KISARAN- Ayumi
Habibah, bocah empat tahun, menderita tumor ganas di mata. Akibat penyakit yang
ia derita, sejak enam bulan belakangan, ia menangis setiap malam.
Habibah, bocah empat tahun, menderita tumor ganas di mata. Akibat penyakit yang
ia derita, sejak enam bulan belakangan, ia menangis setiap malam.
Berbagai upaya untuk mendapatkan kesembuhan sudah dilakukan
orangtuanya. Berobat ke rumah sakit, melakukan operasi hingga melakukan
perobatan alternatif sudah ditempuh. Tapi apa daya, penyakit belum terangkat
dari tubuhnya. Sementara, seluruh harta orangtuanya telah kandas terkuras
ganasnya tumor di mata buah hati pasangan Siti Asyiah Lubis (27) dan Syafri
Amin Sinaga (28) ini.
orangtuanya. Berobat ke rumah sakit, melakukan operasi hingga melakukan
perobatan alternatif sudah ditempuh. Tapi apa daya, penyakit belum terangkat
dari tubuhnya. Sementara, seluruh harta orangtuanya telah kandas terkuras
ganasnya tumor di mata buah hati pasangan Siti Asyiah Lubis (27) dan Syafri
Amin Sinaga (28) ini.
‘’Orangtua saya susah, suami tak bisa berbuat banyak. Anak
terus menangis setiap malam,” ungkap Siti, ketika ditemui di kediaman orangtuanya,
Jalan Sei Asahan, Lingkungan IV, Kelurahan Tegal Sari, Kecamatan Kisaran Barat,
Asahan, Senin (26/12).
terus menangis setiap malam,” ungkap Siti, ketika ditemui di kediaman orangtuanya,
Jalan Sei Asahan, Lingkungan IV, Kelurahan Tegal Sari, Kecamatan Kisaran Barat,
Asahan, Senin (26/12).
Siti mengungkapkan, penderitaan putrinya Ayumi semakin
parah. Akibat benjolan di mata sebelah kanannya, kelopak matanya memerah dan
menonjol. Kemudian di pinggiran matanya biru dan di kepala sebelah kanannya ada
lagi tumbuh benjolan. Lalu, di punggung belakangnya juga tumbuh empat benjolan
lagi. Itu makanya, Ayumi menangis setiap malam menahankan rasa sakit penyakit
yang dideritanya.
parah. Akibat benjolan di mata sebelah kanannya, kelopak matanya memerah dan
menonjol. Kemudian di pinggiran matanya biru dan di kepala sebelah kanannya ada
lagi tumbuh benjolan. Lalu, di punggung belakangnya juga tumbuh empat benjolan
lagi. Itu makanya, Ayumi menangis setiap malam menahankan rasa sakit penyakit
yang dideritanya.
‘’Aku tak tahan melihatnya,” tukas Siti, sembari mengusap
air mata yang membasahi pipinya.
air mata yang membasahi pipinya.
Untuk mendapat kesembuhan anaknya Atok korban (orangtua
Siti) juga turut membantu. Bahkan, Atok korban telah mengorbankan seluruh
hartanya agar Ayumi segera sembuh.
Siti) juga turut membantu. Bahkan, Atok korban telah mengorbankan seluruh
hartanya agar Ayumi segera sembuh.
‘’Semua harta orangtuaku juga sudah tidak ada lagi karena
habis untuk biaya pengobatan Ayumi Habibah, baik secara medis maupun alternatif
untuk kesembuhan anakku tersayang,” rintih Siti.
habis untuk biaya pengobatan Ayumi Habibah, baik secara medis maupun alternatif
untuk kesembuhan anakku tersayang,” rintih Siti.
Namun, ia tetap bersyukur karena banyak juga para tetangga
yang datang membantunya.
yang datang membantunya.
‘’Inilah yang membuat hati ini semakin lega, walaupun
bantuan ala kadarnya,” tandas Siti.
bantuan ala kadarnya,” tandas Siti.
Kini, hari-hari Ayumi Habibah hanya bertemankan bantal
lusuhnya di rumah Atoknya Ansyari Lubis. Setiap hari dia ditemani kakaknya
Aulia Siyifa Sinaga.
lusuhnya di rumah Atoknya Ansyari Lubis. Setiap hari dia ditemani kakaknya
Aulia Siyifa Sinaga.
Berawal Karena Terjatuh dari Kursi
Awal mula Ayumi Habibah menderita tumor ganas terjadi pada
pertengahan tahun 2015. Saat itu, Ayumi Habibah main-main bersama kakaknya
Aulia Syifa Sinaga di samping rumah nenek mereka, di Jalan Pramuka, Gang
Famili, sekira pukul 18.00 WIB. Ayumi Habibah terjatuh dari kursi plastik.
Namun saat itu Ayumi sama sekali tidak ada mengeluh.
pertengahan tahun 2015. Saat itu, Ayumi Habibah main-main bersama kakaknya
Aulia Syifa Sinaga di samping rumah nenek mereka, di Jalan Pramuka, Gang
Famili, sekira pukul 18.00 WIB. Ayumi Habibah terjatuh dari kursi plastik.
Namun saat itu Ayumi sama sekali tidak ada mengeluh.
Lalu, Ayumi dibawa oleh Udanya (Om,
red) Nazaruddin ke Jalan SM. Raja, Gang Karya, karena anak ini dekat dengan
Udanya.
red) Nazaruddin ke Jalan SM. Raja, Gang Karya, karena anak ini dekat dengan
Udanya.
Tak lama setelah kejadian terjatuh dari kursi plastik itu,
Ayumi mengeluh terasa sakit di pantat sebelah kanannya. Karena mendengar
keluhan dari ponakannya, Udanya Nazaruddin memanggil ibu Ayumi Habibah ke
rumahnya. Kemudian Ayumi dibawa pulang untuk dikusuk di kampungnya Jalan Sei
Asahan, Lingkungan IV, Kelurahan Tegal Sari.
Ayumi mengeluh terasa sakit di pantat sebelah kanannya. Karena mendengar
keluhan dari ponakannya, Udanya Nazaruddin memanggil ibu Ayumi Habibah ke
rumahnya. Kemudian Ayumi dibawa pulang untuk dikusuk di kampungnya Jalan Sei
Asahan, Lingkungan IV, Kelurahan Tegal Sari.
Usai dikusuk, Ayumi tidak lagi mengeluh rasa sakit dan dia
bisa bermain kembali bersama anak-anak lainnya.
bisa bermain kembali bersama anak-anak lainnya.
Namun, dua bulan kemudian, lanjut Siti, pantat sebelah kanan
Ayumi mengalami pembengkakan sebesar buah Apel berwarna biru. Dan, urat-urat di
sekitar pantat Ayumi jelas kelihatan.
Ayumi mengalami pembengkakan sebesar buah Apel berwarna biru. Dan, urat-urat di
sekitar pantat Ayumi jelas kelihatan.
‘’Melihat hal itu, saya panik dan buru-buru membawa Ayumi ke
rumah sakit,” sebut Siti.
rumah sakit,” sebut Siti.
Saat itu, Ayumi dibawa berobat ke RSUD HAMS Kisaran. Setelah
diperiksa, dr Nanda yang saat itu menangani Ayumi menyebutkan bahwa ia melihat
bahwa anaknya menderita penyakit gejala tumor. Lalu, dr Nanda menyarankan
kepada keluarga pasien agar segera membawa Ayumi berobat ke Rumah Sakit Adam
Malik Medan.
diperiksa, dr Nanda yang saat itu menangani Ayumi menyebutkan bahwa ia melihat
bahwa anaknya menderita penyakit gejala tumor. Lalu, dr Nanda menyarankan
kepada keluarga pasien agar segera membawa Ayumi berobat ke Rumah Sakit Adam
Malik Medan.
‘’Saat itu, dokter menyarankan agar segera diakukan operasi
terhadap anak saya. Dokter juga menyodorkan surat rujukan,” kenang Siti.
terhadap anak saya. Dokter juga menyodorkan surat rujukan,” kenang Siti.
Singkatnya, pada 19 Maret 2015, Ayumi dibawa berobat ke
Rumah Sakit Adam Malik Medan dan dilakukan operasi terhadap penyakit Ayumi.
Setelah 10 hari diopname, Ayumi diperbolehkan pulang. Kondisi Ayumi pun kembali
sehat.
Rumah Sakit Adam Malik Medan dan dilakukan operasi terhadap penyakit Ayumi.
Setelah 10 hari diopname, Ayumi diperbolehkan pulang. Kondisi Ayumi pun kembali
sehat.
Berselang tiga bulan kemudian, Siti membawa Ayumi kembali ke
Medan untuk
melakukan check up. Tapi nahas, dalam perjalanan menuju Rumah Sakit Adam Malik
Medan, korban kecopetan di dalam angkot. Dompet berisi uang sebesar Rp900 ribu
raib dibawa kabur pelaku.
Medan untuk
melakukan check up. Tapi nahas, dalam perjalanan menuju Rumah Sakit Adam Malik
Medan, korban kecopetan di dalam angkot. Dompet berisi uang sebesar Rp900 ribu
raib dibawa kabur pelaku.
Saat itu, korban turun di Jalan Jamin Ginting, Medan dan menangis
histeris. Apalagi uang sebesar Rp900 ribu itu, rencananya adalah biaya untuk
melakukan check up anaknya Ayumi.
histeris. Apalagi uang sebesar Rp900 ribu itu, rencananya adalah biaya untuk
melakukan check up anaknya Ayumi.
Untungnya saja masih ada orang yang berbaik hati padanya.
Saat itu, dia dihampiri seorang ibu berpakaian pegawai yang melihat kejadian
pencurian itu memberikan Siti Asyiah bantuan uang sebesar Rp200 ribu. Berkat
uang itu, Siti akhirnya bisa pulang kembali ke Kisaran. Sementara rencana untuk
melakukan pemeriksaan terhadap anaknya Ayumi urung dilakukan.
Saat itu, dia dihampiri seorang ibu berpakaian pegawai yang melihat kejadian
pencurian itu memberikan Siti Asyiah bantuan uang sebesar Rp200 ribu. Berkat
uang itu, Siti akhirnya bisa pulang kembali ke Kisaran. Sementara rencana untuk
melakukan pemeriksaan terhadap anaknya Ayumi urung dilakukan.
Sejak itu, Siti tak lagi membawa anaknya agar rutin
melakukan check up ke Rumah Sakit Adam Malik Medan. Padahal, dokter menyarankan
agar anaknya rutin melakukan pemeriksaan kesehatan. Dan, sejak enam bulan
belakangan, Ayumi kembali menderita penyakit tumor ganas. Pertama-tama,
muncullah benjolan di bekas operasi terdahulu sebesar tulor ayam. Kemudian
muncul di mata dan di punggung.
melakukan check up ke Rumah Sakit Adam Malik Medan. Padahal, dokter menyarankan
agar anaknya rutin melakukan pemeriksaan kesehatan. Dan, sejak enam bulan
belakangan, Ayumi kembali menderita penyakit tumor ganas. Pertama-tama,
muncullah benjolan di bekas operasi terdahulu sebesar tulor ayam. Kemudian
muncul di mata dan di punggung.
‘’Sekarang, kami sudah tak punya apa-apa,” ujar Siti.
Melihat mamanya menangis, Ayumi ikut sedih.
‘’Mama, aku ingin sembuh,” ujar Ayumi.
Mendengar ungkapan Ayumi, air mata Siti kembali bercucuran.
‘’Ya Allah… sungguh berat penderitaan ini,” kata Siti
menangis sesunggukan.
menangis sesunggukan.
Butuh Uluran Tangan Dermawan
Seluruh harta benda habis terkuras, bagi Ansyari Lubis, Atok
(kakek) Ayumi, itu tidak masalah. Bagi Ansyari, kesembuhan Ayumi segalanya.
(kakek) Ayumi, itu tidak masalah. Bagi Ansyari, kesembuhan Ayumi segalanya.
Meski usianya tak lagi muda, mantan atlet tinju Pertina
Asahan ini terus semangat bekerja keras.
Asahan ini terus semangat bekerja keras.
Ansyari menyebutkan, saat ini, tiga kali seminggu, mereka
harus membawa ke Medan
untuk melakukan pengobatan terhadap penyakit Ayumi. Biaya yang harus mereka keluarkan
banyak. Sehingga, Ansyari Lubis berharap ada bantuan dari dermawan.
harus membawa ke Medan
untuk melakukan pengobatan terhadap penyakit Ayumi. Biaya yang harus mereka keluarkan
banyak. Sehingga, Ansyari Lubis berharap ada bantuan dari dermawan.
‘’Melalui Media, kepada para dermawan serta orang-orang yang
mempunyai rizki berlebih, tolonglah bantu kami. Jujur, saya sudah tak sanggup
lagi,” ungkap Ansyari, ketika ditemui Senin (26/12).
mempunyai rizki berlebih, tolonglah bantu kami. Jujur, saya sudah tak sanggup
lagi,” ungkap Ansyari, ketika ditemui Senin (26/12).
Ia juga berharap kemurahan hati Bupati Asahan Gama
Simatupang dan Kadis Sosial Mislik M Noor agar dapat membantu biaya pengobatan
cucunya.
Simatupang dan Kadis Sosial Mislik M Noor agar dapat membantu biaya pengobatan
cucunya.
‘’Yang terhormat, Bupati Taufan Gama Simatupang dan Kadis
Sosial Mislik M Noor, saya bermohon bantulah cucuku ini,” tandas Ansyari,
mantan petinju kelas bantam yang bernaung dibawah Pemuda Pertina Asahan era
Raja Kamal dan pelatihnya almarhum Bahriun Tahun 90-an ini.
Sosial Mislik M Noor, saya bermohon bantulah cucuku ini,” tandas Ansyari,
mantan petinju kelas bantam yang bernaung dibawah Pemuda Pertina Asahan era
Raja Kamal dan pelatihnya almarhum Bahriun Tahun 90-an ini.
Ansyari menyebutkan, saat ini sudah tidak ada lagi harta
yang bisa dia jual. Seluruh harta benda berharga yang ada di rumahnya sudah
habis terjual.
yang bisa dia jual. Seluruh harta benda berharga yang ada di rumahnya sudah
habis terjual.
‘’Lihatlah, tak ada lagi yang bisa kujual,” kata Ansyari,
sembari menunjukkan rumahnya yang sudah kosong melompong.
sembari menunjukkan rumahnya yang sudah kosong melompong.
Yang tertinggal saat ini, mesin jahit botot tua.
‘’Kalau ini dijual, bagaimana kami menyambung hidup
anak-anak,” ujarnya, dengan matanya memerah.
anak-anak,” ujarnya, dengan matanya memerah.
Pada kesempatan itu, ia mengucapkan terima kasih kepada para
tetangga dan para sahabat yang sudah membantu cucunya. Juga kepada Media , yang telah datang ke rumahnya.
(mar/dro/ma/int)
tetangga dan para sahabat yang sudah membantu cucunya. Juga kepada Media , yang telah datang ke rumahnya.
(mar/dro/ma/int)