KISARAN- Akibat susahnya mencari cacing dan mahalnya harga pangan ikan membuat Ridwan Daulay (41) salah seorang peternak ikan lele di Asahan berpikir untuk membuat budidaya cacing sutra. Tak disangka-sangka, usaha yang dirintis Ridwan meraih sukses.
Disambangi di lokasi budidaya cacing sutra di Jalan Mentimun, Kelurahan Siumbut Baru, Kabupaten Asahan, Selasa (24/1) Ridwan mengatakan, dirinya berinisiatif membudidayakan cacing sutra organik sebagai pengganti panganan ikan yang sehat dan alami.
Pembudidayaan cacing organik ini secara ekonomi terbilang sangat menguntungkan. Karena dipasaran banyak yang meminatinya. Sedangkan orang yang melakukan ternak cacing ini terbilang jarang didapat.
Menurutnya, awalnya ia mulai belajar membudidaya cacing ini setelah belajar otodidak dari internet dan baca referensi sejumlah buku.
“Karena harga pellet yang menjadi panganan ikan lele tidak stabil dan mahal, jadi saya cari solusi untuk membudidaya cacing sutra ini,” ujarnya di lokasi usaha pembibitan cacing dan pembenihan lele miliknya.
Masih dari Ridwan, awalnya ia memang berniat membudidayakan cacing untuk memenuhi panganan usaha bibit lele di kolam.
“Setelah kegiatan tersebut saya tekuni, akhirnya saya mulai berani memasok cacing sutra itu ke sejumlah toko ikan hias yang ada di Kabupaten Asahan,” terangnya.
Dikatakannya lagi, bibit cacing ini ia dapat dari seorang teman di Kota Pematangsiantar. Mulanya hanya beberapa pot saja, namun lama-kelamaan bisa dikembangbiakkan.
“Hingga kini ada lebih dari sekitar 200 wadah cacing yang sudah saya kembangbiakkan,” bebernya.
Ditambahkannya, membudidayakan cacing tidak sulit dan dapat dicoba oleh siapa saja. Setiap peternak hanya perlu mempersiapkan beberapa bahan seperti wadah/nampan, ampas padi yang sudah digiling halus, lumpur organik, dan bibit cacing sutra. Seluruhnya dicampurkan dan dipermentasikan sampai cacing tumbuh dan berkembang biak dalam siklus air yang terus mengalir. Selanjutnya proses permentasi cacing sutra ini akan memakan waktu sampai dua bulan lamanya baru dapat dipanen. Sementara itu, untuk satu wadah pembibitan dapat menghasilkan sedikitnya seperempat kilogram cacing sutra.
Lebih lanjut dikatakannya, dari 200 nampan ini, sedikitnya menghasilkan sekitar lima puluh liter dengan harga pasarannya sekitar Rp40-50 ribu per liter. Berkat keuletan dan kegigihannya, ia tidak hanya mampu menyediakan panganan yang organik untuk pembibitan usaha ikan lele miliknya sendiri. Bahkan ia bisa menjual cacing sutra tersebut kepada pengusaha ikan hias di Kisaran,” ungkapnya. (mar/syaf/ma/int)