KISARAN– Meski usianya tidak muda lagi, namun tidak membuat Andik (73) mantan pensiunan pegawai kehutanan di Kalimantan Tengah ini berdiam diri di rumah. Malah sebaliknya, di usianya tersebut, Andik malah memilih untuk mengelilingi Indonesia dengan sepeda dayung. Dalam misinya keliling Indonesia, Andik mengajak seluruh masyarakat Indonesia agar ikut serta melestarikan hutan dan lingkungan.
Oleh: Mariadi, Asahan
Andik tiba di Kabupaten Asahan, Selasa (17/1) sekira pukul 12.30 WIB. Meski usianya sudah cukup uzur, namun fisik Andik tampak terlihat gagah. Dengan memakai baret hijau, Andik yang ditemui wartawan mengaku, dirinya sudah mengelilingi 27 Provinsi dan 341 Kabupaten se-Indonesia, tinggal 7 provinsi lagi mimpinya akan menjadi kenyataan.
Kedatangan Andik ke kantor DPRD Asahan ditemani Taufik Rahman yang bertugas di Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Asahan, Timbul Pangaribuan, Arif dan Ismail. Kesemuanya merupakan alumni SKMA.
Taufik, Timbul, Arif dan Ismail mempertemukan Andi dengan politikus PKPI Asahan Polman Simarmata dan Sekretaris Dewan DPRD Asahan Syamsuddin. Tujuan dipertemukannya Andik dengan Polman dan Syamsudin adalah sebagai tanda bahwa Kang Andik sudah melewati Kota Kisaran.
Di sela-sela pertemuan tersebut, Andik menceritakan sekelumit perjalanannya keliling Indonesia. Andik mengatakan, perjalanan bermula dari kerinduannya untuk bertemu dengan alumni Sekolah Kehutanan Menengah Atas (SKMA) yang tersebar di seluruh Indonesia.
Akhirnya kakek 73 tahun yang memiliki nama lengkap Raden Andik Jaya Prawira ini berhasil memantapkan putaran roda sepedanya mengelilingi Indonesia sambil menyerukan pelestarian hutan dan lingkungan.
Kakek yang biasa disapa dengan Kang Andik ini adalah alumni SKMA Bogor tahun 1964 dan saat ini dia tinggal di Jalan Gunung Sari Raya 29 RT. 013 RW. 004 Kelurahan Teluk Dalam Kecamatan Banjarmasin Tengah-Banjarmasin 70117.
Kakek dari 12 orang cucu ini mengawali perjalanannya bersepeda mengelilingi Indonesia dari Banten pada tanggal 16 September 2014.
Saat diwawancarai di Banda Aceh pada tanggal 20 Desember 2016 yang lalu, Kang Andik menceritakan bahwa ia telah berhasil singgah di 128 Kabupaten/Kota di Jawa-Bali dengan waktu tempuh selama 271 hari dengan jarak tempuh 6.000 Km.
Lalu Kang Andik masuk ke NTB-NTT selama 105 hari dengan 29 Kabupaten/Kota yang tersinggahi dalam jarak tempuh 7.900 Km, terdiri dari 4.500 Km darat dan 3.400 laut.
Menyempurnakan kunjungannya ke kawasan timur, Kang Andik juga menyempatkan diri masuk ke negara tetangga Timor Leste dari Motoain sampai ke Balibo, di Sulawesi.
Suami dari putri Dayak Melly Gumer Binti ini menghabiskan waktu selama 135 hari dengan 77 (dari 80) Kabupaten/Kota, dalam jarak tempuh 8.900 Km darat, di wilayah Maluku Utara.
Kang Andik mengunjungi 4 Kabupaten/Kota, di Papua Barat-Papua. Ia mengunjungi 13 Kabupaten/Kota dan Maluku 1 Kabupaten/Kota.
Kunjungannya ke Kalimantan dimulai dari Kalimantan Utara sampai Kalimantan Barat, melewati semua Kabupaten/Kota, kecuali 1 Kabupaten yaitu Kabupaten Sukamara di Kalimantan Tengah, semua provinsi di Kalimantan dilewati dengan jarak tempuh 6.800 Km.
Dari Kalimantan Kang Andik menuju Kepulauan Riau (Kepri) mengunjungi Batam, Tanjung Balai Karimun, Tanjung Pinang, dari Kepri.
Kang Andik lalu menuju Nanggroe Aceh Darusalam. Di sini ia mengunjungi 23 Kabupaten/Kota yang menjadi target kunjungannya. Dari Aceh, Kang Andik menuju Sumatera Utara, Riau, lalu ke Sumatera Barat dan seterusnya ke Selatan hingga Lampung dan akhirnya i ke Banten yang dijadwalkan sekitar bulan Mei 2017.
Tujuan perjalanan ayah dari 7 orang anak (5 laki-laki dan 2 perempuan) yang lahir di Banten tanggal 4 Agustus 1943 dan memegang KTP dengan nomor 637105.040843.0001 ini adalah, mengunjungi alumni SKMA dan Rimbawan Indonesia, melakukan Kampanye Pelestarian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta memecahkan Rekor MURI Lansia pertama yang keliling Indonesia dengan sepeda.
Pria yang memiliki hobby renang, bersepeda dan lari maraton ini memiliki beberapa pengalaman unik dalam perjalanannya. Pengalaman unik tersebut antara lain pertama kali menyelam di Taman Nasional Wakatobi di Sulawesi Tenggara, pertama kali terbang tandem dengan Ultra Light di Putusibau Kapuas Hulu dan masuk kolong jembatan Kapuas Hulu, Snorkeling di Bunaken Sulawesi Utara.
Berhasil singgah di 4 sudut NKRI, Sabang (16 Desember 2016, Merauke 26 Mei 2016, Rote 26 September 2015 dan Miangas Talaud), serta memakai koteka dan tidur di rumah adat suku Honey (Papua) pada ketinggian 3.560 meter dpl.
Perjalanan paling berat dirasakan Kang Andik adalah perjalanan Subang-Ciater-Tangkuban Perahu, yang berjarak 30 Km ditempuh selama 10 jam, sementara itu rute terpanjang yang pernah dilewati adalah rute perjalanan Taliwang-Sumbawa Besar dengan jarak tempuh 125 Km dengan waktu tempuh 8 jam, mulai dari pukul 07.00 sampai 16.00 WIB, rata-rata dalam sehari Kang Andik melakukan perjalanan sejauh 75-100 Km, dari pukul 07.00 sampai 17.00, pada malam hari dan hari Sabtu/Minggu Kang Andik beristirahat. Saat ini Kang Andik melakukan survei lokasi kantor-kantor target kunjungan dan jalan-jalan pada lokasi tertentu.
Ketika ditanya hal apa yang membuatnya mendapat dukungan dari keluarga untuk mengelilingi Indonesia mengingat usianya yang sudah senja, Kang Andik mengatakan bahwa ia memberikan 50 alamat alumni SKMA yang tersebar di sejumlah daerah yang akan dikunjunginya diantaranya Cirebon, Tasikmalaya, Tegal, Jogyakarta dan Solo. Keluarga lalu mengecek alamat tersebut dan setelah yakin benar barulah keluarga mengijinkan beliau melakukan perjalanan.
Dalam perjalanan di Jawa-Bali, ternyata Kang Andik berhasil menemui 519 alumni SKMA, selanjutnya dalam perjalanannya Kang Andik yang tidak disponsori oleh perusahaan apapun ini selalu bertemu dengan puluhan bahkan ratusan alumni SKMA dan didukung sepenuhnya oleh Pengurus Daerah Ikatan Alumni SKMA (Pengda IKA SKMA) se-Indonesia, bahkan Kang Andik diserah terimakan antar Pengurus Daerah/Cabang dari yang sudah dilewati kepada yang akan dilewati.
Dalam setiap kunjungannya ke Provinsi atau Kabupaten, Kang Andik selalu memastikan untuk bertemu dengan Gubernur/Bupati, Ketua DPRD/Sekwan dan pejabat Dinas Kehutanan maupun Kepala UPT Kementerian Kehutanan setempat, meminta tanda tangan mereka pada buku yang telah disiapkannya serta berfoto bersama para pejabat tersebut.
Dalam keseluruhan perjalanan ini, Kang Andik tak mau menginap di hotel meskipun selalu disediakan, dia lebih memilih menginap di rumah alumni SKMA, atau tempat usaha alumni SKMA, soal makan minum, pria yang tak memiliki pantangan apapun ini, mengaku selalu disiapkan oleh alumni di daerah yang dikunjunginya.
Tentang pilihannya menggunakan sepeda, hanya satu alasan Kang Andik yaitu soal kepraktisan saja, walau demikian, selama perjalanannya Kang Andik telah 2 kali ganti sepeda, 7 kali ganti ban luar muka belakang, 7 kali ganti kanvas rem, 3 kali ganti perseneling, 2 kali ganti rantai dan 4 kali ganti sadel.
Akhir dari perjalanannya mengelilingi Indonesia, Kang Andik akan menerbitkan sebuah buku kisah perjalanannya dengan judul “Alumni SKMA dan Rimbawan Ada Dimana-mana”, yang merupakan bagian dari proyek membangun museum perjalanan Andik SKMA 1964-Lintas Pulau Keliling Indonesia di Bandung.
Setelah merampungkan perjalanannya keliling Indonesia, Kang Andik menjadwalkan perjalanan ke luar negeri, dalam misi persahabatan Australia-Indonesia, Kang Andik akan mengelilingi Australia dengan jarak tempuh sejauh 18.000 Km.
Kronik Kang Andik, tahun 1964 tamat dari SKMA Bogor dan langsung bekerja sebagai Pegawai Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Tengah sampai dengan tahun 1996, tahun 1989-1990 On the job training di PT. Hyundai Metal-Seoul Korea Selatan, di luar waktu kerja, Kang Andik mengajar Bahasa Indonesia bagi staf PT. Hyundai Metal di Seoul, 1990-2004 bekerja sebagai Konsultan Managemen Pabrik (Industri Kayu), 1976-1988 Direktur Pemasaran PT.Giat Timber Group, 1990-2004 Divisi Ekspor pada PT. Aldiron Hero Group, 2004-2014 berkebun strawbery, kopi dan sayuran pada perusahaan keluarga (join dengan anak) dengan bendera Agro Gradi Optima.
Mengakhiri obrolan kami, Kang Andik menitipkan pesan berikut kepada semua alumni SKMA dimanapun berada, apapun kebijakan pemerintah saat ini di bidang hutan dan kehutanan, tugas kita sebagai rimbawan sejati adalah tetap menjaga dan melestarikan hutan kita, bila kita telah pensiun yang pensiun adalah jabatan dan tugas, tetapi semangat rimbawan harus tetap dijaga dan pelihara untuk senantiasa peduli menjaga dan melestarikan hutan, hutan adalah warisan untuk anak cucu, dan merupakan paru-paru dunia yang sangat penting bagi kehidupan yang lebih baik.
Kang Andik telah masuk ke Sumatera Utara di penghujung tahun, tepatnya hari Jum’at 30 Desember 2016 lalu, Sumatera Utara menjadi provinsi ke-27 dan Medan menjadi kota ke-328 yang dikunjungi beliau, selamat datang di Sumatera Utara Kang Andik, Horas….!!!! (mar)