BATUBARA– Tim pengamanan PT Kwala Gunung (KG), Rabu (14/12), turun ke lokasi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Batubara. Kedatangan tim ini guna meninjau parit milik rumah sakit itu yang airnya dialirkan ke areal perkebunan.
Direktur PT Kwala Gunung, melalui kuasa hukumnya Tri Purno Widodo SH mengatakan, dari hasil peninjauan tersebut ditemukan air yang berasal dari parit RSUD dialirkan ke lokasi kebun dengan cara membobol bagian got.
‘’Begitu info yang diterima,” ujar Widodo, kepada wartawan, Rabu (14/12).
Untuk sementara kata Widodo, pihaknya melakukan peninjauan apakah air yang dibuang ke lokasi kebun merupakan air kotor (limbah) yang berasal dari ruang RSUD atau bukan.
‘’Langkah berikut kita menunggu petunjuk pimpinan,” kata Widodo.
Salah seorang petugas pengamanan PT Kwala Gunung juga membenarkan air yang memasuki areal kebun berasal dari parit RSUD. Ia menyebutkan, sepertinya air bersumber dari ruang laundry (pencucian) RSUD yang diduga sudah dikotori bekas penanganan penyakit pasien.
‘’Sudah kami ambil dokumentasinya sebagai laporan ke pimpinan perusahaan,” bilangnya.
Amatan wartawan, air yang bersumber dari ruang laundry mengalir ke got melalui pipa yang dipasang di bawah badan jalan. Pada got pembatas RSUD dan areal kebun tampak ada bagian yang dibobol, sehingga air dari got itu mengalir ke areal kebun.
Menurut sumber terpercaya di RSUD, air bekas cucian di ruang laundry tidak tertampung ke dalam limbah melainkan dialirkan ke got. Selanjutnya air got mengalir ke lahan kebun.
‘’Terkadang bekas darah dan kotoran lain yang berasal dari beberapa ruangan antara lain ruang operasi, ruang ICU dan ruang inap,” sebutnya.
Plt Direktur RSUD melalui Kasubbag TU Ilyas, dikonfirmasi melalui telepon mengatakan justru sah-sah saja bila pihak PT Kwala Gunung melakukan peninjauan bahwa areal mereka dialiri air dari RSUD.
‘’Kalau kondisinya memang seperti itu mau gimana lagi. Sudah sulit mau ngomong. Pijak di pangkal menjungkit di ujung,” ujar Ilyas dengan kata kiasan.
Banyaknya permasalahan di RSUD Batubara tentunya berdampak bagi pelayanan kesehatan terhadap masyarakat, terutama keluarga pasien. Kabarnya, Rabu dini hari atau berkisar pukul 01.00 WIB, listrik di RSUD kembali padam hampir 1 jam. Sementara mesin genset yang tersedia tak dapat difungsikan.
Masalah lain yang timbul hari itu, dua orang keluarga pasien mengeluh lantaran terkendala mengurus surat rujuk.
‘’Saya nggak tahu kalau batas akhir pendaftaran hanya sampai pukul 12.00 WIB. Seharusnya pihak RSUD menginformasikan soal jadwal itu secara luas agar masyarakat tidak kecewa,” kata salah seorang keluarga pasien dihalaman RSUD.
Tak cuma itu, keluhan kelurga pasien juga terdengar di ruang rawat inap persoalan WC yang tumpat.
‘’Air di kamar mandi ada, cuma WC-nya tumpat. Kemudian mau salat, tak ada musalanya. Rumah sakit sebesar ini kok tak punya Musala,” kritik keluarga pasien di ruang inap.
Suara sumbang juga terdengar soal uang puding ratusan TKS pada bulan Desember 2015, yang hingga kini belum dibayar. Selain itu, ada pula dua nama TKS berinisil S dan F disebut-sebut ‘gendongan’ plt Direktur RSUD yang baru sekitar 6 bulan terdaftar sudah menerima honor meski honor mereka baru dibayarkan satu bulan di akhir tahun anggaran ini. Selanjutnya akan dibayar lagi pada tahun anggaran berikutnya.
Amat disayangkan, ketika beberapa permasalah tersebut hendak dikonfirmasi, plt Direktur RSUD dr Trisna tidak berada di kantornya. Menurut pegawai di RSUD, dr Trisna sedang berada di Medan. (wan/dro/ma/int)