seperti kasus pembunuhan dan pemerkosaan paling sadis di wilayah Tanjungbalai, Asahan,
Labuhanbatu dan Batubara (TASLAB).
empat kasus kriminalitas yang paling sadis.
Wanita Diikat dan Ditenggelamkan
Pemberat
mengambang di Pinggir Sungai Besar, Dusun IV, Desa Kuala Indah, Kecamatan Sei
Suka, Kabupaten Batubara, Sabtu (17/12) sekira puku 13.00 WIB.
pertama kali ditemukan warga diketahui mengenakan pakaian baju kaos warna
hitam, celana jeans warna hijau muda yang diperkirakan berusia antara 20 – 30
tahun.
dengan tali dan antara dada sampai lutut kaki. Di tubuh korban yang terikat
juga ditemuka batu yang diduga digunakan sebagai pemberat untuk menenggelamkan
tubuh korban.
wartawan mengatakan wanita yang ditemukan tewas menjadi mayat tersebut diduga
merupakan korban pembunuhan.
merupakan korban pembunuhan. Berdasarkan visum luar ditemukan luka pada pipi
kirinya dan saat ini mayat tersebut masih di outopsi di RSU Pematangsiantar dan
kasus penemuan ini masih kami kembangkan karena tidak ada identitas pada mayat
tersebut,” ungkapnya.
Bernama Tiara Putri
Indrapura bekerja cepat mengungkap identitas mayat wanita yang ditemukan di Sei
Tanjung, Dusun IV, Desa Kuala Indah, Kecamatan Sei Suka, Batubara, Sabtu
(17/12), siang sekira pukul 13.00 WIB. Ternyata, korban bernama Sugiartik Tiara
Putri.
‘’Identitasnya sudah diketahui,” kata Kapolsek
Indrapura AKP Kusnadi, melalui Kanit Reskrim IPTU J Sinaga, kepada WARTAWAN,
Minggu (18/12). Ia menyebutkan, korban diketahui bernama Sugiartik Tiara Putri.
Usia 19 tahun. Alamat Dusun 15, Desa Paya Lombang, Kecamatan Tebing Tinggi.
Selama ini, korban bekerja di toko ponsel di desanya, Desa Kuala Indah.
Korban masih berstatus gadis (belum menikah,
red),” sebut Sinaga.
Menurut keterangan pihak keluarga, korban Tiara
dilaporkan hilang sejak Kamis.
Begitu ada informasi penemuan mayat di Sei
Tanjung, Dusun IV, Desa Kuala Indah, Kecamatan Sei Suka, pihaknya langsung
melakukan koordinasi dengan polres tetangga. Lalu, pihak keluarga yang
mengetahui informasi itu langsung melakukan pengecekan ke RSUD dr Djasamen Saragih,
Kota Pematangsiantar.
Setelah dipastikan ciri-ciri dan identitasnya,
pihak keluarga langsung membawa jasad almarhum Sugiartik Tiara Putri dari RSUD
dr Djasamen Saragih, dan membawanya ke rumah duka di Tebing Tinggi, Minggu
(18/12) sekitar pukul 13.00 WIB.
‘’Kasus penemuan mayat ini masih kami proses dan
kami kembangkan,” tandas Sinaga mengakhiri.
Terpisah, Suwono (49), warga Dusun IV, Desa Kuala
Indah, Kecamatan Sei Suka, Batubara, yang pertama kali menemukan mayat wanita
itu mengatakan sangat terkejut melihat sesosok mayat dengan kondisi terikat di
batu dan hampir membusuk.
‘’Siang itu, saya mau berangkat memancing.
Tiba-tiba saat naik sampan dan melintas di sekitar lokasi, saya melihat sesosok
mayat yang badannya terikat tali di batu itu. Waktu itu, posisinya telungkup
dan hanya nampak punggung dan kepalanya saja,” ujar pria yang sehari-hari
sebagai pemancing ikan ini.
Dia mengatakan, karena takut dan kaget lantas ia
langsung bergegas memberitahukan penemuan mayat itu ke warga sekitar.
Karena saya waktu itu sendirian, saya gak berani
mendekat. Waktu itu, saya langsung memberitahukan penemuan mayat itu kepada
warga sekitar dan langsung melaporkan penemuan mayat itu kepada petugas
kepolisian,” ungkapnya.
Sebelumnya diberitakan, sesosok mayat wanita tanpa
identitas ditemukan warga mengapung di tepian Sungai Besar Sei Tanjung, Dusun
IV, Desa Kuala Indah, Kecamatan Sei Suka, Batubara, Sabtu (17/12) sekira puku
13.00 WIB.
Mayat tanpa identitas itu ditemukan mengenakan
pakaian baju kaos warna hitam dan celana jeans warna hijau muda. Usianya
diperkirakan antara 20-30 tahun.
Saat ditemukan, di tubuh korban menempel batu yang
diikat pakai tali. Batu itu seukuran, setengah badan korban. Jenazah korban
kemudian dibawa ke Instalasi Jenazah Rumah Sakit dr Djasamen Saragih Kota
Pematangsiantar. Berdasarkan hasil visum luar ditemukan ada luka pada pipi
kirinya.
‘’Wanita itu diduga kuat korban pembunuhan,” ujar
Kanit Reskrim Polsek Indrapura IPTU J Sinaga singkat.
tikaman. Pelaku adalah rekan kerja korban, Agus Zebua (50), yang sudah mengakui
perbuatannya lewat telepon kepada pemilik gudang mobil, majikan mereka.
ditemukan pada Jumat (28/10) lalu sekira pukul 06.00 WIB di dalam mobil Kijang
Innova hitam BK1003 VR. Mobil itu diparkir di depan Rumah Makan Elin, berada di
Jalinsum Titi Kembar, Kota Pinang, Labuhanbatu Selatan (Labusel).
Pagi itu, Anto (40) warga Kecamatan Bosar Maligas,
Simalungun, bangun dari istirahatnya. Ia berniat melanjutkan perjalanan
menumpang truk CPO yang dikendarainya. Sebelumnya truk itu diparkirkannya di
depan Rumah Makan Elin.
Hanya saja saat akan ke luar, Anto kesulitan
mengeluarkan truknya karena terhalang mobil Kijang Innova tersebut. Kemudian
pemilik rumah makan, Darwin
membantu dengan mencari pemilik mobil Innova yang menghalangi jalan truk
tersebut. Tetapi tetap tidak ditemukan. Selanjutnya, ia memerhatikan isi mobil,
tak ada orang yang ditemukan di dalam. Namun karena curiga dengan mobil itu,
selanjutnya Darwin
langsung melaporkannya ke kepolisian setempat.
Tidak lama kemudian tim dari Sat Reskim Polres
Labuhanbatu datang ke lokasi. Setelah mobil dibuka, ditemukanlah sesosok
jenazah yang terbungkus karpet merah. Posisi jenazah saat itu berada di bagian
belakang mobil Innova tersebut.
Begitu diperhatikan, jenazah itu dipenuhi luka
tusuk. Di samping tubuh korban juga ditemukan sebilah pisau. Diduga pisau
itulah yang digunakan untuk membunuh korban.
selanjutnya diotopsi ke RSUD Dr Djasamen Saragih Kota Siantar.
perantauan yang bekerja di kawasan Kota Tanjungbalai. Ia merupakan karyawan di
Yenni Mobil dan bekerja sebagai penjaga penitipan mobil yang beralamat di Jalan
M Abas Ujung, Kelurahan Sirantau, Kecamatan Datuk Bandar, Tanjungbalai. Begitu
juga dengan Agus, merupakan rekan kerja korban di Yenni Mobil.
Sebelumnya pada Jumat pagi, seorang oknum TNI
bernama Gunawan yang merupakan konsumen Yenni Mobil ingin mengambil mobilnya.
Namun, saat supir dari oknum TNI tersebut tiba di lokasi penitipan, tidak
menemukan korban.
Gunawan pun melaporkan hal itu kepada pemilik
penitipan, selanjutnya istri dari pemilik penitipan menghubungi korban melalui
telepon selulernya. Ternyata saat ditelepon, yang mengangkat adalah Agus. Saat
itu ia mengakui bahwa ia telah membunuh korban. Sementara jenazahnya
ditinggalkan di Titi Panjang, Kota Pinang.
Mendengar pernyataan tersebut, pemilik Yenni Motor
langsung mendatangi tempat usahanya dan mencari kebenaran cerita tersebut.
Sesamapainya di sana,
pemilik usaha itu menemukan banyak bercak darah dalam kamar di tempat penitipan
mobil miliknya.
Sementara itu mobil Kijang Innova miliknya BK 1003
VR dan mobil Innova BK 126 GN milik Gunawan sudah tak terlihat. Atas kejadian
itu, pemilik usaha itupun membuat laporan ke polisi.
Kapolres Tanjungbalai AKBP Ayep Wahyu Gunawan SIK
melalui Kasat Reskrim AKP Yayang Risky Pratama SIK didampingi Kapolsek Datuk
Bandar AKP R Manalu dan Kasubbag Humas AKP Y Sinulingga yang ditemui di lokasi
usaha Yenni Mobil, membenarkan Dame Laia sudah ditemukan tewas di tempat
terpisah.
Namun, ia mengaku belum mengetahui apa motif di balik
pembunuhan ini. Apalagi sebelumnya korban terlebih dahulu dibunuh di tempat
kerjanya, selanjutnya jenazahnya dibawa ke Kota Pinang dengan menumpang mobil
milik majikan mereka.
“Motifnya masih kita selidiki dan saat ini kita
masih mengumpulkan keterangan saksi. Berdasarkan hasil olah TKP, diduga pelaku
lebih dari satu orang. Dan saat ini, ada satu mobil, yakni Kijang Innova BK 126
GN yang hilang. Mobil itu juga diduga dilarikan pelaku,” kata Sinulingga.
Sementara itu pemilik usaha Yenni Motor, Pendi Hura
yang sempat diwawancarai awak koran ini, membenarkan kejadian itu. Ia
menambahkan, setelah mengetahui bahwa mobil titipan hilang dari tempat
usahanya, istrinya bernama Masniar langsung menghubungi handphone korban.
“Yang mengangkat adalah pelaku. Dia mengakui
perbuatannya yang menghabisi korban. Dia sudah kubuang, dia kubunuh dan
kutinggalkan di Titi Panjang Kotapinang, di dalam mobil. Begitulah katanya,”
ucapnya menirukan pengakuan Agus.
Dikatakan, korban dan pelaku selama ini tidak
mempunyai masalah. Keduanya sama-sama pekerja di tempat usahannya dan sudah
tahunan bekerja sebagai penjaga penitipan mobil.
Jenazah Diotopsi
Tepat pada Sabtu (29/10) sekira pukul 09.00 WIB,
jenazah Dame Laia diotopsi di Instalasi Forensik RSUD Dr Djasamen Saragih.
Menurut Kepala Instalasi Jenazah dan Kedokteran
Forensik RSUD Dr Djasamen Saragih, dr Reinhard JD Hutahean SH SpF melalui
pegawainya Maknur Manurung, otopsi terhadap jenazah korban yang mereka lakukan
berlangsung selama 3 hingga 4 jam.
Dari hasil otopsi itu ditemukan 84 liang tusukan
di tubuh korban. Masing-masing 32 liang pada garis ketiak kiri, 28 liang pada
punggung, 7 liang pada garis ketiak kanan, 12 liang pada bagian dada dan perut,
3 liang pada leher dan 2 liang pada wajah. Selain itu, ada juga luka robek pada
lambung korban.
Hanya saja, Manurung menegaskan bahwa pihaknya
tidak bisa mengetahui lokasi awal tikaman di tubuh korban, karena kondisi
jenazah sudah mengalami pembusukkan.
“Semuanya ada 84 liang tusukan di tubuh korban.
Itulah yang kita temukan, kemudian ada luka robek di lambung,” jelas Manurung.
Korban Dikenal Ramah
Menurut teman korban yang ditemui di Instalasi
Jenazah RSUD Dr Djasamen Saragih kemarin, korban merupakan anak bungsu dari
empat bersaudara.
“Orangtua dan ketiga saudara korban tinggal di
daerah Nias Selatan,” jelas pria yang enggan menyebut identitasnya itu kepada
koran ini, kemarin.
Dia menjelaskan, sehari-harinya korban dikenal
sangat ramah dan baik, bahkan korban sangat rajin bekerja, sehingga menjadi
kepercayaan pemilik gudang mobil tersebut.
“Makanya kami tidak menyangka si Zebua itu tega
membunuh si Dame ini. Padahal mereka sama-sama pekerja di gudang penyimpanan
mobil itu,” ujarnya.
Fadli Tamimi Diikat dan Dimasukkan ke Goni, Lalu Dibuang ke Sungai
Tanjungbalai, Kabupaten Asahan mendadak heboh. Pasalnya, mayat pria ditemukan
di dalam goni (karung) dengan posisi tangan dan kaki diikat tali plastik
terapung di pingiran anak sungai di desa tersebut, Senin (8/8) sekira pukul
17.30 Wib.
Kondisi mayat ditemukan tanpa identitas dan
kondisinya sudah membusuk yang merupakan korban pembunuhan dan sengaja
dibuang ke anak sungai tersebut.
Informasi dihimpun dari warga sekitar, mayat
korban pertama kali ditemukan seorang warga sekitar yang bernama
Samsul Fajri. Ia curiga saat mengendus bau busuk di anak sungai sekitar pukul
17.30 wib. Saat dilihat, Samsul mengira bahwa di dalam goni tersebut adalah
bangkai hewan. Namun setelah diperhatikan, ternyata terlihat kepala manusia.
Samsul langsung berteriak dan memanggil warga sekitar. Selanjutnya warga
melaporkan hal tersebut kepihak kepolisian.
“Ada
bau busuk. Kemudian saudara Samsul turun ke anak sungai mendekati
sebuah karung yang diduga asal bau busuk. Setelah didekati, dia kira bangkai
hewan. Namun setelah diperhatikan lebih jelas, terlihat kepala manusia
yang sedikit keluar dari karung. Sontak saja dia memberitahu warga lainnya dan
melaporkan hal tersebut kepihak kepolisian,” ujar Budi, Ani, dan Dedy yang
ditemui di lokasi penemuan.
Pantauan wartawan, setelah kedatangan pihak
kepolisian, mayat selanjutnya dievakuasi ke RSUD Dr.Tengku Masyur Kota
Tanjungbalai untuk dilakukan visum.
Kapolres Asahan AKBP Tatan Dirsan Admaja SIK
melalui Kapolsek Sei Kepayang AKP Hamdani yang ditemui RSUD Dr Tengku Mansyur
Kota Tanjungbalai mengatakan, diperkirakan mayat ini sudah lebih tiga
hari di Tempat Kejadian Perkara (TKP). Pihaknya masih melakukan
penyelidikan terhadap penemuan kasus tersebut
Dikatakan Dani, mayat tersebut diduga merupakan
korban pembunuhan. Dimana tangan diikat tali plastik warna hitam ke belakang.
Kemudian kaki diikat hingga ke leher. Ciri-ciri korban, tinggi badan ±
173 cm, rambut lurus, memakai kemeja lengan pendek merk SVWU, celana jeans
warna biru merk BB dan memakai singlet warna putih.
Kemudian di pipi kanan terdapat luka lecet, kepala
sebelah kiri luka robek, dan dagu kanan. “Kita masih melakukan
penyelidikan lebih lanjut,” ujar AKP Hamdani.
dengan posisi terapung di pingiran anak sungai Desa Pematang Sei Baru, Dusun
II, Kecamatan Tanjungbalai, Asahan, akhirnya diketahui.
Tamimi (20 tahun), warga Jalan KS Tubun, Kelurahan Tanjungbalai Kota I,
Kecamatan Tanjungbalai Selatan, Kota Tanjungbalai.
duka membenarkan bahwa mayat dalam karung itu adalah kawannya bernama Fadly
Tamimi.
“Iya bang, jenazah dalam karung itu teman saya Fadly. Ini saya mau ke
masjid mengumumkan berita duka,” ujar Rudi, wartawan, Rabu (10/8).
KS Tubun juga menyampaikan hal serupa. Mereka sangat meyakini jika mayat
pria yang ditemukan dalam goni itu benar rekan mereka bernama Fadly Tamimi.
berdasarkan hasil tes DNA antara orangtua korban dan jenazah korban sudah
keluar dari laboratorium. Hasilnya menyebutkan DNA antara korban dan
keluarganya cocok.
“Selain itu, pakaian korban juga sama seperti yang dipakai Fadly Tamimi saat
pergi meninggalkan rumah,” ujar Ucok, saat melayat di rumah duka di Jalan KS
Tubun.
melalui telepon selurernya mengaku dirinya baru mendapat laporan tersebut.
Untuk kepastianya, ia akan memanggil pihak kelurga korban.
memastikan saya panggil ke Polsek dan saat ini dalam perjalanan,” ujarnya
singkat.
Jumat (5/8), malam sekira pukul 20.00 WIB. Korban terakhir kali diketahui pergi
mengendarai sepedamotor Honda CBR 150 warna merah dengan nopol BK 6446 QAE.
Saat itu Fadly mengenakan baju kemeja warna coklat polos, celana biru tua dan
sandal putih. Mengenai hilangnya korban juga sudah dilaporkan ke Polsek
Tanjungbalai Selatan.
Kota Tanjungbalai, telah mengebumikan jenazah pria yang ditemukan di dalam goni
(karung) tersebut. Proses pemakamannya dilakukan pada Rabu (10/8) siang di
Pemakaman Muslim, Jalan Abadi, Kelurahan Tanjungbalai Kota II, Kecamatan
Tanjungbalai Selatan.
melalui Petugas Kamar Mayat Ilham Sinambela mengatakan, pemakaman itu dilakukan
pihaknya setelah menunggu keluarga korban sejak dua hari tak kunjung datang
menjemput jenazah korban.
tak kunjung datang, maka korban kami kuburkan di Pemakaman Muslim Jalan
Abadi,” ujar Ilham.
sebelumnya, warga Jalan Pematang Sei Baru, Dusun II Kecamatan Tanjungbalai,
Asahan, heboh penemuan mayat pria dalam goni (karung) dengan posisi tangan dan
kaki diikat tali plastik terapung di pingiran anak sungai di desa tersebut,
Senin (8/8) sekira pukul 17.30 WIB. Kondisi mayat ditemukan tanpa identitas dan
kondisinya sudah membusuk.
Informasi dihimpun dari warga sekitar, mayat korban pertama
kali ditemukan warga sekitar bernama Samsul Fajri. Ia curiga saat mengendus bau
busuk di anak sungai sekitar pukul 17.30 WIB. Saat dilihat, Samsul semula
mengira jika benda yang ada di dalam goni tersebut adalah bangkai hewan. Tapi
setelah diperhatikan, ternyata terlihat kepala manusia. Samsul pun langsung
berteriak dan memanggil warga sekitar. Warga pun melaporkan penemuan mayat itu
ke pihak kepolisian.
bau busuk. Kemudian saudara Samsul turun ke anak sungai mendekati
sebuah karung yang diduga asal bau busuk. Setelah didekati, dia kira bangkai
hewan. Namun setelah diperhatikan lebih jelas, terlihat kepala manusia sedikit
keluar dari karung. Sontak saja dia memberitahu warga lainnya dan melaporkan
hal tersebut ke pihak kepolisian,” ujar Budi, Ani dan Dedy, di lokasi
penemuan.
Mayat selanjutnya dievakuasi ke RSUD Dr Tengku Masyur Kota
Tanjungbalai untuk dilakukan visum.
Kapolres Asahan AKBP Tatan Dirsan Admaja SIK, melalui
Kapolsek Sei Kepayang AKP Hamdani, ditemui RSUD Dr Tengku Mansyur Kota
Tanjungbalai mengatakan, diperkirakan mayat ini sudah lebih tiga hari di Tempat
Kejadian Perkara (TKP). Pihaknya masih melakukan penyelidikan terhadap penemuan
kasus tersebut.
“Dugaan sementara korban adalah korban pembunuhan,” sebut
Hamdani.
Mengenai ciri-ciri, lanjut Hamdani, korban memiliki ciri-ciri
tinggi badan kurang lebih 173 cm, rambut lurus, memakai kemeja lengan pendek
merk SVWU, celana jeans warna biru merk BB dan memakai singlet warna putih. Kemudian di pipi kanan terdapat luka lecet, kepala sebelah
kiri luka robek dan dagu kanan.
Ubi Tanpa Busana
sehelai benang di ladang ubi. Tubuhnya penuh luka. Lehernya biru seperti bekas
cekikan. Korban diduga kuat dibegal lelaki yang baru ia kenal lewat Facebook.
pepatah mengatakan; ‘Tak kenal maka tak sayang, tak sayang tak cinta”.
Pepatah inilah kemudian yang memotivasi Riani sehingga rela jauh-jauh datang
menemui pria yang mengaku bernama Bon alias Bn (usia sekitar 25 tahun) di rel
kereta api (KA) Simpang Dusun, Desa Karang Baru, Perkebunan Petatal, Kecamatan
Talawi, Kabupaten Batubara.
Dari kampungnya Huta IV, Nagori Kampung Lalang,
Kecamatan Ujung Padang, Kabupaten Simalungun, Riani mengajak temannya Pani
(19), Rabu (30/11), sekira pukul 10.00 WIB. Mereka berangkat naik sepedamotor
Honda Revo warna biru bernomor Polisi BK 2969 TAI, milik Pani. Si Pani ini
masih sekampung dengan korban.
Pani pun mau saja diajak Riani karena sebulan yang
lalu juga sudah pernah diajak korban, saat pertama kali bertemu dengan teman
facebook-nya itu. Dan, saat itu sama sekali tidak ada masalah.
‘’Jadi mereka berdua memang sengaja jumpa sama
kenalan baru lewat facebook itu,” kata ibu korban bernama Inem (40), menirukan
keterangan Pani, kepada wartawan Kamis (1/12) dini hari.
‘’Tapi ke saya sama sekali tidak ada pamit,” ucap
Inem sedikit kesal.
Inem melanjutkan, beberapa menit setelah korban
dan Pani tiba di rel kereta api Simpang Dusun, Desa Karang Baru, Bon datang
mengendarai sepedamotor FU. Tapi, Bon tidak sendirian. Bon berboncengan dengan
pria yang memperkenalkan dirinya dengan nama Panca alias Pa.
Setelah berbincang-bincang sebentar. Bon meminta
Riani naik ke sepedamotornya. Sementara Panca mengendarai sepedamotor Honda
Revo dan membonceng pemiliknya Pani.
Lalu, insan muda berlainan jenis ini masing-masing
bergerak memisahkan diri.
Kemudian sekitar pukul 13.00 WIB, Bon menelepon
Panca dan meminta agar menunggunya di tempat semula, pos rel kereta api Simpang
Dusun, Desa Karang Baru. Saat menunggu di pos rel kereta api Simpang Dusun itu,
Panca sempat pamit sebentar. Pani pun tinggal seorang diri di pos rel itu. Dan,
Panca memang hanya sebentar sudah kembali lagi.
Beberapa menit berselang, Bon datang dengan
berjalan kaki. Kondisi tangannya penuh darah. Bon mengaku jika dia baru saja
kena begal.
Lalu, Panca meminta izin ke Pani, meminjamkan
sepedamotor Honda Revo miliknya dengan alasan hendak mengejar pelaku.
‘’Tapi, mereka tak kunjung kembali,” kata Inem,
masih menuturkan keterangan Pani.
Tak lama kemudian Pani mendapat kabar kalau
temannya Riani ditemukan di areal perladangan ubi milik warga, tidak jauh dari
rel di Desa Karang Baru, Perkebunan Petatal. Pani syok. Apalagi dia mendapat
kabar kondisi temannya itu kritis dan tanpa mengenakan pakaian.
Warga yang pertama kali menemukan kebetulan kenal
dengan Riani dan memberitahukannya ke orangtua korban. Riani langsung
dievakuasi ke Rumah Kepala Desa Karang Baru dan selanjutnya dibawa ke RSUD HAMS
Kisaran, untuk mendapatkan perawatan medis.
‘’Jadi, saya tahunya setelah dikabari warga,” ujar
Inem.
Namun karena kondisi luka yang cukup parah, korban
Riani dirujuk ke salahsatu rumah sakit ternama di Kota Pematangsiantar.
‘’Lukanya parah sekali, jadi sudah dirujuk ke
Siantar,” ucap salahsatu petugas medis RSUD HAMS Kisaran.
Menurut petugas medis di RSUD HAMS Kisaran,
kondisi wajah korban terdapat luka lebam, lehernya memar sampai membiru dan ada
bekas cekikan. Kondisi tangan korban juga penuh luka seperti bekas cakaran.
Sementara, menurut Kapolsek Labuhan Ruku AKP
Irsol, melalui Kanit Reskrim IPDA Rudi Safrozal, Kamis (1/12), korban Riani dan
Bon janjian ketemu di sebuah DAM (bendungan air, red) Desa Karang Baru. Riani
datang karena Bon minta dibelikan celana baru.
Saat itu Riani datang bersama temannya Pani, tapi
yang diajak Bon naik sepedamotor hanya Riani. Kemudian Bon dan Riani pergi
hendak mengambil uang di ATM yang ada di lingkungan Pabrik Perkebunan Petatal.
Sementara Pani ditinggal di daerah Pajak Sore Dusun, Desa Karang Baru.
Tak lama kemudian, Bon datang menemui Pani di
Pajak Sore. Kepada Pani, Bon mengaku bahwa dia dengan Riani telah menjadi
korban begal.
Rudi mengatakan, kasusnya masih didalami. Namun,
Rudi mengaku sudah mengantongi identitas pelaku.
‘’Saat ini, tim sedang melakukan pengejaran,”
ujarnya mengakhiri.
Saat ini, korban Riani masih dalam perawatan medis
di Rumah Sakit Tiara Pematangsiantar. Riani mengalami luka cukup serius diduga
akibat dibegal lelaki kenalannya lewat facebook bernama Bon alias Bn (usia
sekira 25 tahun), yang disebut-sebut merupakan warga Kisaran, Kabupaten Asahan.
Menurut penuturan Pani kepada Adi (45), tetangga
korban di Huta IV, Nagori Kampung Lalang, Kecamatan Ujung Padang, Kabupaten
Simalungun, saat itu Bon meminta ditemani Riani untuk mengambil uang di ATM
yang ada di PKS PT Buana Etate. Setelah itu, membeli pakaian. Sedang Pani
dengan Panca menunggu di lokasi.
Tak lama setelah itu, Bon datang dan mengaku jika
mereka telah menjadi korban begal. Lalu, Panca meminjam sepedamotor Pani dan
pergi bersama Bon dengan alasan hendak mengejar pelaku.
Tak lama berselang, Pani dapat kabar jika rekannya
Riani ditemukan tidak sadarkan diri dengan kondisi luka cukup serius di areal
perladangan ubi milik warga. Sementara Bon dan Panca, sejak itu tidak kembali.
Sementara, Pangulu Nagori Kampung Lalang,
Kecamatan Ujung Padang, Fachruzani mengungkapkan, jika salahseorang warganya
bernama Riani diduga telah menjadi korban perampokan dan pemerkosaan. Dan, saat
ini korban sedang dirawat di RS Tiara Pematangsiantar.
‘’Korban masih dirawat di rumah sakit Tiara,”
sebut Fachruzani, via seluler, tadi malam.
Informasi serupa juga disampaikan Camat Ujung
Padang Fikri Damanik. Fikri menyebutkan bahwa Riani diduga telah menjadi korban
perampokan dan pemerkosaan. Saat ini korban sedang menjalani perawatan medis di
RS Tiara Pematangsiantar.
‘’Iya pak, korbannya warga kita. Saat ini dirawat
di rumah sakit Tiara,” ungkap Fikri, via selulernya.