RANTAU-Tragis sekali kematian Rotua Sutiani Maria Boru Panjaitan (40). Dia meregang nyawa dengan sangat menggenaskan. Bagian kepala, kaki dan tangannya, terpisah dari badan. Kondisi badannya juga gepeng dan hancur setelah ditabrak kereta api Sri Bilah jurusan Medan-Rantauprapat, Selasa (20/6).
Lokasi kejadian di perlintasan kereta api Desa Pondok Ladang, Kecamatan Rantau Utara, Rantauprapat, Kabupaten Labuhanbatu, tak jauh dari rumah korban. Menurut sejumlah warga sekitar, korban diduga nekat menabrakkan diri ke kereta api yang melintas.
Dugaan bunuh diri tersebut, sambung warga, karena selama ini korban mengalami depresi karena persoalan rumah tangga. Jasad korban terseret sekitar 2 kilometer hingga seluruh bagian tubuhnya terpisah.
Kejadian itu lantas membuat warga heboh. Sebagian warga sempat melihat korban sedang berlari setelah mendengar klakson kereta api dan melompat ke tengah rel yang berada di belakang rumahnya. Tak berapa lama polisi datang mengamankan lokasi dengan mengumpulkan ceceran tubuh korban.
Salah seorang tetangga korban yang enggan menyebut identitasnya mengatakan bahwa sebelumnya korban terlihat gelisah. Tak seperti biasanya korban terlihat sengaja berdiri berada dekat rel kereta api.
“Sebelum korban menabrakan dirinya ke kereta api, ia terlihat sedang menelepon anaknya. Saat suara kereta api terdengar dan mendekat, seketika dia lari dan langsung tabrakan dirinya ke kereta api,” ujar warga sekitar.
Informasi dihimpun, permasalahan rumah tangga korban memuncak sekitar satu bulan terakhir saat suaminya, Anto Nainggolan mengalami kecelakaan. Paska kecelakaan tersebut, pasangan suami istri ini kerap cekcok dan terdengar hingga ke tetangga.
Warga juga tak menyangka dengan apa yang dilakukan oleh wanita dua anak ini. Kesehariannya wanita cantik itu selalu ceria, baik, serta ramah terhadap tetangga.
Kerabat suami korban, N Nainggolan yang ditemui di rumah duka di Afdeling I Kebun Janji Rantauprapat mengaku terkejut atas apa yang menimpa kerabatnya tersebut. Sebab, menurut dia, bahwa jikapun ada persoalan keluarga seharusnya bisa diselesaikan tanpa harus mengakhiri hidup.
Dia juga menyebutkan bahwa meski dalam kondisi tidak utuh jenazah korban saat ini tengah disemayamkan di rumah duka. Dan pihak keluarga memutuskan untuk tidak membuka peti jenazah akibat kondisi jasad korban yang memperihatinkan. “Rencananya hari ini juga korban dimakamkan,” ujarnya.
Humas RSUD Rantauprapat Doni Simamora saat dikonfirmasi menjelaskan, mayat korban tiba di kamar jenazah sekira pukul 22.30 WIB, diantar oleh polisi dengan ambulan, tanpa kepala, kaki dan tangan.
“Awalnya mayat datang hanya badannya, diantarkan polisi pakai ambulan. Sekira jam 23.30 WIB, kepala, tangan kiri dan kanan, kaki kiri dan kanan pisah dengan tubuhnya itu diantarkan pihak polisi lagi ke kamar mayat,” katanya.
Dijelaskannya, kondisi jenazah luka robek sepanjang perut bagian depan, hati, limpa, usus terburai. Luka robek pada paha atas, kiri dan kanan. Seluruh badan keadaannya hancur dan gepeng.
Sementara, Kapolres Labuhanbatu AKBP Frido Situmorang menjelaskan bahwa kejadian kematian korban Rotua tersebut murni merupakan aksi bunuh diri.
“Hal ini disimpulkan setelah pihak kepolisian memintai keterangan dari para saksi mata,” tandasnya. (syaf/int)