KISARAN – Memasuki hari ke tiga pencarian terhadap Ardi (28) korban hanyut di Sungai Silau Asahan akhirnya ditemukan. Mayat Ardi ditemukan warga mengapung di areal tangkahan pasir Jalan Panglima Polem Kisaran, tepatnya Minggu (5/2) sekitar pukul 08:00 WIB.
Penuturan warga sekitar lokasi yang pertama kali menemukan jenazah pembantu nazir masjid itu, korban pada Minggu pagi ditemukan mengambang dan tersangkut disebuah batang pohon kayu atau sekitar 500 meter dari lokasi pertama korban dilaporkan tenggelam.
“Kami lihat mayatnya sudah mengapung dan tersangkut, lalu warga di sini menghubungi polisi dan tak berapa lama kemudian datanglah petugas BPBD untuk mengevakuasi jenazah yang sudah menggembung itu,” kata Yunus warga sekitar di lokasi kejadian.
Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Asahan yang turun ke lokasi bersama Palang Merah Indonesia (PMI) tidak menunggu lama dan langsung menarik tubuh korban untuk diangkat lalu diserahkan kepada pihak keluarga ke rumah orangtuanya di Kelurahan Siumbut Baru, Kecamatan Kota Kisaran Timur.
Sementara itu, di rumah duka kepulangan korban disambut isak tangis keluarga yang telah lama menunggu kepulangan korban. Kedatangan mobil BPBD Asahan yang mengangkut kantong jenazah korban disambut histeris pihak keluarga.
Risnan (67) ayah korban juga tak kuasa melihat anak laki lakinya yang dikenal baik dan shaleh ini harus pergi meninggalkan mereka dengan cepat, menyusul ibu kandungnya yang juga telah tiada.
“Semoga Allah memberikan tempat yang terbaik, sesuai dengan amal ibdahnya untuk anak saya ini,” beber Risnan ayah korban dengan kesedihn yang mendalam.
Siang itu juga langsung dilaksanakan fardhu kifayahnya lalu dimakamkan di perkuburan muslim di Kecamatan Kisaran Barat.
Seperti diberitakan sebelumnya, usai menyelesaikan pekerjaannya membentangkan sajadah serta membersihkan masjid Al-Husna untuk persiapan Sholat Jumat, Ardi (28) yang hendak mandi di sungai hanyut terseret arus, Jumat (3/3).
Informasi diperoleh, Ardi merupakan warga Siumbut-Umbut Baru Kecamatan Kisaran Barat Kabupaten Asahan. Sebulan belakangan ini Ardi menetap menjadi pembantu najir mesjid Al-Husna.
Usai membentangkan sajadah dan membersihkan masjid, Ardi menuju Sungai Silau di Jalan Sei Piasa (Gang Badak). Ardi sempat ditegur Najir mesjid Al-Husna Ponimin yang kebetulan bertemu dengan korban yang hendak mandi ke sungai Silau.
Saat itu Ponimin menanya Ardi hendak kemana dan dijawab Ardi hendak mandi ke sungai.
Mendengar itu Ponimin menasehati Ardi agar berhati-hati karena air sungai Silau sedang banjir dengan arus yang deras.
Namun Ardi tetap menuju ke sungai Silau yang berada di Jalan Sei Piasa Kelurahan Kisaran Barat. Sebelum kebibir sungai Piasa ni, Ardi sempat bertemu dengan tiga warga, Budi, Ireng dan Manik warga Jalan Sei Piasa yang juga bermaksud mandi yang kebetulan rumah mereka dekat dengan sungai Si Piasa. Namun karena air sungai lagi naik dan arus yang deras, Ireng dan Manik urung mandi ke sungai Piasa ini, sementara Budi masih berada di pinggiran sungai Piasa.
Menurut keterangan Budi yang melihat langsung kronologis kejadian Ardi terjun ke sungai Piasa mengatakan, ia melihat Ardi membuka jeket warna putih miliknya yang terlebih dahulu mencuci kakinya dan sesaat kemudian lalu terjun ke sungai Silau itu lalu terseret deras arus sungai Silau.
“Posisi saya dengan Ardi saat itu lebih kurang sekira 5 sampai 6 meter, dimana sebelum Ardi mencuci kakinya terlebih dahulu lalu terjun ke sungai Piasa, dimana air lagi naik dengan arusnya yang cukup deras,” ujarnya.
Masih dari Budi, saat Ardi sudah terjun ke sungai Piasa itu tangannya terlihat mengapai-gapai seolah dia tidak pandai berenang, namun saya tidak dapat berbuat apa-apa untuk menolongnya sendirian.
Dimana arus sungai yang cukup deras, bahkan tangan Ardi masih sempat saya lihat sejauh 10 meter dari saat dia terjun,” terangnya.
Lebih lanjut dikatakanya lagi, ia bingung dan tidak bisa berbuat apa-apa untuk menolongnya dari arus derasnya sungai Silau yang berada di Jalan Sei Piasa.
“Lalu saya mmberitahukan kepada warga ada yang hanyut, sehingga warga berdatangan untuk melihat kejadian tersebut,” ungkapnya.
Sementara itu kakak kandung korban bersama suaminya Alex (39) datang ke lokasi kejadian karena dikabari familinya. Alex merasa sangat terpukul dan sedih, karena selama ini adiknya ini sering ke rumahnya.
Dikatakanya lagi, Kamis (2/3) sekira pukul 17.30 WIB Ardi sempat datang kerumah dan makan, namun wajahnya sedikit pucat dan diam saja.
Lebih lanjut dikatakanya, ia sangat sedih, karena sebulan belakangan ini Ardi memang membantu menjadi najir Masjid Al-Husna Kisaran Barat, dan tanda-tanda dia yang aneh tidak ada, hanya saja dia menjadi sosok yang sangat pendiam.
“Kami atas nama keluarga mohon kepada BNPB Asahan agar terus melakukan pencarian jasad adik kami itu,” ungkapnya.
Secara terpisah Kepling Kelurahan Kisaran Barat Rusli yang juga pengurus BKM (Badan Kemakmuran Masjid) Al-Husna Kisaran Barat membenarkan kejadian hanyutnya Ardi pembantu najir Masjid Al-Husna Kisaran Barat. Menurutnya sebelumnya Ardi bersama keluarganya warga Lingkungan I, Kelurahan Kisaran Barat, namun sudah pindah ke- Siumbut-Umbut Baru, namun sebulan belakangan ini dia bantu-bantu di masjid Al-Husna.
Lebih lanjut dikatakanya, semasa hidupnya Ardi anak yang baik dan penurut.
“Sebelum dia hanyut, dia masih sempat mempersiapkan dan bersih-bersih di masjid Al-Husna Kisaran Barat, maka kabar hanyut Ardi cukup membuat kami sedih dan merasa haru,” ungkapnya.
Ponimin Najir Masjid Al-Husna Kisaran Barat membenarkan peristiwa itu.
“Memang sebulan belakangan ini dia membantu-bantu di Masjid Al-Husna Kisaran Barat. Sebelum hanyut dia sempat mempersiapkan sajadah untuk sholat Jumat dan membersihkan areal Masjid Al-Husna,” ujarnya.
“Dia memang anak baik dan penurut, sekira pukul 08.00 WIB, Ardi sempat sholat Duha, dan pukul 09.00 WIB dia membersihkan Masjid Al-Husna untuk Sholat Jumat di masjid kita ini. Bahkan saya sempat berpapasan dengan Ardi saat akan mandi ke Sungai Silau di Jalan Piasa dan menesehatinya agar berhati-hati mandi di Sungai Silau itu, karena air sungai sedang naik dan arus sangat deras, dan saya mendengar dari warga dia hanyut di Sungai Silau jalan Piasa itu dengan raut wajahnya yang sedih,” jelasnya.
Lebih lanjut dikatakanya lagi, memang sebelum kejadian Ardi hanyut di sungai Silau, beberapa waktu lalu tingkahnya sedikit aneh.
“Pernah saya lihat sebelum sholat subuh dia membawa tas disandang dipunggungnya, namun saat azan Shubu Ardi pulang, itulah kenangan saya terhadap Ardi. Semoga jasad Ardi cepat ditemukan dan kami mengucapkan turut berduka atas kejadian ini, dan berharap kepada keluarga agar bersabar atas musibah yang terjadi,” ungkapnya.
Sementara itu BNPB Asahan terus melakukan pencairan atas jasad Ardi di sungai Sungai silau Asahan dengan mengunakan perahu perahu karet dan menurunkan personilnya menyusuri sungai Silau. (Mar/syaf)