RENCANA
pemberontakan yang sudah disusun narapidana dan tahanan di Lembaga
Pemasyarakatan Klas IIA Pematangsiantar gagal. Minggu (19/2) Polisi Khusus
Lapas (Polsuspas) mengamankan 50 napi dan barang bukti yang akan digunakan
memuluskan rencana mereka.
pemberontakan yang sudah disusun narapidana dan tahanan di Lembaga
Pemasyarakatan Klas IIA Pematangsiantar gagal. Minggu (19/2) Polisi Khusus
Lapas (Polsuspas) mengamankan 50 napi dan barang bukti yang akan digunakan
memuluskan rencana mereka.
Kepala Lapas Klas IIA Pematangsiantar M Sukardi Sianturi
BcIP menjelaskan, sebelumnya ia sudah menerima informasi dari seorang
narapidana yang sedang menjalani hukuman di sana. Dalam info itu disebutkan,
puluhan napi dan tahanan merencanakan kabur saat saat waktu pembagian sarapan
di hari Minggu (19/2) pagi. Dimana di antara narapidana itu disebutkan, sudah
membagi tugas. Bahkan ada yang merencanakan akan menyerang petugas lapas.
BcIP menjelaskan, sebelumnya ia sudah menerima informasi dari seorang
narapidana yang sedang menjalani hukuman di sana. Dalam info itu disebutkan,
puluhan napi dan tahanan merencanakan kabur saat saat waktu pembagian sarapan
di hari Minggu (19/2) pagi. Dimana di antara narapidana itu disebutkan, sudah
membagi tugas. Bahkan ada yang merencanakan akan menyerang petugas lapas.
“Sekira pukul 18.00 WIB, Sabtu, saya mendapat informasi
itu. Kebetulan waktu itu saya sedang mengikuti apel di Lapas Klas I Medan. Makanya
saya langsung meluncur ke arah Pematangsiantar,” terangnya.
itu. Kebetulan waktu itu saya sedang mengikuti apel di Lapas Klas I Medan. Makanya
saya langsung meluncur ke arah Pematangsiantar,” terangnya.
Dia menambahkan, sesuai rencananya, para narapidana ini
memanfaatkan sedikitnya penjagaan di lapas tersebut. “Mereka akan menyerang
petugas keamanan lapas saat mendapatkan jatah sarapan. Kalau hari Minggu,
petugas keamanan yang berjaga kan hanya 9 orang. Beruntung kita cepat
mendapatkan informasi terkait rencana pemberontakan ini,” terang orang nomor
satu di Lapas Klas IIA Pematangsiantar itu.
memanfaatkan sedikitnya penjagaan di lapas tersebut. “Mereka akan menyerang
petugas keamanan lapas saat mendapatkan jatah sarapan. Kalau hari Minggu,
petugas keamanan yang berjaga kan hanya 9 orang. Beruntung kita cepat
mendapatkan informasi terkait rencana pemberontakan ini,” terang orang nomor
satu di Lapas Klas IIA Pematangsiantar itu.
Selanjutnya, begitu mendapat informasi tersebut, pada Sabtu
malam petugas langsung melakukan penyelidikan dan penyisiran di blok-blok
narapidana yang ada dalam lapas. Kemudian petugas juga melakukan pemeriksaan
terhadap narapidana dan tahanan yang ada. Hasilnya, diketahui bahwa sedikitnya
50 orang diduga akan melakukan aksi tersebut.
malam petugas langsung melakukan penyelidikan dan penyisiran di blok-blok
narapidana yang ada dalam lapas. Kemudian petugas juga melakukan pemeriksaan
terhadap narapidana dan tahanan yang ada. Hasilnya, diketahui bahwa sedikitnya
50 orang diduga akan melakukan aksi tersebut.
“Data ke-50 orang tersebut didapat berdasarkan hasil
pemeriksaan dan keterangan-keterangan yang berhasil diperoleh petugas,”
jelasnya.
pemeriksaan dan keterangan-keterangan yang berhasil diperoleh petugas,”
jelasnya.
Dan, tak lama kemudian petugas lapas mengamankan lima
puluhan orang yang diduga terlibat rencana aksi pemberontakan tersebut.
puluhan orang yang diduga terlibat rencana aksi pemberontakan tersebut.
“Malam itu juga langsung kita amankan. Itu dilakukan untuk
mencegah adanya rencana aksi mereka,” kata Sianturi.
mencegah adanya rencana aksi mereka,” kata Sianturi.
Kalapas menuturkan, rencana aksi yang tergolong
pemberontakan ini diduga sudah direncanakan sejak lama, dimotori oleh seorang
narapidana yang bernama Iqbal.
pemberontakan ini diduga sudah direncanakan sejak lama, dimotori oleh seorang
narapidana yang bernama Iqbal.
“Iqbal merupakan narapidana dari Lapas Klas I Medan
dengan kasus pembunuhan. Saat berada di Lapas Siantar, ia sempat merekrut
beberapa narapidana lain untuk melakukan aksi pemberontakan sebagai modus untuk
melarikan diri,” ujarnya.
dengan kasus pembunuhan. Saat berada di Lapas Siantar, ia sempat merekrut
beberapa narapidana lain untuk melakukan aksi pemberontakan sebagai modus untuk
melarikan diri,” ujarnya.
Bahkan dari keterangan yang diperoleh pihak lapas, rencana
pemberontakan yang dilakukan Iqbal awalnya direncanakan dilakukan pada bulan
Desember 2016 lalu. Hanya saja di akhir tahun, pihak keamanan lapas memang memperketat
penjagaan. Setelah itu, rencana pemberontakan ditunda hingga menunggu waktu yang
tepat.
pemberontakan yang dilakukan Iqbal awalnya direncanakan dilakukan pada bulan
Desember 2016 lalu. Hanya saja di akhir tahun, pihak keamanan lapas memang memperketat
penjagaan. Setelah itu, rencana pemberontakan ditunda hingga menunggu waktu yang
tepat.
“Namun pada tanggal 4 Januari lalu, Iqbal kita
pindahkan ke Lapas Medan. Selanjutnya aksi rencana pemberontakan dilakukan oleh
Iqbal sempat terhenti. Dan kemudian rencana itu dilanjutkan para narapidana
lain yang sudah sempat direkrut oleh Iqbal. Ada tiga orang yang melanjutkannya,
yakni Jesudas alias Ones, Agus Syahputra dan Dedi.”
pindahkan ke Lapas Medan. Selanjutnya aksi rencana pemberontakan dilakukan oleh
Iqbal sempat terhenti. Dan kemudian rencana itu dilanjutkan para narapidana
lain yang sudah sempat direkrut oleh Iqbal. Ada tiga orang yang melanjutkannya,
yakni Jesudas alias Ones, Agus Syahputra dan Dedi.”
Pasca diamankan kemarin, Jesudas langsung dipindahkan ke
Siborong-borong, Dedi kini dipindahkan ke lapas yang ada di Balige dan Agus
Syahputra dipindahkan ke Medan.
Siborong-borong, Dedi kini dipindahkan ke lapas yang ada di Balige dan Agus
Syahputra dipindahkan ke Medan.
“Kemudian ketiga narapidana yang melanjutkan rencana
pemberontakan Iqbal itu, kembali berusaha merekrut narapidana lain. Alhasil,
ada sekira 70-an narapidana yang siap untuk melakukan pemberontakan. Semuanya
sudah kita amankan dinihari tadi (Minggu, red). Setelah diperiksa, kami
mendapatkan potongan besi dan kain sarung yang sudah dililitkan menyerupai tali
dari tangan narapidana yang akan melakukan aksi,” katanya lagi.
pemberontakan Iqbal itu, kembali berusaha merekrut narapidana lain. Alhasil,
ada sekira 70-an narapidana yang siap untuk melakukan pemberontakan. Semuanya
sudah kita amankan dinihari tadi (Minggu, red). Setelah diperiksa, kami
mendapatkan potongan besi dan kain sarung yang sudah dililitkan menyerupai tali
dari tangan narapidana yang akan melakukan aksi,” katanya lagi.
Dia menjelaskan, setelah terbongkarnya rencana aksi itu,
pihaknya sudah mengirimkan 12 napi ke berbagai lapas yang ada di Sumatera
Utara.
pihaknya sudah mengirimkan 12 napi ke berbagai lapas yang ada di Sumatera
Utara.
“Tadi malam menjelang pagi, kita sudah mengirimkan 12
narapidana ke berbagai lapas. Sebanyak 15 orang di antaranya masih berstatus
tahanan. Rencananya kita masih akan melakukan pengiriman beberapa orang yang
terlibat lainnya ke beberapa lapas yang ada di Sumatera Utara,” kata Sukardi
di hadapan awak media.
narapidana ke berbagai lapas. Sebanyak 15 orang di antaranya masih berstatus
tahanan. Rencananya kita masih akan melakukan pengiriman beberapa orang yang
terlibat lainnya ke beberapa lapas yang ada di Sumatera Utara,” kata Sukardi
di hadapan awak media.
Untuk mengantisipasi hal serupa agar tidak terjadi, pihaknya
juga akan berkoordinasi dengan Polres Simalungun yang akan membantu melakukan
penjagaan hingga situasi kembali kondusif di Lapas Klas IIA Pematangsiantar.
“Kita akan minta bantuan tenaga dari Polres Simalungun untuk melakukan
pengamanan setiap hari di lapas,” ucapnya.
juga akan berkoordinasi dengan Polres Simalungun yang akan membantu melakukan
penjagaan hingga situasi kembali kondusif di Lapas Klas IIA Pematangsiantar.
“Kita akan minta bantuan tenaga dari Polres Simalungun untuk melakukan
pengamanan setiap hari di lapas,” ucapnya.
Pantauan wartawan, kemarin, puluhan personel Polres
Simalungun terlihat berjaga-jaga dan mengelilingi dinding tembok Lapas Klas IIA
Pematangsiantar. (adi/hez)
Simalungun terlihat berjaga-jaga dan mengelilingi dinding tembok Lapas Klas IIA
Pematangsiantar. (adi/hez)