SEORANG remaja putri, Rotua Febriyanti Simanjuntak (17), warga Jalan Sibualbulai, Kelurahan Huta Tonga-tonga, Sibolga Utara, diduga menjadi korban perdagangan manusia (human trafficking) yang dipulangkan dari Malaysia.
Informasi diperoleh, Kamis (9/2), Rotua tiba di Bandara Kualanamu dengan pesawat Air Asia nomor penerbangan QZ 125. Setibanya di Bandara Kualanamu, Rotua disambut keluarga bersama Pusat Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Sumatera Utara di pos BP3TKI Bandara Kualanamu.
Diketahui, Rotua berangkat ke Malaysia karena ajakan teman satu kampung berinisial E. Rotua dijanjikan akan dipekerjakan di salah satu restoran di Malaysia dengan gaji besar. Tergiur dengan iming-iming gaji besar, Rotua nekat berangkat ke Malaysia dengan paspor pelancong. Namun sesampainya di Malaysia, Rotua malah dipekerjakan sebagai pembantu rumah tangga.
Penderitaan Rotua tenyata tidak itu saja. Majikan tempat Rotua bekerja akan menjual Rotua ke lokasi prostitusi. Mengetahui dirinya akan dijual, Rotua pun nekat kabur dari rumah majikannya. Rotua bertemu dengan salah satu Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di Malaysia.
Selanjutnya, dia dipulangkan dengan bekerjasama dengan P2TP2A Sumatera Utara dan BP3TKI Medan. Sementara, Kepala Seksi ( Kasi) Perlindungan dan Pemberdayaan BP3TKI Medan Amir Hakim Abdi Sihotang yang dikonfirmasi melalui petugas BP3TKI Pos Bandara Kualanamu Ali Imran Sinaga menerangkan bahwa Rotua diduga korban perdangangan manusia yang dilakukan oleh teman sekampungnya.
Sesuai data, Rotua berangkat ke Malaysia pada 14 Januari 2017. Namun baru 15 hari berada di Malaysia, Rotua kabur dari rumah majikannya karena mengetahui akan jadi korban perdagangan manusia
”Kepulangan korban bekerjasana dengan LSM dan pihak P2TP2A Sumatera Utara. PB3TKI dalam hal ini sifatnya membantu untuk memudahkan prosesnya di Bandara Kualanamu. Setelah diserahterimakan, selanjutnya dipulangkan ke kampung halaman,” ujarnya. (tasn/int)