Aktris cantik Mikha Tambayong kali ini bakal memberikan
sentuhan yang berbeda pada aktingnya. Yap, keponakan Harvey Malaiholo ini
kembali menggebrak dengan karakternya sebagai Cindy dalam judul film komedi
terbarunya, BPJS (BUDGET PAS-PASAN JIWA SOSIALITA).
sentuhan yang berbeda pada aktingnya. Yap, keponakan Harvey Malaiholo ini
kembali menggebrak dengan karakternya sebagai Cindy dalam judul film komedi
terbarunya, BPJS (BUDGET PAS-PASAN JIWA SOSIALITA).
“Cindy ini karakternya social climber gitu. Awalnya
dari kampung, tapi dari kecil sudah dandan. Kan ada orang yang bawaannya memang
sudah sosialita. Sampai dia ke Jakarta menghalalkan segala cara. Jadi ini orang
memang ambisius,” ujar Mikha Tambayong saat dijumpai usai fitting baju
para pemain film BPJS (BUDGET PAS-PASAN JIWA SOSIALITA) di kawasan Setiabudi,
Kuningan, Jakarta Selatan.
dari kampung, tapi dari kecil sudah dandan. Kan ada orang yang bawaannya memang
sudah sosialita. Sampai dia ke Jakarta menghalalkan segala cara. Jadi ini orang
memang ambisius,” ujar Mikha Tambayong saat dijumpai usai fitting baju
para pemain film BPJS (BUDGET PAS-PASAN JIWA SOSIALITA) di kawasan Setiabudi,
Kuningan, Jakarta Selatan.
“Cukup menantang juga buat aku karena jatuhnya agak
sedikit freak ya ini orang. Tapi seru sih, menantang banget, dan fun. Kebetulan
lawan mainnya komedian, kayak Desta. Aku kan bukan komedian ya, cuma di film
ini aku jadi kayak masuk ke situasi komedi aja gitu. Aku ikut-ikutan
adegan-adegan komedi juga. Senenglah bisa bergabung,” imbuhnya sambil
tersenyum.
sedikit freak ya ini orang. Tapi seru sih, menantang banget, dan fun. Kebetulan
lawan mainnya komedian, kayak Desta. Aku kan bukan komedian ya, cuma di film
ini aku jadi kayak masuk ke situasi komedi aja gitu. Aku ikut-ikutan
adegan-adegan komedi juga. Senenglah bisa bergabung,” imbuhnya sambil
tersenyum.
Selain bergenre komedi, tantangan lain yang dihadapi Mikha
adalah kendala bahasa. Meski seorang sosialita yang ambisius, karakter Cindy
ternyata juga menunjukkan sisi ‘ndeso’ di hadapan teman-temannya dari kampung.
adalah kendala bahasa. Meski seorang sosialita yang ambisius, karakter Cindy
ternyata juga menunjukkan sisi ‘ndeso’ di hadapan teman-temannya dari kampung.
“Aku kan bukan komedian, tapi dituntut kayak bikin
situasi komedi. Kedua, bahasa. Itu aku agak susah banget. Saya kan
Manado-Ambon, disuruh ngomong Jawa Timur. Itu dia sih tantangannya. Aku tiap
reading ribet banget nyatet-nyatetin bahasanya Jawa Timurnya apa. Terus kami
ngobrol Jawa Timur, masih berlatih sekarang,” ungkapnya.
situasi komedi. Kedua, bahasa. Itu aku agak susah banget. Saya kan
Manado-Ambon, disuruh ngomong Jawa Timur. Itu dia sih tantangannya. Aku tiap
reading ribet banget nyatet-nyatetin bahasanya Jawa Timurnya apa. Terus kami
ngobrol Jawa Timur, masih berlatih sekarang,” ungkapnya.
“Ada acting coach juga. Lumayan menguras energi harus
bikin gimana scene-nya supaya lucunya alami plus harus ada aksen juga. Dan aku
tuh setiap situasi beda-beda ngomongnya. Ketemu temen (sosialita) beda, ketemu
temen (kampung) beda. Jadi emang agak-agak freak ya. Scary ya,” tandasnya
sambil tertawa. (int)
bikin gimana scene-nya supaya lucunya alami plus harus ada aksen juga. Dan aku
tuh setiap situasi beda-beda ngomongnya. Ketemu temen (sosialita) beda, ketemu
temen (kampung) beda. Jadi emang agak-agak freak ya. Scary ya,” tandasnya
sambil tertawa. (int)