SIANTAR-Bagi warga Pematangsiantar harus berhati-hati. Karena ada 1,6 ton mie berformalin setiap harinya diproduksi di Pematangsiantar.
Kepala Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) di Medan Yulius Sacramento menilai, Kota Pematangsiantar menjadi sasaran empuk bagi peredaran mieberformalin.
Sebab berdasarkan temuan mereka, diperkirakan setidaknya 1,6 ton mie berbahaya itu diproduksi setiap hari.
“Dari enam sarana industri mie kuning yang disidak semua mengandung bahan berbahaya, yakni formalin dan borak. Kita amankan sekitar 800 kg dari empat sarana, sedangkan dua lagi sudah tidak ditemukan mie,” katanya kepada wartawan saat memaparkan hasil sidak mie berbahaya dari Kota Pematangsiantar, Senin (12/6) di halaman kantornya.
Sacramento menjelasakan, keenam pemilik industri tersebut mengakui sudah menggunakan bahan berhaya itu sejak lama. Bahkan, mereka sengaja menggunakan formalin dan borak dengan dalih tidak mengatahui bahan tersebut berbahaya.
“Jumlah produksi ini sangat banyak. Untuk saat ini, kita anggap Siantar rawan peredaran mie berformalin,” terangnya.
Lebih lanjut, Sacramento mengatakan, penemuan mie kuning berformalin itu berdasarkan sidak yang telah mereka lakukan di Pasar Balige. Guna mendaklanjuti temuan tersebut, selanjutnya dilakukan penelusuran dan ditemukan keenam industri pembuatan mie tersebut.
Karenanya, Sacramento menegaskan, jika pelaku terancam hukuman 2 tahun penjara dan denda Rp 4 miliyar sesuai dengan Undang-Undang nomor 18 tahun 2012 tentang Pangan pada Pasal 136 dan Pasal 140.
“Namun, saat ini sedang dilakukan pendalaman dalam kasus ini, dan kita berjanji akan memberikan efek jera,” tandasnya. (syaf/int)