Sap
telah hadir di Kota Pematangsiantar dan Medan Tahun 1916. Minuman ini
diproduksi pabrik dengan nama NV Ijs Fabriek Siantar. Pabrik ini didirikan Heinrich
Surbeck-pria kelahiran Halau, Swiss yang menetap di Kota Pematangsiantar.
Pematangsiantar, Taslabnews.com
minuman lainnya seperti Sarsaparila, Orange Pop dan lainnya. Sewaktu kecil
mungkin sebagian dari Anda pernah mencicipi minuman bersoda ini. Berbeda dengan
minuman soda lainnya Sarsaparila memiliki rasa yang unik dan khas sehingga
membuatnya banyak disukai. Pastinya minuman bersoda atau yang sering disebut
limun ini asli merupakan buatan lokal.
Ijs Fabriek Siantar yang berkarier dari mulai menjadi pegawai rendahan pada
1938 hingga menjadi Direktur NV Ijs Fabriek Siantar yang ditemui menceritakan,
selain cap badak, saat itu ada
8 minuman yang diproduksi yaitu: Orange Pop, Sarsaparilla,
Raspberry, Nanas, Grape Fruit Soda, American Ice Cream Soda, Coffe Bear,
dan Soda Water.
Menurut Elman Tanjung, Tahun 1916, pabrik dengan nama NV Ijs Fabriek Siantar
didirikan Heinrich Surbeck, pria kelahiran Halau, Swiss-di Kota Pematang
Siantar, tepatnya di Jalan Pematang. Perusahaan ini memproduksi es batu dan
juga minuman bersoda.
“Soal nama Badak saya tidak tahu persis.
Setahu saya, Surbeck adalah sarjana teknik kimia yang juga pencinta alam. Ia
memiliki banyak koleksi tumbuhan dan hewan kering. Saya menduga nama Badak
diambil karena kecintaannya kepada alam,” kata Elman Tanjung.
kedua yangterpenting dan terbesar di Sumatera Timur setelah Medan yang juga ikut merasakan perubahan dari
sistem ekonomi atau industrialisasi.
contoh daerah yang berkembang pesat dibandingkan dengan daerah lain. Banyak investasi
yang dilakukan oleh pihak asing
seperti Belanda melihat tempat ini mempunya inilai positif dalam investasi karena disamping aman, tertib dan jumlah penduduk yang relatif banyak
serta bahan baku
yang mencukupi. Investasi yang dilakukan adalah dengan membuka perkebunan-perkebunan
yang banyak mendatangkan keuntungan pada pendatang. Sehingga membuat jumlah
penduduknya bertambah banyak.
termasuk cepat dibandingkan dengan kota-kota lain yang ada di Sumatera Timur
sebagai akibat dari pertambahan penduduk dan industrialisasi.
Kabupaten Simalungun dengan keadaan permukaan wilayah berbukit-bukit PT Pabrik
Es Siantar merupakan satu-satunya pabrik tertua di Sumatera Utara yang sudah
berdiri sejak 1916 dengan nama NV ljs Fabriek yang
didirikan oleh seorang berkebangsaan Swiss bernama Heinrich Surbeck seorang
Sarjana Teknik Kimia.
Elman Tanjung mengatakan, pabrik minuman ini berkembang pesat. Perusahaan
yang
juga mengelola pembangkit listrik dan hotel ini memproduksi sejumlah minuman
bersoda dengan berbagai rasa, mulai dari jeruk, anggur, sarsaparila, hingga air
soda. Salah satu rasa yang terkenal dan masih digemari masyarakat Pematangsiantar
dan Medan
adalah rasa sarsaparila,
Di mana rasa ini diperoleh dari tumbuhan herbal yang berasal dari Meksiko.
Orang Medan
kadang menyebut “sarsi” untuk minuman, kependekan dari sarsaparila.
Masih dari Elman Tanjung, pada zaman dahulu, selain minuman bersoda, NV Ijs Fabriek Siantar juga memproduksi sari buah markisa yang diekspor ke sejumlah
negara, seperti Swiss, Belanda, dan Belgia, dengan merek Marquisa Sap. Akan
tetapi, produksi ini kemudian terhenti.
Elman menambahkan, pada massa itu minuman ini
sangat populer dan diekspor hampir keseluruh daerah di Sumatera Utara termasuk
Asahan, Tanjungbalai, Labuhanbatu, Deliserdang, dan Medan. Namun sayang saat ini peredaran
minuman ini tidak sehebat masa dulu akibat banyaknya persaingan.
Karena tingginya minat masyarakat saat itu, pihak perusahaan pun membuat
trobosan baru dengan membuat delapan jenis minuman sebagai pengembangan dari
soda cap Badak. Ternyata hasilnya cukup diminati masyarakat.
Dari delapan jenis minuman terobosan baru yang diciptakan setelah soda cap
badak, jenis minuman yang paling disukai masyarakat saat itu adalah jenis Sarsaparilla yang mulai diproduksi
tahun 1946, baru American Ice Cream Soda yang diproduksi tahun 1950. Kemudian
Soda Water yang diproduksi tahun 1954. (bersambung)