BATUBARA – Kubah Datuk Batubara yang terletak di Desa Kuala Gunung, Kecamatan Limapuluh, Kabupaten Batubara menjadi salah satu tempat wisata yang hingga kini masih diminati masyarakat.
Dulunya, di sekeliling Kubah Datuk Batubara tersebut hanyalah sebuah rawa-rawa yang ditumbuhi oleh semak belukar. Selain rawa, di sekitanya juga dikelilingi perkebunan kelapa sawit milik swasta. Sejak beberapa tahun terakhir, setelah berdirinya Kabupaten Batubara dibawah kepemimpinan Bupati Batubara OK Arya Zulkarnain SH MM, Kubah Datuk Batubara kemudian menjadi perhatian pemerintah Batubara dibawah naungan Dinas Budaya Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora).
Saat itu, dilakukan pemugaran dengan menata dan merenovasi sejumlah bangunan yang ada, seperti gapura yang bertuliskan Kubah Datuk Batubara. Kemudian dibangun pucuk rebung setinggi lebih kurang 4 meter yang diyakini memiliki arti dan nilai filosofis yang tinggi.
Dibuatkan anak tangga yang sengaja disiapkan agar para pengunjung lebih mudah menjangkau untuk naik keatas Kubah Datuk Batubara. Setelah bangunan berupa pendopo tempat berkumpul para warga, serta kolam renang air panas sebagai tempat pemandian yang disediakan .
Setiap harinya tak terkecuali di hari libur, sejumlah warga baik sendiri-sendiri mupun berkelompok-kelompok berkumpul bersama keluarga dating ke Kubah Datuk Batubara sambil menikmati makanan yang sengaja disiapkan dari rumah masing-masing dan disantap dibawah rindangnya pepohonan di Kubah Datuk Batubara.
Kubah Datuk Batubara masih diyakini oleh sebagian masyarakat sebagai tempat keramat yang memiliki keutamaan. Aroma kemenyan tercium di tempat ini. Tidak jarang di tempat ini, terlihat ada warga yang sengaja datang berhajat dengan melepaskan dan menyembelih beberapa ekor ayam kampung putih, hitam, maupun warna lainnya. Selain melepaskan ayam, terkadang juga menyembelih hewan ternak lainnya, seperti, kambing, lembu, dan kerbau.
Beberapa warga, di antaranya Lismawati (47) yang didampingi suaminya Ali Usman (54) warga Dusun VI, Desa Titi Merah, Kecamatan Limapuluh, Kabupaten Batubara, misalnya mengaku sengaja datang ke tempat ini karena bernazar. Soalnya suami dan anaknya yang sedang sakit. Di samping itu sekaligus sebagai tempat berwisata bersama keluarga dan anak-anak.
“Setiap hari kami di kampung seharian bekerja sebagai buruh tani. Jadi sekalian bertepatan dengan hari libur, kami memilih datang ke Kubah Datuk Batubara,” ujarnya.
Hal senada juga disampaikan Ridwan (64) yang didampingi istrinya Ani (55) bersama dengan keluarga besarnya yang juga sama-sama warga Desa Titi Merah, Kecamatan Limapuluh, Kabupaten Batubara. Dia menuturkan sudah beberapa kali datang ke Kubah Datuk Batubara sambil membawa bekal makanan untuk disantap beramai-ramai bersama keluarga.
Informasi dihimpun, pada sekitar tahun 2003 silam, Kubah Datuk Batubara sendiri juga sempat menghebohkan warga Batubara maupun luar Batubara. Saat itu warga datang secara berduyun-duyun memadati Kubah Datuk Batubara baik dengan kendaraan roda dua maupun roda empat datang silih berganti ingin menyaksikan sesuatu yang dianggap warga kejadian luar biasa yang tidak pernah disaksikan sebelumnya.
Yaitu sebuah fenomena dimana di sebatang pohon besar yang tumbuh di atas Kubah Datuk Batubara ada sosok yang dinilai masyarakat berbentuk wajah dan kepala manusia yang memakai sorban. Di kulit pohon tersebut terlihat ada tonjolan mata, hidung, mulut, dan sorban yang melingkar di kepala seseorang. Masyarakat yang menyaksikan menyatakan, bentuk tersebut sama halnya seperti wajah seseorang yang sambil mengenakan sorban di kepala.
Terlepas dari berbagai anggapan warga, saat ini di samping lokasi Kubah Datuk Batubara yang hanya berjarak sekitar 50 meter, telah dibangun sebuah bangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Batubara yang mewah dan beridiri megah, dimana selain bisa berobat kerumah sakit tersebut, masyarakat juga bisa sekaligus berwisata menikmati panorama di Kubah Datuk Batubara.
Kabid Kebudayaan Kabupaten Batubara Sri Kustina, kepada wartawan, Minggu (12/3) mengatakan, Kubah Datuk Batubara merupakan salah satu lokasi wisata unggulan yang saat ini ada di Kabupaten Batubara yang masih dimintai masyarakat.
“Sampai saat ini setiap harinya banyak masyarakat yang berwisata di Kubah Datuk Batubara tersebut, sebab Kubah Batubara merupakan salah satu destinasi wisata yang patut dibanggakan di Batubara,”ujarnya.
Dia menjelaskan, masyarakat yang datang kelokasi Kubah Datuk Batubara sendiri selain ingin berwisata juga ada yang memiliki hajat tertentu.
“Ya biasanya mereka ada yang seperti melepas dan memotong hewan seperti ayam kampung, kambing, kerbau dan lainnya karena mereka punya hajat tertentu. Untuk masuk kekawasan Kubah Datuk Batubara sampai saat ini tidak ada biaya khusus yang harus dikeluarkan, hanya saja disekitar Kubah terletak kotak infak yang disediakan bagi warga yang hendak berinfak dan bersedekah disana,”katanya.
Menurut Sri, sampai saat ini baik warga Batubara sendiri maupun luar Batubara banyak berduyun-duyun mendatangi Kubah Datuk Batubara.
“Kedepan rencananya disekitar kawasan Kubah Batubara akan dijadikan kawasan Budaya, dimana disekitar Kubah Datuk Batubara tersebut nantinya akan dibangun sebuah musium Sejarah Budaya Batubara yang nantinya dilengkapi dengan taman yang indah yang nyaman dijadikan lokasi wisata, jadi masyarakat diharapkan tidak ragu lagi untuk berwisata di Kubah Datuk Batubara,”ungkapnya. (Wan/syaf/ma/int)