Seluruh korban tewas tersebut adalah warga Medan yang hendak pulang kampung ke Dusun Batumardinding, Desa Marbun Tonga Dolok, Kecamatan Baktiraja, Humbang Hasundutan (Humbahas).
Kesembilan korban merupakan keluarga Darwin Banjarnahor. Iring-iringan mobil jenazah itu pun disambut isak tangis keluarga dan tetangga. Pantauan koran ini, tangis histeris keluarga dan warga semakin kuat saat sembilan jasad korban dikeluarkan dari ambulans.
Tangisan Darwin dan keluarga tak juga reda meski sejumlah kerabat berusaha menghibur. Bahkan, tangisan Darwin malah membuat warga yang berusaha menghibur itu turut menangis. Darwin bahkan nyaris pingsan saat jasad anggota keluarganya itu dikeluarkan secara perlahan dari mobil. Namun dia langsung dipapah kerabatnya.
“Ai Nabohado on Oppung. Tuhan, posi ma on” (apa ini, Oppung. Tuhan, ngeri kali ini),” jerit Darwin dalam tangisnya sembari berjalan ke rumah. Darwin kembali ‘roboh’, kemudian digotong lagi oleh kerabatnya.
Setelah jenazah disemayamkan di rumah duka, Darwin langsung mendekat dan memeluk jenazah itu satu per satu.
“Aha dosakku, Tuhan (Apa dosaku Tuhan)?” ujarnya sembari merangkul setiap jenazah tersebut.
Tak hahnya Darwin yang pingsan, sejumlah kerabat lainnya juga turut pingsan meratapi peristiwa yang terjadi. “Borhat ma hamu hape, tinggal ma hami, lungun nai on. Ikkon sahali lao ma hamu (Sekali berangkatnya rupanya kalian meninggalkan kami. Sedih kali ini),” ujar anggota keluarga lainnya dalam tangisannya.
Sementara, salah seorang kerabat korban mengatakan, kesembilan korban akan dimakamkan satu liang di pemakaman keluarga mereka. “Rencana mereka akan dimakamkan satu liang. Hanya saja, masih ada anggota keluarga lain yang masih ditunggu yang kemudian akan dirundingkan kembali,” ujar pria tersebut.
Informasi dihimpun, sebelum peristiwa maut itu, rencananya rombongan keluarga ini datang dari Medan mau ke Doloksanggul untuk pulang kampung, berhubung masih dalam suasana Tahun Baru, Senin (2/1) sekira pukul 16.15 WIB.
Namun nahas, mobil yang mereka tumpangi mengalami kecelakaan di Jalan Medan-Sidikalang, Desa Tanjung Beringin, Kecamatan Sumbul, Dairi. Ya, mobil Toyota Avanza BK 1568 KM yang mereka tumpangi itu masuk kolam. Akibat kejadian, sembilan penumpang mobil yang didominasi anak-anak itu tewas.
Awalnya, mobil yang dikemudikan Lamsir Banjarnahor (32) warga Tanjung Morawa, Deliserdang, itu datang dari arah Medan menuju Sidikalang. Saat itu mobil melaju dengan kecepatan tinggi dan melintas di sekitar lokasi kejadian, tepatnya di jalan yang menurun, sempit, menikung dan kondisinya agak rusak. Diduga supir kurang berhati-hati saat mengemudi dan menyebabkan mobil masuk beram dan akhirnya terbalik.
Sejurus kemudian, mobil masuk ke kolam yang berada di bahu jalan sebelah kiri. Diperkirakan, kedalaman kolam mencapai 5 meter. Akibat kejadian, pengemudi mobil meninggal dunia bersama delapan penumpang lainnya. Mereka adalah Joya Banjarnahor (9 bulan), Ardino Banjarnahor (13), Yesi Banjarnahor (13), Renwenti Banjarnahor (12), Pranata Banjarnahor (4) dan Fani Banjarnahor (5). Kemudian Furida Turnip (30) dan Endang (35). Sementara koran selamat, Elprida Tamba (ibu pengemudi), Herlina Banjarnahor serta Dosma Banjarnahor.
Duka mendalam akibat kecelakaan di Dairi Sidikalang juga dirasakan oleh Ramadin Turnip, mantan Anggota KPU Simalungun. Dalam akun Facebook-nya, Ramadin Turnip menyampaikan rasa sedihnya.
“Tuhan jaloma boruku Furida Turnip on dohot opat pahoppu nami on di tangan siamun-Mu. Jala lehon gogo dihami keluarga manjalo hagogotan on. Dang mampu be hami Tuhan anggo dang mardongan Ho. (Tuhan terimalah anak perempuanku Furida Turnip dan empat cucuku di sisi-Mu. Berikan kami kekuatan untuk menerima cobaan oni. Kami tak mampu jika tidak karena kekuatan-Mu),” tulisnya dalam status Facebook-nya.
“Ya Tuhan ampunilah kesalahan kami. Kami tak sanggup Tuhan kalau tidak bersamamu. Kalau pun Engkau telah panggil 9 orang keluargaku (Boruku beserta 3 cucuku bersama 5 keluarga Menantuku) melalui kecelakaan lalulintas di Dairi Sidakalang. Kami serahkan sepenuhnya Tuhan dalam tangan pengasihan-Mu”,” tulisnya lagi. (bl/esa/ara)