Korban ditemukan pertama kali oleh salah seorang warga yg bernama Edo Rajagukguk (16) pada Sabtu (28/1) sekira pukul 06.30 WIB.
Dari keterangan saksi, dia melihat korban terapung di perairan Danau Toba, ketika dia keluar dari rumah ke belakang dan nemandang ke arah danau. Ia melihat seperti ada mayat terapung. Lalu dia meperjelas, setelah meyakini kalau yang terapung tersebut adalah mayat, Edo memberitahukan kepada orangtuanya dan melaporkan kepada warga lain dan selanjutnya memberitahukan kepada polisi setempat dan juga tim SAR yang masih berada di lokasi.
Edo menambahkan, mengetahui korban terapung karena Danau Toba tepat di belakang rumahnya yang hanya berjarak sekitar 20 meter. Sedangkan mayat korban dari bibir pantai ke danau juga hanya berjarak 20 meter, sehingga saksi bisa dengan jelas mengamatinya.
Jarak dugaan tempat tenggelamnya korban dengan posisi korban ditemukan terapung berkisar 400 meter.
Kasubag Humas Polres Taput ketika dikomfirmasi melaui telepon selulernya mengatakan, setelah pihak polsek setempat dan juga Tim SAR mengetahui kejadian, maka tim gabungan dengan menggunakan Speed Boad segera ke lokasi dan melakukan evakusi mayat korban ke daratan dan menyerahkan kepada pihak keluarga.
Amatan wartawan, kondisi mayat saat ditemukan sudah membengkak dengan kondisi mengenaskan dan beku, jasad Robinhot langsung dibawa ke rumah orangtuanya di Desa Hutalontung untuk dimakamkan.
Diberitakan sebelumnya, hilangnya Robinhot Sinaga pria lulusan Universitas Indonesia ini awalnya tidak diketahui kemana. Tapi, tulisan Robinhot di kalender rumahnya jadi dugaan kuat bahwa dia mengakhiri hidupnya sendiri.
“Digadis kursi roda dang didokkon (dijual kursi roda tapi tak dibilang)”, “Mate ma au, bohado bahenokku (matilah aku, tak tahu lagi apa yang mau kulakukan)”. Itulah dua kalimat yang ditulis Robinhot yang ditemukan keluarganya di salah satu kalender rumah, Rabu (25/1).
Diketahui, Robinhot memang menderita kelumpuhan karena terserang stroke dan selama ini menggunakan kursi roda. Donni Sianturi, salah seorang kerabat Robinhot mengatakan, Robinhot adalah sosok yang baik dan pintar. Dia lulusan Universitas Indonesia (UI) jurusan Tehnik Mesin dan wisuda tahun 1994. Robinhot juga mahasiswa terbaik dan pernah mendapat beasiswa.
Setelah tamat, dia bekerja di suatu perusahaan di Jakarta. Tak lama di sana, dia tidak betah bekerja karena ingin mendapatkan pekerjaan lebih hebat lagi dan dia pun memutuskan bekerja di Kalimantan.
Namun, pada tahun 2002, dia pulang ke bona pasogit (kampong halaman) dan bekerja di salah satu SMA di Tarutung, Tapanuli Utara (Taput). Namun, dia kembali ke Hutalottung, Kecamatan Muara dan sempat mengajar koor ama (bapak) di kampung.
“Setelah itu, tahun 2014, Robin terkena stroke dan memakai kursi roda,” terang Donni Sianturi.
Dan, saat keluarga ramai di rumah korban, ditemukanlah dua kalimat yang ditulis Robin di sebuah kalender.
Sementara, warga sekitar bermarga Rajagukguk mengatakan bahwa Robin adalah sosok yang baik dan ramah, juga pintar. Dia sudah sepuluh tahun lebih berada di kampung setelah pulang dari Jakarta. Dia tinggal bersama ibunya dan kadang ibunya juga pergi ke Medan dan kembali lagi ke kampung untuk mengurus anaknya.
“Robin adalah anak paling bungsu dari empat bersaudara. Jarak Danau Toba dari rumahnya hanya sekitar 100 meter,” ujar warga ini.
Dia mengatakan, Robin diduga menghilang di Danau Toba dan kemungkinan naik mobil entah kemana. Akan tetapi, paranormal di kampung mereka menyebutkan bahwa Robin tenggelam di Danau Toba.
Rajagukguk menambahkan, ada warga yang sempat melihat Robin naik ke perahu dan ditemukan bekas dia berjalan dari rumah ke danau.
”Ada bekasnya. Dia turun sambil menyeret kakinya karena dia kan terkena stroke,” ujar Rajagukguk.
Amatan wartawan, di hari ketiga hilangnya Robinhot, warga desa masih terus melakukan pencarian bersama Tim Basarnas BPBD Taput dan personel Polsek Muara.
Tim Basarnas dari Ajibata juga menurunkan 8 personel dan tiba di Muara sekira pukul 11.00 WIB dan langsung melakukan pencaraian. Mereka menyelam menyusuri ke Danau Toba wilayah Hutalottung, namun Robin belum ditemukan.
Selanjutnya pencarian kembali dilukan pukul 16.30 WIB dengan memakai alat penyelam. Namun pencarian tetap belum membuahkan hasil dan akan dilanjukkan kembali besok (Kamis, red).
Diberitakan sebelumnya, Robinhot dinyatakan hilang sejak Senin (23/1) pukul 23.00 WIB. Korban diduga tenggelam di Danau Toba karena ada bekas gesekan di rumput pinggiran danau, dekat rumah korban.
Robinhot diketahui hilang dari rumah ketika ibu korban, Tiarma Rajagukguk (77) terbangun dan melihat anaknya tidak ada di rumah. Dia kemudian melihat pintu depan dan gerbang rumah terbuka.
Ibu korban yang curiga kemudian memberitahukannya kepada kerabat bernama Doni Sianturi. Segera Doni melakukan pencarian serta memberitahukan kepada tetangga yang lain. (as/ma/int)