KISARAN- Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Asahan Ir Suryandi menyayangkan sikap Menteri Perhubungan yang mengalihkan pelabuhan pengumpul atau hub internasional dari pelabuhan Kuala Tanjung Sumatera Utara ke Tanjung Priok Jakarta. Suryandi berharap agar Presiden RI Jokowi membatalkan rencana Menteri Perhubungan.
Itu diungkapkan Suryandi, Kamis (2/2). Suryandi berharap, pemerintah melalui Menteri Perhubungan dapat membatalkan kebijakan pemerintah mengeluarkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 901 Tahun 2016 tentang Rencana Induk Pelabuhan Nasional (RIPN) yang ditandatangani pada 30 Desember 2016, dalam RIPN tersebut, Pelabuhan Kuala Tanjung diputuskan hanya sebagai pelabuhan internasional.
Suryandi mengatakan, apabila pelabuhan pengumpul atau hub internasional Kuala Tanjung berjalan sesuai dengan program yang dicanangkan, pelabuhan ini merupakan ikon Sumatera Utara. Di mana akan menjadi pintu gerbang yang berdekatan dengan Selat Malaka dan negara Asean, setelah Pelabuhan Belawan yang saat ini sudah over capacity. Maka salah satu alternatifnya adalah Pelabuhan Kuala Tanjung yang ditetapkan.
“Kita heran entah apa maksudnya pelabuhan ini dialihkan ke Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta dan Kuala Tanjung diputuskan sebagai pelabuhan internasional,” ujarnya.
Masih dari Suryandi, kalau lah Pelabuhan Kuala Tanjung dijadikan pelabuhan pengumpul atau hub internasional akan membawa dampak positif perekonomian bagi Sumatera Utara terutama berdampak kepada Kabupaten Asahan. Maka APINDO Kabupaten Asahan mendukung apa yang dikatakan Gubernur Sumatera Utara Tengku Erry Nuradi yang mengaku keberatan dengan kebijakan pemerintah pusat yang mengalihkan pelabuhan pengumpul atau hub internasional dari pelabuhan Kuala Tanjung Sumatera Utara ke Tanjung Priok Jakarta.
“Kita sependapat dengan Gubernur Sumatera Utara yang merasa komplain kepada pemerintah pusat, khususnya Menhub yang telah menggeser Pelabuhan Kuala Tanjung ke Tanjung Priok. Kita juga akan menyampaikan langsung agar Pelabuhan Kuala Tanjung dikembalikan lagi fungsinya tetap menjadi hub internasional,” katanya.
Lebih lanjut dikatakannya, harus ada kajian dan pendalaman yang mengalihkan pelabuhan pengumpul atau hub internasional dari pelabuhan Kuala Tanjung Sumatera Utara ke Tanjung Priok Jakarta. (mar/syaf)