TANJUNGBALAI-Masih
ingat dengan Nenengsih alias Farel! Ia tak lain seorang wanita yang
menyembunyikan jati dirinya dan mengaku berjenis kelamin laki-laki. Kemudian
menikahi seorang wanita bernama Salmah.
ingat dengan Nenengsih alias Farel! Ia tak lain seorang wanita yang
menyembunyikan jati dirinya dan mengaku berjenis kelamin laki-laki. Kemudian
menikahi seorang wanita bernama Salmah.
Perbutannya
yang melakukan pernikahan sesama jenis terbongkar, setelah warga menemukan
sosok bayi laki-laki di semak-semak. Bayi tak berdosa itu, ternyata bayi si
Farel yang baru saja ia lahirkan di kamar mandi yang kemudian diletakkannya di
semak-semak. Bayi tersebut merupakan
hasil pernikahan siri dirinya dengan seorang pria berwarganegara Malaysia.
yang melakukan pernikahan sesama jenis terbongkar, setelah warga menemukan
sosok bayi laki-laki di semak-semak. Bayi tak berdosa itu, ternyata bayi si
Farel yang baru saja ia lahirkan di kamar mandi yang kemudian diletakkannya di
semak-semak. Bayi tersebut merupakan
hasil pernikahan siri dirinya dengan seorang pria berwarganegara Malaysia.
Bagaimana
terbongkarnya rahasia yang bertahun-tahun ia sembunyikan itu? Mari kita simak
10 adegan rekonstruksi (reka ulang,red) yang digelar jajaran Polres
Tanjungbalai yang telah dirangkum redaksi Metro Asahan semenarik mungkin.
terbongkarnya rahasia yang bertahun-tahun ia sembunyikan itu? Mari kita simak
10 adegan rekonstruksi (reka ulang,red) yang digelar jajaran Polres
Tanjungbalai yang telah dirangkum redaksi Metro Asahan semenarik mungkin.
Pada
Kamis, tanggal 2 Februari 2017 sekira pukul 00.30 wib, Nenegsih alias Farel
menjerit kesakitan di dalam rumah Salmah sambil memegang perutnya. Dimana
orangtua Salmah bernama Kamini bertanya kepada Farel. “Kau sakit apa Rel?”
Farel dengan enteng menjawab bahwa dirinya sedang masuk angin. Sebagai metua, Kamini
menganjurkan untuk berobat ke rumah sakit. Namun Nenengsih menolak anjuran
metua perempuannya itu dan tetap menjerit kesakitan.
Kamis, tanggal 2 Februari 2017 sekira pukul 00.30 wib, Nenegsih alias Farel
menjerit kesakitan di dalam rumah Salmah sambil memegang perutnya. Dimana
orangtua Salmah bernama Kamini bertanya kepada Farel. “Kau sakit apa Rel?”
Farel dengan enteng menjawab bahwa dirinya sedang masuk angin. Sebagai metua, Kamini
menganjurkan untuk berobat ke rumah sakit. Namun Nenengsih menolak anjuran
metua perempuannya itu dan tetap menjerit kesakitan.
Sekitar
pukul 03.00 wib, Nenengsih pergi berjalan ke kamar mandi yang berjarak sekitar
10 meter di belakang rumah. Di kamar mandi Nenengsih mengeden dan lahirlah bayi
laki-laki. Kemudian Nenengsih membungkus
bayi tersebut dengan menggunakan celana pendek yang ia pakai. Selanjutnya meletakan
bayi di semak-semak, tepatnya di bawah pohon pisang di samping kamar mandi
dengan cara menyurukkan (menyembunyikan) dari bawah goni pembatas kamar mandi.
pukul 03.00 wib, Nenengsih pergi berjalan ke kamar mandi yang berjarak sekitar
10 meter di belakang rumah. Di kamar mandi Nenengsih mengeden dan lahirlah bayi
laki-laki. Kemudian Nenengsih membungkus
bayi tersebut dengan menggunakan celana pendek yang ia pakai. Selanjutnya meletakan
bayi di semak-semak, tepatnya di bawah pohon pisang di samping kamar mandi
dengan cara menyurukkan (menyembunyikan) dari bawah goni pembatas kamar mandi.
Sekitar
setengah jam di kamar mandi, Nenengsih kembali ke rumah Salmah. Saat itu Kamini
curiga melihat darah yang mengalir di sekitar pahanya. Nenengsih menjawab bahwa ambeyennya (wasir,red)
sedang kambuh, sembari berlalu ke kamar untuk tidur.
setengah jam di kamar mandi, Nenengsih kembali ke rumah Salmah. Saat itu Kamini
curiga melihat darah yang mengalir di sekitar pahanya. Nenengsih menjawab bahwa ambeyennya (wasir,red)
sedang kambuh, sembari berlalu ke kamar untuk tidur.
Sekitar
pukul 04.00 wib Nenengsih terbangun mendengar suara ribut dari luar rumah. Karena
perutnya masih merasa mules, ia melilitkan handuk di pinggang dan berjalan ke kamar
mandi. Di kamar mandi dengan posisi berdiri, dari kemaluannya keluar gumpalan darah yang jatuh ke lantai. Kemudian
ia menyiramnya dengan air.
pukul 04.00 wib Nenengsih terbangun mendengar suara ribut dari luar rumah. Karena
perutnya masih merasa mules, ia melilitkan handuk di pinggang dan berjalan ke kamar
mandi. Di kamar mandi dengan posisi berdiri, dari kemaluannya keluar gumpalan darah yang jatuh ke lantai. Kemudian
ia menyiramnya dengan air.
Pada
saat ke luar kamar mandi, Nenengsih bertemu dengan Ahyar, tetangganya. Saat itu
Ahyar mengatakan, Farel jujur saja,
warga dengar tangisan bayi. Apa memang itu bayimu? Farel menjawab, “tidak wak, aku sakit
ambeyen,” sembari berlalu menuju rumah langsung tidur.
saat ke luar kamar mandi, Nenengsih bertemu dengan Ahyar, tetangganya. Saat itu
Ahyar mengatakan, Farel jujur saja,
warga dengar tangisan bayi. Apa memang itu bayimu? Farel menjawab, “tidak wak, aku sakit
ambeyen,” sembari berlalu menuju rumah langsung tidur.
Sementara
di luar, Erling Arman alias Herman, Syamsul dan bersama warga lainnya yang mendengar
suara tangisan bayi tersebut, menemukan sosok bayi laki-laki. Karena tidak
berani memegang bayi itu, kemudian Lili
Apriani membawa bayi tersebut ke bidan Dewi.
di luar, Erling Arman alias Herman, Syamsul dan bersama warga lainnya yang mendengar
suara tangisan bayi tersebut, menemukan sosok bayi laki-laki. Karena tidak
berani memegang bayi itu, kemudian Lili
Apriani membawa bayi tersebut ke bidan Dewi.
Sebelum
bayi dibawa ke bidan Dewi, Lili singgah ke rumah Salmah yang saat itu warga
sudah ramai. Di rumah bidan, bayi mendapat pertolongan dengan cara memotong
tali pusar dan membersihkannya, kemudian dipakaikan baju.
bayi dibawa ke bidan Dewi, Lili singgah ke rumah Salmah yang saat itu warga
sudah ramai. Di rumah bidan, bayi mendapat pertolongan dengan cara memotong
tali pusar dan membersihkannya, kemudian dipakaikan baju.
Sekira
pukul 08.30 wib, setelah mengetahui bahwa bayi tersebut merupakan anak si
Farel, bidan Dewi datang ke rumah Salmah untuk memberi pertolongan secara medis
kepada Farel dengan cara menyuntik obat ke tubuhnya.
pukul 08.30 wib, setelah mengetahui bahwa bayi tersebut merupakan anak si
Farel, bidan Dewi datang ke rumah Salmah untuk memberi pertolongan secara medis
kepada Farel dengan cara menyuntik obat ke tubuhnya.
Ratusan
warga yang menyaksikan rekonstruksi tidak ada berkata sumbang ataupun
menggunjing Farel. “Janganlah dipermalukan, dia itu baik dan tidak sombong
orangnya. Dia bergaul dan saling tegur dengan warga. Dia sopan dan santun. Bayangkan,
saat dia pesta, kita diundang. Pestanya itu meriah. Sedikit atau banyak, kita sudah
makan di acara pernikahan orang tu,” ujar seorang ibu rumah tangga dengan logat
daerah Tanjungbalai.
warga yang menyaksikan rekonstruksi tidak ada berkata sumbang ataupun
menggunjing Farel. “Janganlah dipermalukan, dia itu baik dan tidak sombong
orangnya. Dia bergaul dan saling tegur dengan warga. Dia sopan dan santun. Bayangkan,
saat dia pesta, kita diundang. Pestanya itu meriah. Sedikit atau banyak, kita sudah
makan di acara pernikahan orang tu,” ujar seorang ibu rumah tangga dengan logat
daerah Tanjungbalai.
“Bersyukur
anaknya masih hidup, kalau dibunuhnya pasti hukumannya berat. Tetapi anaknya kan masih hidup sejak
lahir hingga sekarang. Jadi kita doakan hukumannya ringan. Untuk menutupi rasa
malu, si Farel itu berbuat nekat meletakan bayinya dekat kamar mandi,” terang
beberapa ibu rumah tangga menyaksikan rekontruksi.
anaknya masih hidup, kalau dibunuhnya pasti hukumannya berat. Tetapi anaknya kan masih hidup sejak
lahir hingga sekarang. Jadi kita doakan hukumannya ringan. Untuk menutupi rasa
malu, si Farel itu berbuat nekat meletakan bayinya dekat kamar mandi,” terang
beberapa ibu rumah tangga menyaksikan rekontruksi.
Kapolres
Tanjungbalai AKBP Tri Setyadi Artono SH.Sik MH melalui Kabag Humas Polres
Tanjungbalai AKP Yani Sinulingga ketika diwawancarai METRO membenarkan telah dilakukan rekonstruksi terhadap Farel
yang membuang dan meletakan bayinya di dekat kamar mandi. Untuk lebih lanjut,
tanyakan Ketua Tim Rekonstruksi Iptu Subagia dan Ipda K Sitepu. Menurut Subagia,
Nenengsih alias Farel dijerat pasal 342.341.Jo 308 KUHpidana dengan ancaman
hukuman di atas 5 tahun.
Tanjungbalai AKBP Tri Setyadi Artono SH.Sik MH melalui Kabag Humas Polres
Tanjungbalai AKP Yani Sinulingga ketika diwawancarai METRO membenarkan telah dilakukan rekonstruksi terhadap Farel
yang membuang dan meletakan bayinya di dekat kamar mandi. Untuk lebih lanjut,
tanyakan Ketua Tim Rekonstruksi Iptu Subagia dan Ipda K Sitepu. Menurut Subagia,
Nenengsih alias Farel dijerat pasal 342.341.Jo 308 KUHpidana dengan ancaman
hukuman di atas 5 tahun.
Sepasukan personil polisi
dihadirkan untuk melakukan pengamanan di lokasi rekontruksi. Tampak hadir 4
Jaksa dari Kejaksaan Negeri Tanjungbalai diantaranya Rita SH, Lisa Tarigan SH, Fahruddin
SH dan Rio SH. Meskipun hujan lebat, ratusan warga tetap menyaksikan rekonstruksi
dan tidak beranjak dari tempat Ahyar. “Maaf
yoo, hujan lebat. Kemari kalian ke rumah ku berteduh. Biarlah si Farel
menjalani hukuman atas perbuatannya. Kita doa kan dia sehat dan hukumannya ringan.
dihadirkan untuk melakukan pengamanan di lokasi rekontruksi. Tampak hadir 4
Jaksa dari Kejaksaan Negeri Tanjungbalai diantaranya Rita SH, Lisa Tarigan SH, Fahruddin
SH dan Rio SH. Meskipun hujan lebat, ratusan warga tetap menyaksikan rekonstruksi
dan tidak beranjak dari tempat Ahyar. “Maaf
yoo, hujan lebat. Kemari kalian ke rumah ku berteduh. Biarlah si Farel
menjalani hukuman atas perbuatannya. Kita doa kan dia sehat dan hukumannya ringan.
Seperti diberitakan sebelumnya, Warga Lingkungan III, Kelurahan Muara Sentosa, Kecamatan Sei Tualang Raso, Tanjungbalai, Kamis (2/2) dihebohkan dengan penemuan bayi di semak-semak. Bayi laki-laki itu ditemukan terbaring dibungkus kain di semak-semak tepat di belakang rumah warga. Keheboan warga semakin terjadi, setelah warga mengetahui bahwa bayi tersebut dibuang oleh pasangan sejenis Farel (25) dan Sal (21) (sesama wanita) yang menikah awal tahun 2016 lalu.
Kepala Lingkungan III Daman Wuri menceritakan, penemuan bayi itu bermula saat salah seorang warganya bernama Ahyar (51) mendengar suara tangisan seorang bayi di belakang rumah warga. Penasaran dengan suara tangisan bayi itu, Ahyar langsung mencari sumber suara. Setelah hampir dua puluh menit melakukan pencarian, Ahyar menemukan sosok bayi laki-laki yang dibungkus kain panjang dan masih berdarah terletak di semak-semak.
Penemuan tersebut langsung disampaikan kewarga lainnya. Dalam hitungan detik, warga sudah berkumpul di lokasi penemuan bayi tersebut. Menurut Daman Wuri sebagai kepling dirinya bertanggung jawab atas penemuan bayi tersebut. Lalu Daman mengumpulkan informasi dan mencari tahu siapa gerangan orang yang telah membuang bayinya di semak-semak. Berdasarkan pengakuan yang dikumpulkan dari warga, akhirnya Daman mendatangi kediaman Farel (25) dan Sal (21).
Menurut Daman, warga curiga dengan tubuh Farel yang diketahui sebagai seorang pria (suami dari Sal). Namun setelah pulang dari Malaysia, perut Farel membesar seperti layaknya orang hamil.
Daman menambahkan, sesuai informasi yang diperolehnya dari warga, Farel dan Sal menikah di awal tahun 2016 lalu. Namun setelah tiga bulan menikah, Farel berangkat ke Malaysia dan bekerja sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Setelah beberapa bulan bekerja, Farel pulang ke Tanjungbalai karena mengaku sedang sakit.
Namun warga curiga melihat perut Farel yang membesar. Farel yang berprawakan seperti layaknya laki-laki itu diketahui para tetangganya selama ini sangat menyayangi Sal.
Sementara Ahyar mengaku, saat itu ia mendengar suara tangisan di bekalang rumah salah seorang warga.
“Saat itu aku mendengar ada suara bayi menangis. Tapi kok malam-malam ada suara bayi. Sementara setahu aku di daerah kami tidak ada orang yang baru melahirkan. Penasaran dengan suara bayi itu, aku lalu ke luar rumah dan mencari sumber suara.
Sekitar 20 menit aku mencarinya, akhirnya kutemukan sumber suaranya. Ternyata ada bayi yang dibungkus kain diletakkan di semak-semak. Saat itu kulihat tubuh bayi itu masih berdarah. Berarti bayi itu baru dilahirkan dan dibuang orangtuanya. Lalu kuberitahu orang-orang soal penemuan bayi itu,” katanya.
Setelah itu, menurut Ahyar, dalam waktu singkat lokasi penemuan bayi tersebut ramai dikunjungi warga.
Bayi laki-laki yang dibuang ke semak-semak yang merupakan anak dari Farel (wanita yang mengaku pria yang menikahi Sal) saat digendong warga.
Kemudian sekitar pukul 03.00 WIB dini hari, Ahyar, Herman dan Samsir mengambil inisiatif untuk menyelamatkan bayi itu dan membawanya ke RSU Tengku Mansyur Tanjungbalai untuk mendapatkan perawatan medis. Saat ini bayi tersebut dirawat oleh Lili Aprina di RSU Tengku Mansyur.
Setelah membawa bayi tersebut, warga lalu menghubungi Kepala Lingkungan III Daman Wuri dan polisi. Tak lama berselang polisi datang dan bersama dengan kepling, polisi melakukan pencarian terhadap orangtua dari bayi malang itu.
Setelah mengumpulkan keterangan dari beberapa warga, akhirnya polisi dan Kepling mendatangi kediaman pasangan Farel dan Sal yang ternyata merupakan pasangan sejenis (sesama wanita).
Ternyata saat polisi dan kepling datang ke rumah Farel, saat itu polisi melihat Farel mengalami pendarahan akibat proses persalinan kelahiran anaknya. Hal itu mengejutkan warga. Karena selama ini setahu warga Farel merupakan suara pria dan istrinya adalah Sal.
Tapi setelah mengetahui Farel melahirkan, baru warga sadar ternyata selama ini Farel adalah wanita dan menikah sesama jenis dengan Sal.
“Heboh lah bang, setahu kami si Farel itu pria, eh rupanya wanita. Sudah gitu hamil pulak dan melahirkan anak laki-laki. Yang parahnya, bayi si Farel di buang pulak ke semak-semak,” kata Ahyar.
Sementara Kapolsek Sei Tualang Raso AKP Syafruddin bersama anggota yang hadir di lokasi kejadian membenarkan adanya penemuan bayi di semak-semak. Syafruddin juga membenarkan bahwa orangtua dari bayi laki-laki malang itu adalah pasangan sejenis yang merupakan sesama wanita.
Saat itu bayi malang dan wanita yang melahirkannya dirawat di RS Tengku Mansyur Tanjungbalai. Farel dirawat karena mengamali pendarahan setelah melahirkan.
“Benar ada penemuan bayi yang dibuang di semak-semak. Setelah dilakukan pencarian ternyata orang tua dari bayi itu adalah pasangan sejenis dan pasangan itu keduanya wanita. Saat ini bayi dan wanita yang melihirkan di rawat di RSU Tengku Mansyur Tanjungbalai,” katanya.
Terpisah Sal istri dari Farel mengaku awalnya dirinya tidak tahu bahwa suaminya Farel adalah seorang wanita.
“Aku baru tahu dia itu wanita. Selama ini aku juga merasa dia itu pria. Kami tidak pernah berhubungan badan selama menikah,” katanya. (ILU/syaf)