Data dari Dinas Kesehatan
MEDAN-Hampir setengah penderita HIV/AIDS di Medan, adalah
pengusaha muda. Hal itu dikatakan Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan, drg Usma
Polita pada Wartawan, Rabu (4/1) sore. Dikatakan Usma, gaya hidup menjadi faktor, seperti kehidupan
glamour dan gemerlap ditambah dengan kebebasan.
pengusaha muda. Hal itu dikatakan Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan, drg Usma
Polita pada Wartawan, Rabu (4/1) sore. Dikatakan Usma, gaya hidup menjadi faktor, seperti kehidupan
glamour dan gemerlap ditambah dengan kebebasan.
Dijelaskan Usma, jumlah penderita HIV/AIDS di Medan tahun
2006 hingga 2016, berjumlah 5.360. Dari jumlah itu, disebut Usma 2.260
penderita berstatus sebagai wiraswasta yang disebut Usma adalah Pengusaha Muda.
Terlebih, dikatakannya berdasarkan usia, dari 5.360 penderita, sebanyak 3.002
berusia muda yakni usia 25-34 tahun.
2006 hingga 2016, berjumlah 5.360. Dari jumlah itu, disebut Usma 2.260
penderita berstatus sebagai wiraswasta yang disebut Usma adalah Pengusaha Muda.
Terlebih, dikatakannya berdasarkan usia, dari 5.360 penderita, sebanyak 3.002
berusia muda yakni usia 25-34 tahun.
“Wiraswasta itu, sebagian besar adalah pengusaha muda.
Mungkin life style ya,” ujar Usma.
Mungkin life style ya,” ujar Usma.
Selain itu, dikatakan Usma berdasarkan data pada layanan
primer, juga terdapat PNS sebagai penderita. Namun, jumlah PNS yang menderita
HIV/AIDS tersebut, tidak disampaikan Usma. Terlebih untuk data penderita
HIV/AIDS yang di layanan skunder atau sudah tahap penanganan, disebut Usma
tidak dapat disampaikan.
primer, juga terdapat PNS sebagai penderita. Namun, jumlah PNS yang menderita
HIV/AIDS tersebut, tidak disampaikan Usma. Terlebih untuk data penderita
HIV/AIDS yang di layanan skunder atau sudah tahap penanganan, disebut Usma
tidak dapat disampaikan.
Sebelum mengakhiri, Usma mengakui jika jumlah penderita
HIV/AIDS memang meningkat sehingga mengkhawatirkan. Namun, disebut Usma jika
jumlah yang tercatat itu, menunjukkan pencapaian jangkauan. Begitu juga kesadaran
dari penderita HIV/AIDS yang mendatangi sarana pelayanan, disebut Usma sudah
tinggi bila dilihat dari jumlah itu.
HIV/AIDS memang meningkat sehingga mengkhawatirkan. Namun, disebut Usma jika
jumlah yang tercatat itu, menunjukkan pencapaian jangkauan. Begitu juga kesadaran
dari penderita HIV/AIDS yang mendatangi sarana pelayanan, disebut Usma sudah
tinggi bila dilihat dari jumlah itu.
Meski demikian, dikatakan Usma kalau HIV/AIDS, merupakan
fenomena gunung es. Dicontohkan Usma seperti pasangan penderita HIV/AIDS, yang
tidak sadar telah tertular akan menularkan kepada pasangan selanjutnya,
kemudian begitu seterusnya. Oleh karena itu, dikatakan Usma jika heteroseksual
menjadi faktor paling tinggi, hingga Ibu Rumah Tangga rentan tertular, hingga
kepada bayi.
fenomena gunung es. Dicontohkan Usma seperti pasangan penderita HIV/AIDS, yang
tidak sadar telah tertular akan menularkan kepada pasangan selanjutnya,
kemudian begitu seterusnya. Oleh karena itu, dikatakan Usma jika heteroseksual
menjadi faktor paling tinggi, hingga Ibu Rumah Tangga rentan tertular, hingga
kepada bayi.
” Pada prinsipnya, masalah ini menjadi tanggung
jawab bersama. Jadi penderita harus mau datang ke sarana pelayanan. Tidak perlu
malu dan sekarang ada pintu khusus, ” ujar Usma mengakhiri.
jawab bersama. Jadi penderita harus mau datang ke sarana pelayanan. Tidak perlu
malu dan sekarang ada pintu khusus, ” ujar Usma mengakhiri.
Sebelumnya, Anggota Komite III DPD RI, Prof Damayanti
menyebut berdasarkan pertemuan dengan Menteri Kesehatan, disebut kalau
Kementerian Kesehatan menargetkan 3 zero pada tahun 2030. Disebut Damayanti, 3
zero itu yakni zero New HIV Infection, zero AIDS Related Death dan zero
Discrimination. Disebut Damayanti kalau program Kementerian Kesehatan itu tahun
2013 LKB dan SUFA, tahun 2016 Permenkes Tentang Skrining HIV, Siflis pada ibu
hamil, tahun 2019 90% pop kunci tahu status HIV, 100% skrining EID pada bayi
dari ibu positif HIV, tahun 2020 triple eliminasi HIV, Siflis, Hepatitis pada
bayi, tahun 2027 target 90/90/90 dan tahun 2030 target 3 zero.
menyebut berdasarkan pertemuan dengan Menteri Kesehatan, disebut kalau
Kementerian Kesehatan menargetkan 3 zero pada tahun 2030. Disebut Damayanti, 3
zero itu yakni zero New HIV Infection, zero AIDS Related Death dan zero
Discrimination. Disebut Damayanti kalau program Kementerian Kesehatan itu tahun
2013 LKB dan SUFA, tahun 2016 Permenkes Tentang Skrining HIV, Siflis pada ibu
hamil, tahun 2019 90% pop kunci tahu status HIV, 100% skrining EID pada bayi
dari ibu positif HIV, tahun 2020 triple eliminasi HIV, Siflis, Hepatitis pada
bayi, tahun 2027 target 90/90/90 dan tahun 2030 target 3 zero.
” Memang saat ini penanganan HIV/AIDS menurut saya
masih kurang tajam. Namun setidaknya sudah ada niat baik dari Pemerintah,
” ungkap Damayanti beberapa waktu lalu. (ain/smg/int)
masih kurang tajam. Namun setidaknya sudah ada niat baik dari Pemerintah,
” ungkap Damayanti beberapa waktu lalu. (ain/smg/int)