Dengan kondisi jari tangan terluka, pria yang bekerja di bagian divisi pembebsan lahan ini melaporkan ke Mapolres Tapsel, Jumat (14/4) malam.
Cerita Iwan, Jumat (14/4) sore, ia bersama sejumlah warga sedang berkumpul di rumah Kepala Desa di Marancar Godang, Kecamatan Marancar Kabupaten Tapsel untuk menyelesaikan masalah sengketa tanah warga yang akan dijadikan sebagai kawasan proyek PLTA.
Kegiatan musyawarah yang sebelumnya berlangsung tenang, tiba-tiba dikejutkan dengan kedatangan seorang pria yang diakuinya oknum anggota DPRD Tapsel berinisial AS. Tanpa ada sebab dan permasalahan, oknum anggota dewan itu masuk ke rumah kepala desa sambil menenteng senjata tajam jenis parang lalu menghampirinya.
“Dia (oknum anggota DPRD) datang sambil berteriak dan marah-marah, lalu menghampiri saya dan mengayunkan parang ke arah saya,” ungkap Iwan dan mengaku sempat mengelak hingga tidak mengenai bagian kepalanya.
Saat kejadian, warga yang ada di dalam rumah spontan terkejut dan berusaha melerai. Namun, oknum anggota dewan yang diketahui berasal dari partai Golkar ini kembali mendatangi Iwan sambil mengeluarkan umpatan kasar dan melayangkan parang yang dibawanya.
“Sempat dilerai warga, habis itu dia kembali mendatangi saya lalu mencoba membacok saya. Saya mengelak, dan parangnya mengenai jari tangan kiri saya,” terangnya dan masih terlihat shock saat membuat laporan di Mapolres Tapsel.
Rahmaida Hutasuhut (41), warga Kota Padangsidimpuan, yang saat itu berada di dalam rumah kades mengaku melihat kejadian tersebut. Oknum anggota dewan datang dan masuk ke dalam sambil marah-marah dan sempat mengayunkan parang ke bagian rumah.
“Saya lihat, karena waktu kejadian kami sedang musyawarah di dalam rumah, dan Pak Iwan ini duduk dekat dengan saya,” ujarnya dan tidak tahu pasti apa penyebabnya.
Dia mengaku, saat itu mereka sedang bermusyawarah dengan pihak PLTA yang diwakili korban untuk menyelesaikan masalah sengketa lahan antar keluarganya. “Masalahnya apa saya juga tidak tahu, yang jelas saat itu kami sedang musyawarah untuk menyelesaikan soal tanah kami yang bermasalah. Itu antara keluarga dan tidak ada kaitannya dengan kejadian itu,” akunya dan juga ikut merasa shock.
Hal itu juga dibenarkan Kades Marancar Godang Ade Jonri Siregar (37), kejadian penganiayaan dan disertai pengancaman itu terjadi di kediamannya. “Saya juga sempat shock dan sampai saat ini masih drop,” jelasnya.
Bahkan, setelah dilerai warga, oknum anggota dewan itu masih berada di luar rumah sambil mengancam korban.
Kapolsek Batangtoru AKP Asmon Bufitra yang saat itu sedang lewat lalu mendatangi lokasi dan melakukan mediasi. Dan selanjutnya, korban bersama warga dan saksi langsung menuju Mapolres Tapsel di Padangsidimpuan untuk membuat laporan.(ma/syaf/int)