Selain itu, bayi Desi Maya Sari mengalami dempet di bagian kepala. Adapun berat badan bayi mencapai 3.500 gram dengan keadaan stabil.
“Seluruh bayi mendapatkan perawatan intensif di ruang Perinotologi RSUP Adam Malik,” katanya.
“Untuk bayi kedua (berbadan satu, berkepala dua) kondisinya juga relatif stabil meski terbilang rumit. Terdapat kelainan jantung bawaan dan sangat kompleks. Keadaan ini mengganggu banyak sirkulasi darah di dalam tubuhnya. Secara medis sangat sulit dipisahkan karena hanya punya satu serambi dan satu bilik jantung,” ucapnya kepada wartawan di RSUPHAM, Kamis (30/3).
Ia mengatakan, kondisi bayi kedua yang lahir dari ibu berinisial D sangat rumit. Bayi ini dirujuk dari GKPS Bethesda Binjai ke RS vertikal tersebut pada Selasa (28/3). Bayi berkepala dua itu tidak memiliki lubang anus. Pihak dokter sudah mengoperasi dan membuat lubang anus, Rabu (29/3). Berdasarkan hasil keputusan tim dokter, bayi asal Binjai ini sangat tidak mungkin dipisahkan dan sulit diselamatkan.
“Harapan hidup bayi ini kecil. Kalau bisa bertahan, sampai dewasa kondisinya akan terus seperti itu. Tidak mungkin dipisahkan kondisi dua kepala berbadan satu. Mereka punya jantung dan kepala masing-masing,” terangnya.
Tim dokter, sambungnya, sudah melakukan pemeriksaan jantung pada bayi berkepala dua. Jantungnya terpisah, tetapi lengket. Kalau meninggal salah satu, kemungkinan besar akan ikut yang kedua. Untuk organ lain, seperti hati, usus belum diperiksa.
.
“Tim dokter yang menangani akan menunggu diskusi para pakar untuk memutuskan kapan sebaiknya bayi ini dioperasi. Biasanya ada yang sampai umur setahun atau juga tiga bulan, empat bulan dan enam bulan. Kami rawat cukup optimal sampai semua bayi layak dioperasi,” tambahnya. (syaf/int)