Setelah Keluar, Aku Menyelam
Lagi Menyelamatkan Cucuku
RABU (4/1) malam, kesembilan korban kecelakaan maut
di Sumbul, Kabupaten Dairi, dimakamkan. Suasana pilu masih sangat terasa di
rumah duka di Dusun Batumardinding, Desa Marbun Tonga Dolok, Kecamatan
Baktiraja, Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas).
di Sumbul, Kabupaten Dairi, dimakamkan. Suasana pilu masih sangat terasa di
rumah duka di Dusun Batumardinding, Desa Marbun Tonga Dolok, Kecamatan
Baktiraja, Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas).
Di balik peristiwa tragis itu, terungkap kisah mengharukan
perjuangan Elprida Tamba, salah seorang korban yang selamat. Antara sadar tak
tak sadar, dia meraba bagian mobil dan pada akhirnya menemukan celah sempit
untuk keluar. Dan, setelah keluar, dia kembali menyelam menyelamatkan
keluarganya yang masih terjebak di dalam mobil. Ada yang berhasil selamat, namun banyak yang
tak terselamatkan.
perjuangan Elprida Tamba, salah seorang korban yang selamat. Antara sadar tak
tak sadar, dia meraba bagian mobil dan pada akhirnya menemukan celah sempit
untuk keluar. Dan, setelah keluar, dia kembali menyelam menyelamatkan
keluarganya yang masih terjebak di dalam mobil. Ada yang berhasil selamat, namun banyak yang
tak terselamatkan.
Ditemui di rumah duka, Kamis (5/1), Elprida Tamba, yang
merupakan ibunda Lamsir Banjarnahor (32), masih terlihat syok. Matanya masih
sembab, tubuhnya masih terkulai lunglai bersandar di dinding rumah semi
permanen itu.
merupakan ibunda Lamsir Banjarnahor (32), masih terlihat syok. Matanya masih
sembab, tubuhnya masih terkulai lunglai bersandar di dinding rumah semi
permanen itu.
Saat wartawan koran ini menyampaikan maksud ingin
mewawancarainya, Elprida mengangguk. Dia mengisahkan, ia dan keluarganya hendak
pergi ke Sidikalang untuk berekreaksi di Taman Iman. Pada 2 Januari 2017 lalu,
mereka berangkat dari Desa Marbun Tonga Dolok, menuju Kota Pematangsiantar.
Tujuan mereka ke Siantar adalah untuk menjemput menantu serta tiga cucu dari
anak pertamanya bernama Darwin Banjarnahor.
mewawancarainya, Elprida mengangguk. Dia mengisahkan, ia dan keluarganya hendak
pergi ke Sidikalang untuk berekreaksi di Taman Iman. Pada 2 Januari 2017 lalu,
mereka berangkat dari Desa Marbun Tonga Dolok, menuju Kota Pematangsiantar.
Tujuan mereka ke Siantar adalah untuk menjemput menantu serta tiga cucu dari
anak pertamanya bernama Darwin Banjarnahor.
Dari Desa Marbun Tonga Dolok, mereka menumpang mobil Avanza
milik anaknya Lamsir Banjarnahor (32), yang merupakan pengemudi mobil itu.
milik anaknya Lamsir Banjarnahor (32), yang merupakan pengemudi mobil itu.
“Dari sini (kampung), kami berangkat sekitar pukul 07.00
WIB. Di dalam mobil, kami ada 8 orang tujuan Siantar, untuk menjemput menantu
dan tiga cucu saya,” ujarnya mengawali perjalanan mereka.
WIB. Di dalam mobil, kami ada 8 orang tujuan Siantar, untuk menjemput menantu
dan tiga cucu saya,” ujarnya mengawali perjalanan mereka.
Sebelum tiba, mereka sempat beristirahat untuk makan dan
minum di Parapat, kemudian melanjutkan perjalanan ke Siantar.
minum di Parapat, kemudian melanjutkan perjalanan ke Siantar.
Setibanya di Siantar, menantu dan tiga cucunya dijemput dan
ikut bertamasya ke Taman Iman Sidikalang.
ikut bertamasya ke Taman Iman Sidikalang.
“Setelah menantu dan tiga cucuku naik, kami pun melanjutkan
perjalanan menuju Taman Iman Sidikalang, hingga peristiwa naas itu terjadi,”
kenangnya sambil berurai air mata.
perjalanan menuju Taman Iman Sidikalang, hingga peristiwa naas itu terjadi,”
kenangnya sambil berurai air mata.
“Selama di perjalanan, sebelum kejadian itu, kami baik baik
saja. Tidak ada firasat lain dan tidak kecepatan tinggi. Tapi itulah nasib,”
lanjutnya.
saja. Tidak ada firasat lain dan tidak kecepatan tinggi. Tapi itulah nasib,”
lanjutnya.
Ia berhenti sejenak bercerita, seperti mengingat-ingat
peristiwa itu. Air matanya tumpah lagi. Suaranya terdengar parau. Dengan
terbata-bata, ia kemudian melanjutkan cerita dimana saat itu ia berjuang keras
melepaskan diri dari maut yang sudah berada di hadapannya.
peristiwa itu. Air matanya tumpah lagi. Suaranya terdengar parau. Dengan
terbata-bata, ia kemudian melanjutkan cerita dimana saat itu ia berjuang keras
melepaskan diri dari maut yang sudah berada di hadapannya.
“Kejadiannya sekejap. Aku nggak tahu kenapa mobil yang kami
tumpangi terselip dan masuk ke kolam yang dalam,” ujarnya terbata-bata..
tumpangi terselip dan masuk ke kolam yang dalam,” ujarnya terbata-bata..
“Ini adalah kisah di luar logika. Setelah masuk kolam,
kurang lebih 5 menit, antara sadar dan tidak sadar, saya berusaha keluar dari
mobil. Semua pintu tertutup. Kemudian di dalam air, saya berusaha mencoba
meraba bagian mobil mencari jalan keluar, di antara sadar dan tidak sadar saya
bisa keluar dari mobil,” terangnya.
kurang lebih 5 menit, antara sadar dan tidak sadar, saya berusaha keluar dari
mobil. Semua pintu tertutup. Kemudian di dalam air, saya berusaha mencoba
meraba bagian mobil mencari jalan keluar, di antara sadar dan tidak sadar saya
bisa keluar dari mobil,” terangnya.
Setelah keluar, ia meminta tolong dan kembali menyelam
menyelamatkan anggota keluarga yang lain.
menyelamatkan anggota keluarga yang lain.
“Saya minta tolong. Kemudian saya berusaha menyelam
mengeluarkan dua putri saya, Herlina Banjarnahor dan Dosma Banjarnahor agar
keluar dari celah tadi,” ucapnya.
mengeluarkan dua putri saya, Herlina Banjarnahor dan Dosma Banjarnahor agar
keluar dari celah tadi,” ucapnya.
“Setelah itu sejumlah warga yang melihat kejadian berusaha
mengeluarkan kami dari kolam,” imbuhnya.
mengeluarkan kami dari kolam,” imbuhnya.
Setelah keluar dari kolam, dia minta tolong kepada warga
untuk membantu 9 orang lagi anggota keluarga yang ada di kolam bersamaan dengan
kendaraan yang ditumpangi.
untuk membantu 9 orang lagi anggota keluarga yang ada di kolam bersamaan dengan
kendaraan yang ditumpangi.
“Tolong, Amang, Inang, selamatkan anak cucu dan menantuku
yang masih di dalam kolam. Itu yang aku ingat, kemudian saya tidak sadar lagi,”
ungkapnya.
yang masih di dalam kolam. Itu yang aku ingat, kemudian saya tidak sadar lagi,”
ungkapnya.
Sementara, Darwin Banjarnahor, anak tertua dari keluarga
korban dan anggota keluarga lainnya masih terlihat syok atas kejadian itu.
Istri dan tiga anaknya menjadi korban dalam peristiwa tersebut. Selain itu, dua
adik dan satu orang adik iparnya beserta dua orang anak dari adiknya itu juga
ikut tewas.
korban dan anggota keluarga lainnya masih terlihat syok atas kejadian itu.
Istri dan tiga anaknya menjadi korban dalam peristiwa tersebut. Selain itu, dua
adik dan satu orang adik iparnya beserta dua orang anak dari adiknya itu juga
ikut tewas.
“Tanggal 1 Januari kami masih ngumpul, kemudian tanggal 2
Januari mereka kita berangkatkan dengan keadaan baik dan sehat. Tiba tiba
sorenya mendapat kabar duka,” ucapnya dengan suara serak dan mata berkaca-kaca.
Januari mereka kita berangkatkan dengan keadaan baik dan sehat. Tiba tiba
sorenya mendapat kabar duka,” ucapnya dengan suara serak dan mata berkaca-kaca.
Darwin
terlihat sangat lelah. Wajahnya lusuh. Sesekali, air matanya menetes di pipi
yang tampak keriput. Di rumah yang sendu itu, dia hanya bisa duduk bersandar,
sesekali menengadah ke atas seakan belum percaya apa yang telah menimpa
keluarganya.
terlihat sangat lelah. Wajahnya lusuh. Sesekali, air matanya menetes di pipi
yang tampak keriput. Di rumah yang sendu itu, dia hanya bisa duduk bersandar,
sesekali menengadah ke atas seakan belum percaya apa yang telah menimpa
keluarganya.
“Mendapat telepon dari ito (korban selamat), saya
langsung berangkat ke Sidikalang untuk menjemput dan membawa mereka pulang,”
ujarnya menimpali cerita.
langsung berangkat ke Sidikalang untuk menjemput dan membawa mereka pulang,”
ujarnya menimpali cerita.
“Sedih tak terbilang, Lae. Sembilan orang anggota
keluargaku sekaligus meninggalkan kami. Ini beban berat. Kini anakku tinggal
satu lagi,” ucapnya terisak-isak.
keluargaku sekaligus meninggalkan kami. Ini beban berat. Kini anakku tinggal
satu lagi,” ucapnya terisak-isak.
Dia juga menjelaskan kalau kesembilan anggota keluarganya
itu sudah dikebumikan pada Rabu (4/1) malam. Kesembilan jasad korban dimakamkan
di pemakaman keluarga di Ulu Ni Huta.
itu sudah dikebumikan pada Rabu (4/1) malam. Kesembilan jasad korban dimakamkan
di pemakaman keluarga di Ulu Ni Huta.
“Mudah-mudahan kami yang ditinggal mampu bangkit dari
kesedihan ini,” ucapnya.
kesedihan ini,” ucapnya.
Hal memilukan ini merupakan derita yang berat bagi mereka.
“Sedih dan berat kali. Mudah mudahan di balik semua ini ada yang terbaik bagi
kami keluarga yang ditinggal,” harapnya. (bl/ara/int)
“Sedih dan berat kali. Mudah mudahan di balik semua ini ada yang terbaik bagi
kami keluarga yang ditinggal,” harapnya. (bl/ara/int)
Buttu Banjarnahor, salah seorang keluarga korban mengajak
wartawan ke lokasi pemakaman sembilan jasad korban.
wartawan ke lokasi pemakaman sembilan jasad korban.