warga lain dan diteruskan ke pihak kepolisian dari Polsek Bandar Pulo. (syaf)