BANDA ACEH – Status tanggap darurat di Aceh Tenggara, pasca
bencana banjir bandang ditetapkan hingga 25 April 2017. Status ini diberikan
sesuai prosedur dalam tanggap bencana di daerah tersebut.
Pemerintah dalam hal ini BPBD Aceh Tenggara dan Basarnas sejak hari pertama
sudah turun ke lapangan untuk penanganan korban bencana dan penyaluran logistik
makanan. Selain itu dapur umum darurat bagi pengungsi juga telah didirikan di
posko pengungsian.
“Terhitung 14 hari tanggap darurat. Sampai saat ini situasi masih cukup
parah, rumah warga rusak karena longsor dan batu juga kayu dari gunung,”
kata Yanti, Kasi Logistik Bagian Kedaruratan BPBD Aceh Tenggara, Jumat (14/4).
Bencana ini setidaknya melanda 14 desa di dua kecamatan di Aceh Tenggara.
Dua kecamatan tersebut yakni Semadam dan Lawe Sigala Gala. 171 rumah warga
rusak berat dan 336 rumah lainnya mengalami rusak ringan. Dua orang merenggang
nyawa akibat musibah ini.
Akibat kerusakan itu pula, 2.821 jiwa terpaksa mengungsi di sejumlah posko
yang telah dibangun oleh BPBD setempat. Selain itu hingga kini sampah akibat
banjir dan longsor masih berserakan di wilayah itu karena material dari
pegunungan.
“Bahkan sampai saat ini di daerah pedalaman kita masih melakukan
pembersihan di rumah warga. Karena berdempetan, terpaksa kita harus gunakan
alat seperti cangkul dan lainnya,” pungkasnya.
Musibah banjir bandang terjadi di Kabupaten Aceh Tenggara dua hari terakhir.
Sementara bantuan logistik mulai berdatangan dari sejumlah pihak. Sementara
relawan dari beberapa daerah telah tiba membantu penanganan pasca bencana
tersebut.
Sejak kemarin ratusan personel gabungan TNI dan Polri telah tiba di lokasi
bencana untuk membantu warga membersihkan rumah. Mereka juga melakukan
pembersihan badan jalan guna melancarkan akses ke titik banjir bandang dan
longsor itu.
“Hari ketiga ini kita kedatangan
teman-teman relawan seperti tim Tagana (Tanggap Darurat Bencana), juga dari
Aksi Cepat Tanggap Medan. Mereka membantu dapur umum di lapangan,” kata Yanti,
Kasi Logistik Bagian Kedaruratan BPBD Aceh Tenggara, Jumat (14/4).
Selain itu, bantuan dari Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) juga telah
menyalurkan bantuan masa panik ke titik bencana. Hari ini kata Yanti, tiga unit
mobil dapur umum dari BPBA sedang dalam perjalanan menuju ke Aceh Tenggara
untuk membantu posko yang telah ada.
Bencana banjir bandang disertai longsor setidaknya melandan 14 desa di dua
kecamatan. Dari daerah tersebut, 171 rumah warga rusak berat dan 336 rumah
lainnya mengalami rusak ringan.
Kerusakan ini dipicu oleh material pegunungan yang turun ke pemukiman warga,
seperti bebatuan padat dan puing-puing kayu serta tanah longsor. Bahkan lumpur
di sejumlah daerah sampai ke atap rumah warga.
“Hari ini kita masih membantu bersih-bersih rumah warga korban bencana dan
membantu warga yang mengungsi,” kata Yanti.
(okc/syaf/int)