TAHUKAH Anda bahwa minuman bersoda pertama di Indonesia, khususnya di Sumatera Utara adalah Badak. Ya Badak adalah merek minuman bersoda yang berusia hampir seratus tahun. Di botol minuman tertera gambar badak bercula satu dan tulisan Badak.
Oleh: Syafruddin Yusuf, Pematangsiantar, Taslabnews.com
Menghabiskan siang hari yang panas oleh terik matahari, paling nikmat
jika ditemani oleh segelas minuman bersoda. Apalagi jika ditambah
dengan bongkahan es batu. Suasana yang gerah seketika berubah oleh
kehadiran segelas minuman yang menyegarkan.
Umumnya minuman bersoda yang akrab kita jumpai adalah merek-merek
internasional, bukan buatan Indonesia. Namun siapa sangka, jauh sebelum
merek internasional ternama itu memasuki nusantara, Indonesia telah
memproduksi minuman bersoda yang tak kalah nikmatnya.
Badak, nama merek minuman bersoda lokal yang usianya telah lebih dari
seratus tahun ini sangat melekat di hati masyarakat. Tepatnya pada
tahun 1916, pabrik bernama NV Ijs Fabriek Siantar berdiri di Pemantang
Siantar dan memproduksi minuman Cap Badak.
Tak kalah dengan perusahaan minuman bersoda intenasional lainnya,
pabrik ini menghasilkan minuman soda dengan varian rasa jeruk, anggur,
sarsaparila, dan soda murni. Bagi masyarakat Medan, minuman Cap Badak
ini sudah sangat terkenal, dan mudah dijumpai di restoran Tionghoa juga
rumah makan Batak Toba.
Wartawan Taslabnews.com yang penasaran dengan informasi tersebut pun mencoba menelusuri kenbenaran informasi tersebut. Benarkan Badak merupakan minuman soda pertama yang hadir di Sumatera Utara bahkan di Indonesia, jauh sebelum adanya minuman bersoda seperti Coca-Cola, Fanta, Sprite, teh Sosro, Aqua, dan minuman lain.
Kepada Taslabenws.com seorang warga Kota Pematangsiantar yang bermukim di Medan bernama Edi Sinaga (57) mengatakan, bahwa jika tahun 1960 an hingga 1980 an kita masuk ke rumah makan maka kita akan disuguhi minuman cap badak di atas meja makan kita.
Edi mengatakan hal itu tidak lah aneh, karena minuman cap badak telah melegenda dan banyak penggemarnya. Merek minuman bersoda yang berumur hampir seabad itu memiliki konsumen fanatik baik di Kota Pematangsiantar tempat pabriknyaf maupun di Medan hingga di Jakarta.
Masih dari Edi, soda cap Badak telah hadir di Kota Pematangsiantar dan Medan Tahun 1916 pabrik dengan nama NV Ijs Fabriek Siantar. Pabrik ini didirikan Heinrich Surbeck-pria kelahiran Halau, Swiss yang menetap di Kota Pematangsiantar.
Perusahaan ini memproduksi es batu dan juga minuman bersoda. Melihat angka tahunnya, minuman ini diproduksi jauh sebelum minuman bersoda lainnya masuk ke Indonesia, seperti Coca-Cola yang diperkenalkan tahun 1927 dan baru diproduksi di Jakarta tahun 1932.
Edi yang merupakan penggemar minuman bersoda pun menunjukkan beragam koleksi botol merek minuman bersoda yang dimilikinya. Edi pun menambahkan bahwa minuman cap badak bahkan bukan hanya tenar di Kota Pematangsiantar dan Medan saja, namun minuman ini juga sudah merambah sampai ke Jakarta.
“Bagi orang Medan dan Pematangsiantar, minuman Badak ini sangat terkenal. Sudah lama mereka mengenalnya. Kebanyakan dijual di restoran Tionghoa dan rumah makan batak Toba,” kata Edi.
Senada dikatakan Jhoni (67) warga Pematangsiantar yang bertemu Taslabnews.com di salah satu rumah makan di Jalan KH Wahid Hasyim, Medan. Barisan botol minuman Badak terjajar di antara jajaran Coca-Cola, Fanta, Sprite, teh Sosro, Aqua, dan minuman lainnya. Mungkin, Badak satu-satunya minuman bersoda yang bisa bersaing dengan produk-produk bermerek internasional.
Menurut Jhoni, tidak diketahui persis alasan Kota Pematangsiantar dipilih sebagai lokasi pabrik pembuatan minuman ini. Hanya saja Kota Pematangsiantar itu diperkirakan menghasilkan air yang bagus untuk es batu. (bersambung)