Warga Desa Binabo Jae, Simaninggir, dan Binabo Julu, sepakat melakukan gotong royong membongkar pemakaman yang berada di sisi kanan badan sungai. Memang, posisi TPU di tiga desa merata berada di pinggir Sungai Barumun itu.
Saat penggalian makam, warga dikagetkan dengan penemuan jasad laki-laki yang telah dimakamkan sejak 16 tahun lalu, namun kondisi jasad masih dalam keadaan utuh. Anehnya lagi, kain kapan yang membungkus mayat itu masih terikat dan telah berwarna kekuningan. “Sudah langsung dibawa pihak keluarga ke rumah mereka,” kata Sangkot.
Mendengar kabar ada jasad mayat yang telah dimakamkan selama 16 tahun masih utuh, warga langsung geger. Mereka berduyun-duyun mendatangi rumah keluarga jasad untuk menyaksikan kebenarannya.
“Ternyata benar. Setelah dilihat, warga terkaget- kaget,” ungkap Sangkot diamini Rivai.
“Puluhan kuburan yang berada di TPU desa, telah kita bongkar. Itu untuk mengantisipasi agar kuburan tidak hilang dari lokasi yang dihantam longsor,” kata Kepala Desa Binabo Jae, Sangkot, didampingi Kepala Desa Simaninggir Rivai Nasution, kemarin.
Terjangan banjir yang mengakibatkan longsornya lokasi TPU Desa Binabo Jae, disikapi pemerintah desa dengan melaporkan kejadian tersebut kepada Bupati Palas Ali Sutan Harahap (TSO).
Melalui Plt Sekdakab Palas Syamsul Anwar Lubis menyahuti laporan dengan memerintahkan pihak Dinas Pekerjaan Umum Pertambangan dan Energi untuk turun ke lokasi desa. “Pemda akan segera melakukan perbaikan dengan menurunkan alat berat guna mengantisipasi terjadinya longsor susulan,” kata Plt Sekda lewat seluler.
Di tempat terpisah, Kasubbag Umum Dinas Pekerjaan Umum Pertambangan dan Energi Palas Jhon Ferry Nasution yang terjun langsung ke lokasi terjadinya longsor tersebut menyatakan, untuk mengantisipasi luapan air yang semakin tinggi, pihaknya akan melakukan pengerukan dasar sungai. “Besok kita akan lakukan pengerukan di hulu sungai,” ungkapnya. (tan/MA/int)