BATUBARA – Warga di Kelurahan Sipare-pare, Kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batubara, Rabu (1/3) heboh. Seorang pria bernama Rizal (20), nekad memanjat tower transmisi Tebingtinggi-Kualatanjung nomor 063, Rabu (1/3).
Pantauan wartawan, setelah menunggu selama tujuh jam sejak pukul 10.00 WIB hingga pukul 16.45 WIB, akhirnya tim penyelamat dari Satpol-PP dan Rescue BPBD Kabupaten Batubara berhasil menyelamatkan Rizal yang diduga mengalami depresi.
Ribuan warga menyaksikan upaya penyelamatan Rizal dari tower setinggi 42 meter dengan tegangan listrik 150.000 Volt itu.
Saat proses penyelamatan, pihak PLN pun mematikan arus listrik untuk memastikan Rizal dan tim penyelamatnya tidak terkena arus listrik. Proses penyelamatan pun tampak menegangkan. Di mana petugas saat itu berusaha membujuk dan menurunkan Rizal yang berada tepat di ujung tiang Tower tersebut.
Usaha penyelamatan dilakukan pertama oleh petugas bernama Irwanda dari Rescue yang naik membawa tali savety, kemudian disusul dari Satpol-PP Saiman dan dua rekannya. Setelah sampai ke puncak tower, mereka berupaya membujuknya untuk turun dengan memberikan makanan dan minuman. Namun Rizal yang sedang depresi itu tampak cuek.
Hampir dua jam membujuknya tidak berhasil, pukul 16.31 WIB, diputuskan memaksanya dengan mengikat kedua tangan Rizal dan menggereknya turun perlahan. Dibantu truk crane dari PT Inalum Rizal disambut dengan crane truk.
Pukul 15.42 WIB Rizal pun mendarat dengan mulus dan berhasil diselamatkan disambut tepukan tangan dari ribuan orang yang menyaksikan upaya penyelematan ini. Selanjutnya Rizal dilarikan ke Klinik Wahyu Indrapura, Kecamatan Airputih, Batubara untuk mendapatkan pertolongan medis.
Mariati (58) ibu Rizal mengaku bahwa putranya itu selama ini mengalami penyakit tidak sadarkan diri.
“Dia nggak stres, cuma nggak sadar diri saja. Kondisi itu dia alami sejak umur 13 tahun, waktu itu dia jatuh dari pohon waru dekat kuburan. Setelah itu dia nggak sadarkan diri dan sering kumat penyakitnya,” ujarnya.
“Dia masih dalam proses pengobatan, makanya tadi dia lari dan memanjat tiang tower itu karena takut diobati, katanya dia mau dibunuh. Selama ini kami sudah mengobatkannya, kalau dicek di dokter medis, katanya dia nggak ada penyakitnya. Makanya dia kami obatkan sama orang pintar. Sudah sepuluh orangyang kami datangi untuk berobat, namun dia belum kunjung sembuh,” katanya.
Menurutnya selama ini jika berada di rumah tidak banyak yang dilakukan Rizal.
“Kalau diajak ngomong sama orang dia diam saja, kalau makannya biasa saja. Dia juga rajin membantu menyapu di rumah. Tapi kalau kumat dia bisa kejang-kejang dan pingsan nggak sadarkan diri,” kata pria paruh baya itu sambil menatap tiang tower yang dipanjat putranya.
“Tadi dia manjatnya masih pendek, tapi waktu saya ajak turun dari tiang tower dan pulang, dia malah manjat semakin tinggi sampai puncak tower itu. Makanya saya bersembunyi di balik pohon ini biar dia mau turun, sebab kalau lihat saya dia nggak mau turun karena takut diobati. Dia anak ke tiga dari enam bersaudara,” kata Mariati mengakhiri.
Nurhayati kakak kandung Rizal didampingi suaminya kepada wartawan mengatakan, Rizal memang sedang sakit seperti ayan. Bahkan saat SMP dia sempat membuat dirinya terbakar.
“Waktu itu disiramkan minyak bensin ke kepalanya, lalu ia menyalakan api, makanya ada bekas luka bakar itu di lehernya,” beber suami Nurhayati.
Lurah Sipare-pare Ilham Abdi Hasibuan yang berada di lokasi tower mengatakan Rizal adalah warganya di Lingkungan VII, Kelurahan Sipare-pare.
“Selama ini ia tinggal berempat bersama ibunya yang biasa dipanggil Wak Aceh, adikya dan seorang ponakan. Sementara ayahnya Nurdin sudah meninggal dunia.
Kapolres Batubara AKBP Dedy Indriyanto Sik melalui Kapolsek Indrapura AKP Kusnadi kepada wartawan mengatakan, jika Rizal diduga mengalami depresi hingga dia nekat memanjat tiang tower tersebut. (Wan/syaf)