BATUBARA – Hanya dalam waktu delapan bulan, tubuh Surbekti yang digerogoti penyakit semakin kurus. Kini tubuhnya hanya tinggal tulang dibalut kulit. Sudah cukup banyak dana yang ia keluarkan untuk berobat baik secara medis mau pun non medis yakni sekitar Rp500 juta lebih.
Namun tetap saja penyakit yang diidapnya tidak kunjung sembuh. Jenuh berobat, Surbekti memilih berobat terapi dengan mandi air panas di kolam yang ada di Kubah Keramat, di Desa Kwala Gunang, Kecamatan Limapuluh, Batubara.
Saat ditemui wartawan, Selasa (10/1) di kolam kubah yang persis di sebelah RSUD Batubara, Surbekti yang merupakan warga Dusun VI, Desa Empat Negeri, Kecamatan Lima Puluh, Kabupaten Batubara mengaku sudah jenuh berobat secara medis.
Bahkan menurutnya, dana yang dihabiskan untuk mengobati sudah cukup besar, yakni mencapai Rp500 juta lebih. Namun meski dana yang dihabiskannya sudah sangat besar, tetap saja penyakitnya tidak kunjung sembuh.
“Sejumlah Rumah sakit dan para normal di Palembang dan Jambi sudah kami didatangi dan biaya ratusan juta juga sudah habis, namun penyakitnya belum juga hilang. Menurut tim medis katanya terjadi pembengkakan dibagian usus dan pendapat para normal justru penyakit dideritanya akibat diguna-guna,” sebutnya.
Diceritakannya, hinggapnya penyakit di badannya itu terjadi sejak delapan bulan terakhir.
Bahkan menurutnya, keluarganya di Palembang merasa bosan untuk mengurusinya. Dampaknya ia nekat lari dari rumah hanya mengandalkan kursi roda pengganti kakinya yang kini lumpuh.
“Aku lari dari rumah di Palembang ke Pekan Baru. Berkat bantuan teman, aku bisa bertemu dengan anakku Siti (25) di Pekan Baru dan dua hari di sana aku dibawa pulang ke kampung. Setelah dua kali mandi di kolam ini, rasa badanku agak mendingan dan bengkak-bengkak sudah mulai menyusut. Sementara kuabaikan keluarga di Palembang, aku ingin sembuh dan fokus berobat disini,” bebernya.
Pantauan wartawan, dengan kondisi fisik yang memprihatikan Surbekti dibopong anak menantunya mandi air panas di bibir kolam. Tak sanggup dia menceburkan sekujur badannya, dia hanya disiramkan air dibeberapa bagian tubuhnya.
Penjaga kolam Yakub (60) kepada wartawan mengatakan, tidak sedikit warga lokal bahkan dari luar daerah (Jakarta) berobat alternatif air panas di sini. Bahkan sebagian besar dari mereka mengaku penyakitnya berkurang bahkan sembuh.
“Terapi ini biasanya bagi penderita penyakit saraf terjepit, asam urat, gatal-gatal dan bengkak-bengkak. Hanya saja mandinya harus rutin dilakukan setidaknya 15 hari dengan waktu mandi selama 2 jam,” katanya. (Wan/syaf/ma/int)
teks foto
Surbekti (50) saat tengah melakukan terapi di kolam air panas, Kubah Keramat Batubara, di Desa Kwala Gunung, Kecamatan Limapuluh, Kabupaten Batubara. (Siswanto/Asahan)