Informasi dihimpun New Tapanuli dari warga sekitar lokasi kejadian di Kecamatan Sibolga Selatan, sudah lama mereka curiga terhadap LR karena bentuk badannya yang tak wajar untuk anak seusianya.
Diketahui, sekitar 3 minggu lalu, setiap kali LR belanja ke warung, warga selalu bertanya-tanya mengapa bentuk tubuh LR semakin lama semakin membesar. Setiap kali ditanya, LR selalu membantah kalau dia sedang hamil.
“’Hamil kau iya?’ kami bilang sama dia. ‘Perutmu sudah besar kali, (maaf) payudaramu lagi’. Tapi dia bilang tidak. Jadi, sudah lama kami curiga ini,” kata salah seorang warga, Senin (20/3).
Namun warga tak percaya begitu saja. Mereka terus mnemaksa agar LR mengaku. Dan, pada akhirnya, gadis belia inhi pun mengaku.
Namun, saat itu dia tidak mau berterus terang siapa pria yang melakukan perbuatan bejat itu. “Nggak mau dia terus terang siapa yang menghamili. Diam saja dia,” ketus warga.
Namun, dengan berbagai cara, warga terus menanyakan siapa orang yang melakukan hal ini. Akhirnya, dengan membujuk LR secara baik-baik, korban pun menyebut nama abang kandungnya. Mendengar itu, warga langsung berang.
“Emosi kalilah kami mendengar. Masa adik kandungnya sendiri digitukan,” ucap warga ini.
Warga lainnya juga membenarkan hal itu. Dikatakan, di hadapan warga sekitar, pelaku mengakui perbuatannya. Beberapa warga yang mendengar pengakuannya itu pun tersulut emosi dan sempat melayangkan pukulan kepada pelaku.
“Yang adanya tukang kusuk (urut) memegang perutnya karena curiga dengan besarnya. Setelah dipegang, baru ketahuan kalau korban sudah hamil tua. Bahkan sudah mau melahirkan. Emosilah kami setelah mendengar pengakuannya. Untung nggak mati dia dipukuli tadi,” kata warga ini.
Menurut pria yang merupakan tetangga abang beradik tersebut, ayah mereka sedang melaut dan belum mengetahui kejadian ini. Untuk menyelesaikan kasus tersebut, warga mendatangi keluarga korban yang lain untuk segera melaporkan kejadian tersebut ke pihak yang berwajib.
“Korban anak ke-6, anak paling kecil. Pelaku anak ke-3. Bapaknya masih di laut. Makanya, tulang (paman) dan dongan tubu (saudara semarga) sekarang yang menangani,” pungkasnya.
Dia mengaku kesal dengan ulah pelaku yang tega berbuat begitu terhadap saudara kandungnya.
“Sama satu marga saja kita nggak selera. Ini, sama saudara seibu dan sebapak dia nafsu. Memang kelewatan kali ini,” ujarnya dengan nada kesal.
Sementara, saudara korban dan pelaku menceritakan sekilas keterangan korban kepadanya saat ditanya seputar kejadian tersebut. Katanya, ini bermula saat keduanya hanya berdua di rumah. Semua pengisi rumah sibuk bekerja dan tak seorang pun yang menaruh curiga meninggalkan korban dengan pelaku. Saat itulah pelaku langsung melancarkan niat jahatnya kepada adik kandungnya.
“Nggak ada orang di rumah, semua pergi kerja. Datang ini (menunjuk ke arah pelaku, red) dipanggilnya adiknya. ‘Sinilah’, katanya. Ditariknya masuk ke kamar (rumah mereka) dan di situlah pertama kalinya,” ungkap wanita tersebut.
Amatan wartawan, setelah ada kesepakatan antara warga, pihak keluarga dan pihak pemerintah lingkungan, saudara tertua keduanya akhirnya membuat laporan ke Polsek Sibolga Selatan.
Tak hanya itu, setelah menjalani hukuman di kemudian hari, pelaku juga dilarang memijakkan kakinya lagi ke kampung tersebut.
Dan, sepanjang keributan terjadi, pelaku terlihat terus menutup wajahnya dengan kain. Tak berapa lama setelah itu, polisi datang menjemput pelaku. Saat hendak diboyong polisi, warga menyorakinya, bahkan ada lagi warga yang sempat melayangkan pukulan. (ts/ara/ntc/ma/int)