KISARAN- Jumat (10/12), Kantor Kejari Kisaran, digeruduk puluhan aktivis tergabung dalam Forum Aliansi Bersama. Selesai orasi, Kasi Intel ‘dihadiahi’ bundelan yang memuat temuan-temuan dugaan korupsi di Dinas Pendidikan Asahan dan mengatakan akan mempelajarinya.
‘’Terima kasih telah datang ke Kantor Kejari Kisaran. Kita akan mempelajari bundel ini,” kata Kasi Intel Kejari Asahan Boby Halomoan Sirait SH MH, kepada para pengunjuk rasa. Selanjutnya, Kejari akan membentuk tim untuk mempelajari dan mengecek kebenaran apakah ada dugaan korupsi tersebut.
Kepada para peserta aksi juga diingatkan agar mempersiapkan waktu jika sewaktu-waktu dibutuhkan keterangan untuk kelengkapan data. Dalam hal ini, menurut Boby tidak perlu datang ramai-ramai, tapi cukup satu atau dua orang sebagai perwakilan.
‘’Kita akan memanggil adik-adik, apakah setelah dilakukan pengecekan ada data tambahan yang kita perlukan,” ucapnya.
Selain mengingatkan agar tidak datang beramai-ramai, Boby juga menyinggung keikutsertaan anak-anak dalam unjuk rasa tersebut.
‘’Kita khawatir ada orang-orang yang mempelintir aksi ini dengan tuduhan mengeksploitasi anak-anak,” kata Boby.
Di akhir kata, Boby menyampaikan terima kasih atas kedatangan peserta aksi. Dia berjanji akan mempelajari laporan tersebut dengan sungguh-sungguh.
.
Amatan wartawan, sebelum ke Kantor Kejari, massa yang tergabung dalam Forum Aliansi Bersama (FAB) ini mendatangi Kantor Disdik dan Kantor Bupati Asahan. Mereka datang dengan menumpangi mobil pick up dan sebagian datang dengan mengendarai sepedamotor.
Saat berorasi, Rudi Bakti, Faisal, Fauzi dan Iwa Risfa menyampaikan tuntutannya secara bergantian. Mereka menduga ada praktik korupsi terselubung dan dilakukan secara berjamaah oleh para pejabat di Dinas Pendidikan Asahan. Mereka khawatir, jika tidak dilakukan penanganan maka akan menciderai dunia pendidikan, khususnya di Kabupaten Asahan. Seperti; pembangunan satu unit ruang guru SMK Negeri 1 Air Joman, diduga sengaja digelembungkan dengan memakai dana DAK Bidang Pendidikan TA 2015 sebesar Rp420 juta, rehab sedang kantor (ruang guru, TU, Kasek) SMKN SPP Asahan, Kecamatan Rawang Panca Arga (5 ruang) yang menghabiskan dana DAK dengan pagu dana sebesar Rp350 juta. Kemudian pembangunan Gedung Laboratorium SMAN 2 Kisaran bersumber dari Silpa DAK TA 2014, yang pelaksanaannya pada 1 Desember 2015 dan selesai pada 28 Februari 2016, dengan pagu dana sebesar Rp315 juta, rehab ruang pasca panen (ruang guru, TU, Kasek) SMKN SPP Asahan, Kecamatan Rawang Panca Arga (3 ruang) yang telah menghabiskan dana DAK TA 2015, dengan pagu anggaran sebesar Rp215 juta.
Masih di Kecamatan Rawang Panca Arga, ada rehab tiga ruangan workshop SMKN SPP Asahan, menghabiskan dana Rp290 juta, pembuatan Plang Anti Kekerasan di sekolah-sekolah se-Kabupaten Asahan, dengan pagu dana Rp2juta, yang dinilai sarat dengan korupsi.
Kemudian, masih dari hasil investigasi Forum Aliansi Bersama, mereka juga menemukan dugaan praktik pungutan liar (pungli).
‘’Praktik ini bertentangan dengan Undang-Undang No. 28 Tahun 1999 tentang penyelenggara negara yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme,” pekik Rudi Bakti.
Atas indikasi itu, Forum Aliansi Bersama (FAB) Kabupaten Asahan meminta penjelasan dari plt Kadis Pendidikan Asahan Asmunan SPd. Kepada Bupati Asahan Drs H Taufan Gama Simatupang MAP, mereka meminta melakukan evaluasi terhadap plt Kadis Pendidikan Asmunan. Kepada Kajari juga diminta agar serius menangani dugaan korupsi di Dinas Pendidikan Asahan.
Setelah kurang lebih satu jam menggelar aksi, massa kemudian bergerak ke Kantor Bupati Asahan. Namun, tidak seorang pun pejabat Pemkab Asahan yang datang menerima peserta aksi.
Lalu, pengunjuk rasa sempat melakukan sweeping ke lingkungan Kantor Bupati Asahan. Tiba di Kantor Bagian Umum, Kantor Bupati Asahan, antara pengunjuk rasa dengan petugas Satpol PP sempat terjadi insiden. Namun tidak berlangsung lama. (mar/dro/ma/int)