ASAHAN– Setelah tiga hari dinyatakan hanyut di Sungai Silau, jenazah Sayuti Sirait (15), bocah kelas VI SD Negeri 010093 Selawan, Jumat (27/1) sekitar pukul 10.30 WIB ditemukan tim Basarnas.
Informasi diperoleh, Sayuti merupakan warga Jalan Haji Miskin, Kecamatan Kisaran Barat, Asahan. Sayuti dinyatakan hanyut di sungai, Selasa (24/1) sekira pukul 17.20 WIB.
Peristiwa itu bermula sata korban bersama 4 orang teman sekampungnya, Rendi (15), Syafii (15), Iksan (15), Mawi (14) berencana berenang mengikuti arus sungai. Dengan mengambil titik awal di pinggiran sungai yang berada dibelakang pasar Kartini Kisaran dan berakhir di pinggiran sungai dekat rumahnya.
Di lokasi, 5 sekawan ini melihat tumpukan besi bekas. Kelimanya lantas sepakat untuk membawa potongan besi bekas itu menggunakan 2 batang pohon pisang menuju ke tempat tinggal mereka, dan akan menjualnya ke penampungan barang bekas.
Saat asik memotong batang pisang, seorang warga, disebut-sebut bernama Fauzi, memergoki kelimanya. Takut, kelima remaja tanggung itu langsung menyeburkan diri ke sungai, yang saat itu keadaannya sedang meluap (Banjir).
Sial, meski telah menceburkan diri, 4 orang berhasil ditangkap Fauzi. Sedang korban terlihat berenang ke arah seberang. Usai diberi nasehat oleh Fauzi, keempatnya di pulangkan.
Tak begitu dengan korban, meski sudah dicari ke rumah, korban tak juga ditemukan oleh keempatnya. Alhasil, teman-teman korban melaporkan ke keluarga korban, sekira pukul 20.00 WIB, selanjutnya dibantu warga melakukan pencarian ke lokasi terakhir korban terlihat.
Rendi, teman korban yang selamat menyebutkan di rumah korban, sekira pukul 18.05 WIB mereka sempat mendengar teriakan korban saat berada di seberang sungai. Namun tidak dapat menemukan arah suara dari mana.
“Kami sempat liat dia udah sampai seberang bang, lagi megang tumbuh-tumbuhan sambil teriak minta tolong. Tapi pas kami ngecek ke sana, kami liat ada 2 tapak kaki kecil mengarah naik ke atas. Kurasa kaki dia (korban),” ucapnya diamini 3 temannya yang lain.
Ditambahkan Mawi, korban diketahui pandai berenang. Bahkan diakuinya lagi, dimata mereka kesehariannya, korban merupakan anak yang periang dan mudah bergaul.
“Baik bang dia. Biasanya dia paling ribut mulutnya. Memang pas itu entah kenapa dia diam aja, cuma duduk sambil nutupi mulutnya pakai bajunya. Dia pake baju merah celana coklat pas itu,” ungkap Mawi.
“Diantara kami, dia paling pandai berenang. Kurasa dia nggak hanyut, cuma takut aja pulang,” timpal Syafii diamini yang lainnya.
Dalam pencaharian korban, pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Asahan yang menerima laporan orang hanyut menerjunkan tim menggunakan perahu karet menyusuri arus sungai silau.
Namun meski pencarian dimulai sekitar pukul 10.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB, korban tidak juga ditemukan.
Indra menyebutkan siang tadi korban telah ditemukan.
“Korban telah ditemukan lima meter dari dekat rumah korban. Korban ditemukan tersangkut dikayu,” katanya. (Mag1/syaf/ma/int)