SIANTAR-Anjelika br
Manurung (14) telah tiada. Dia tak lagi merasakan hidup dalam ketidakakuran
keluarga. Dia ditemukan di dasar Danau Toba, setelah dinyatakan hilang,
Rabu (30/11).
Manurung (14) telah tiada. Dia tak lagi merasakan hidup dalam ketidakakuran
keluarga. Dia ditemukan di dasar Danau Toba, setelah dinyatakan hilang,
Rabu (30/11).
Selama hidupnya,
Anjelika berada dalam masa-masa sulit untuk anak seusianya. Masih duduk di
bangku SMP, dia sudah berpisah dari ibunya. Seperti keterangan Marsius
Manurung, bapa tua (abang ayah) Anjelika, setelah kedua orangtuanya tidak akur,
Bistin Manurung, ayah Anjelika, membawa dia dan ketiga saudaranya tinggal
bersama neneknya, Rugun br Sinurat (73) di Sihiong, Tobasa. Anjelika merupakan
anak ke 3 dari 4 bersaudara pasangan Biston Manurung (50) dan Junita br
Sianturi.
Anjelika berada dalam masa-masa sulit untuk anak seusianya. Masih duduk di
bangku SMP, dia sudah berpisah dari ibunya. Seperti keterangan Marsius
Manurung, bapa tua (abang ayah) Anjelika, setelah kedua orangtuanya tidak akur,
Bistin Manurung, ayah Anjelika, membawa dia dan ketiga saudaranya tinggal
bersama neneknya, Rugun br Sinurat (73) di Sihiong, Tobasa. Anjelika merupakan
anak ke 3 dari 4 bersaudara pasangan Biston Manurung (50) dan Junita br
Sianturi.
.
“Awalnya mereka
tinggal di Jakarta. Setelah masalah itu, mereka berempat dibawa ke Tobasa dan
tinggal di rumah neneknya. Waktu itu mereka masih kecil-kecil. Yang ngurus,
bapaknya sama oppungya sampai sekarang,” tutur Marsius Manurung.
tinggal di Jakarta. Setelah masalah itu, mereka berempat dibawa ke Tobasa dan
tinggal di rumah neneknya. Waktu itu mereka masih kecil-kecil. Yang ngurus,
bapaknya sama oppungya sampai sekarang,” tutur Marsius Manurung.
Sebelumnya,
Anjelika dinyatakan hilang di Danau Toba, tepatnya di di Pantai Pasir Putih,
Desa Parparean 2, Kecamatan Porsea, Kabupaten Toba Samosir (Tobasa). Dia
ditemukan pada Kamis (1/12) sekira pukul 14.30 WIB. Dia ditemukan tidak
bernyawa di dasar danau di kedalaman 7 meter.
Anjelika dinyatakan hilang di Danau Toba, tepatnya di di Pantai Pasir Putih,
Desa Parparean 2, Kecamatan Porsea, Kabupaten Toba Samosir (Tobasa). Dia
ditemukan pada Kamis (1/12) sekira pukul 14.30 WIB. Dia ditemukan tidak
bernyawa di dasar danau di kedalaman 7 meter.
“Jasad Anjelika
ditemukan telentang di dasar danau dengan kedalaman 7 meter. Persisnya, sekitar
50 meter dari bibir pantai dan berjarak sekitar 150 meter dari lokasi terakhir
korban terbawa arus,” tutur Kapos Pembantu Basarnas Danau Toba, Kamis (1/12).
ditemukan telentang di dasar danau dengan kedalaman 7 meter. Persisnya, sekitar
50 meter dari bibir pantai dan berjarak sekitar 150 meter dari lokasi terakhir
korban terbawa arus,” tutur Kapos Pembantu Basarnas Danau Toba, Kamis (1/12).
Diterangkan, jasad
Anjelika diperkirakan terbawa arus sehingga berada jauh dari lokasi terakhir,
dimana posisi hilangnya Anjelika berada di kawasan bibir sungai Asahan,
satu-satunya pintu keluar air Danau Toba, dimana arus air di sana cukup deras.
Anjelika diperkirakan terbawa arus sehingga berada jauh dari lokasi terakhir,
dimana posisi hilangnya Anjelika berada di kawasan bibir sungai Asahan,
satu-satunya pintu keluar air Danau Toba, dimana arus air di sana cukup deras.
“Posisi penemuan
itu tepat di jalur arus utama Sungai Asahan. Namun kondisi dasar danau
melengkung, berbentuk kuali, dengan diameter tidak terlalu lebar, sehingga
meskipun arus deras, jasad almarhumah tidak terseret lagi,” jelasnya.
itu tepat di jalur arus utama Sungai Asahan. Namun kondisi dasar danau
melengkung, berbentuk kuali, dengan diameter tidak terlalu lebar, sehingga
meskipun arus deras, jasad almarhumah tidak terseret lagi,” jelasnya.
Dipaparkan,
pencarian itu terkendala kondisi arus yang deras dan air yang keruh. Pencarian
itu pun menurunkan 10 orang penyelam dari tim gabungan yang turun bergantian.
Selain penyelam, juga dilakukan penyisiran dengan berbagai cara, termasuk
menggunakan jaring.
pencarian itu terkendala kondisi arus yang deras dan air yang keruh. Pencarian
itu pun menurunkan 10 orang penyelam dari tim gabungan yang turun bergantian.
Selain penyelam, juga dilakukan penyisiran dengan berbagai cara, termasuk
menggunakan jaring.
Informasi yang
dihimpun dari berbagai sumber, Anjelika yang mandi bersama dua temannya sempat
dilarang mandi-mandi terlalu dekat ujung pasir (bibir Sungai Asahan), apalagi
berbicara kotor. Namun ketiganya tidak menghiraukan.
dihimpun dari berbagai sumber, Anjelika yang mandi bersama dua temannya sempat
dilarang mandi-mandi terlalu dekat ujung pasir (bibir Sungai Asahan), apalagi
berbicara kotor. Namun ketiganya tidak menghiraukan.
“Sudah dilarang.
Kan di ujung pasir ini deras airnya, karena aliran sungai. Tapi tak diindahkan.
Kemudian sudah diperingatkan jangan cakap kotor. Bagaimanapun, kami masih
menghargai pesan-pesan orangtua kami dulu. Kalau cakap kotor, fatal. Dan itu
selalu kami ingatkan kepada anak-anak kami maupun pendatang ke pantai ini,”
ujar Parman Manurung, warga setempat.
Kan di ujung pasir ini deras airnya, karena aliran sungai. Tapi tak diindahkan.
Kemudian sudah diperingatkan jangan cakap kotor. Bagaimanapun, kami masih
menghargai pesan-pesan orangtua kami dulu. Kalau cakap kotor, fatal. Dan itu
selalu kami ingatkan kepada anak-anak kami maupun pendatang ke pantai ini,”
ujar Parman Manurung, warga setempat.
Ia menerangkan,
para pengunjung yang ingin mandi selalu diarahkan ke hulu, bukan ke arah aliran
Sungai Asahan. Apalagi pengunujung yang tidak tahu berenang. Sebab, di bagian
hulu, kondisi pantai landai dan dangkal. Sedang bagian hilir, pintu keluar,
aliran sungai tidak menentu dan airnya deras. Namun terkadang pengunjung
tidak menghiraukannya.
para pengunjung yang ingin mandi selalu diarahkan ke hulu, bukan ke arah aliran
Sungai Asahan. Apalagi pengunujung yang tidak tahu berenang. Sebab, di bagian
hulu, kondisi pantai landai dan dangkal. Sedang bagian hilir, pintu keluar,
aliran sungai tidak menentu dan airnya deras. Namun terkadang pengunjung
tidak menghiraukannya.
“Seperti tahun
lalu, ada juga siswi SMP yang tenggelam di sini. Kondisinya juga sama,”
pungkasnya.
lalu, ada juga siswi SMP yang tenggelam di sini. Kondisinya juga sama,”
pungkasnya.
Diiringi Ratusan Warga
Ratusan warga turut
berkumpul di sekitar danau, mulai dari hilangnya Anjelika hingga jasadnya
ditemukan. Kondisi ini memang selalu terlihat bila ada musibah serupa di
kawasan Danau Toba, khususnya di wilayah Kabupaten Tobasa.
berkumpul di sekitar danau, mulai dari hilangnya Anjelika hingga jasadnya
ditemukan. Kondisi ini memang selalu terlihat bila ada musibah serupa di
kawasan Danau Toba, khususnya di wilayah Kabupaten Tobasa.
“Persaudaraan masih
sangat erat di sini. Kita turut berempati bila ada peristiwa seperti ini di
sini. Tak ada yang menggerakkan, namun kita berinisiatif sendiri,” ujar Chandra
Sirait, warga setempat.
sangat erat di sini. Kita turut berempati bila ada peristiwa seperti ini di
sini. Tak ada yang menggerakkan, namun kita berinisiatif sendiri,” ujar Chandra
Sirait, warga setempat.
Dia mengatakan
bahwa duka yang dialami keluarga korban juga merupakan duga warga sekitar.
Karena itulah mereka rela beramai-ramai di pinggir danau menanti hasil
pencarian.
bahwa duka yang dialami keluarga korban juga merupakan duga warga sekitar.
Karena itulah mereka rela beramai-ramai di pinggir danau menanti hasil
pencarian.
“Bahkan, untuk
turut menyelam pun dilakukan warga sekitar. Bersama petugas SAR, polisi dan
BPBD, masyarakat dengan ikhlas melakukan pencarian,” ujarnya.
turut menyelam pun dilakukan warga sekitar. Bersama petugas SAR, polisi dan
BPBD, masyarakat dengan ikhlas melakukan pencarian,” ujarnya.
Seperti diberitakan
sebelumnya, Anjelika br Manurung dinyatakan hilang di perairan Danau Toba,
tepatnya di Pantai Pasir Putih, Desa Parparean 2, Kecamatan Porsea, Kabupaten
Toba Samosir (Tobasa), Rabu (30/11) sekira pukul 13.30 WIB.
sebelumnya, Anjelika br Manurung dinyatakan hilang di perairan Danau Toba,
tepatnya di Pantai Pasir Putih, Desa Parparean 2, Kecamatan Porsea, Kabupaten
Toba Samosir (Tobasa), Rabu (30/11) sekira pukul 13.30 WIB.
Siswi SMPN 2 Lumban
Julu, warga Desa Sihiong, Kecamatan Bonatua Lunasi, Tobasa itu pertama kali
dinyatakan hilang oleh 5 teman-temannya yang datang bersamaan ke lokasi pantai.
Julu, warga Desa Sihiong, Kecamatan Bonatua Lunasi, Tobasa itu pertama kali
dinyatakan hilang oleh 5 teman-temannya yang datang bersamaan ke lokasi pantai.
Informasi dihimpun dari teman-teman Anjelika, mereka tiba di
pantai sekira pukul 12.30 WIB. Lalu korban bersama temannya bernama Putri dan
Rama bermain sambil mandi-mandi di pantai. Kemudian sekitar pukul 13.30 WIB,
Anjelika bersama kedua temannya berniat keluar dari pantai. Entah mengapa,
mereka bertiga terbawa arus. Saat semakin jauh terbawa arus, mereka berteriak
minta tolong. (ft/ara/ma/int)
pantai sekira pukul 12.30 WIB. Lalu korban bersama temannya bernama Putri dan
Rama bermain sambil mandi-mandi di pantai. Kemudian sekitar pukul 13.30 WIB,
Anjelika bersama kedua temannya berniat keluar dari pantai. Entah mengapa,
mereka bertiga terbawa arus. Saat semakin jauh terbawa arus, mereka berteriak
minta tolong. (ft/ara/ma/int)