KISARAN- Dari Januari sampai 14 Desember 2016, ada 691 orang penderita demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Asahan. Dari jumlah itu, sebanyak 17 orang meninggal dunia.
Kepala Dinas Kesehatan Asahan dr Aris Yudhariansyah MM, melalui Kasi P2P (Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit) Safrin Sanja SKM kepada METRO ASAHAN, Rabu (14/12), menyebutkan, kecamatan yang paling tinggi kasus DBD-nya adalah Kecamatan Pulau Rakyat. Sebanyak 105 penderita dan 3 orang meninggal dunia. Peringkat kedua Kecamatan Buntu Pane, sebanyak 74 penderita.
Kemudian peringkat ketiga, Kecamatan Kisaran Timur sebanyak 63 penderita, meninggal 1 orang. Peringkat keempat, Kecamatan Kisaran Barat 57 penderita dan yang meninggal dunia 1 orang. Lalu, peringkat kelima Kecamatan Sei Dadap sebanyak 45 penderita dan yang meninggal dunia 1 orang. Keenam, Kecamatan Rahuning, sebanyak 44 penderita, meninggal dunia 1 orang. Ketujuh Kecamatan Aek Kuasan, ada 40 penderita, yang meninggal dunia 1 orang.
Posisi kedelapan, Kecamatan Aek Songsongan sebanyak 40 penderita, meninggal dunia 2 orang. Kesembilan, Kecamatan Setia Janji 23 penderita, kesepuluh Kecamatan Teluk Dalam 22 penderita, meninggal dunia 2 orang.
Sejauh ini, Dinas Kesehatan Asahan telah melakukan berbagai program di seluruh kecamatan di Kabupaten Asahan. Seperti Jumat Bersih, gotong royong membersihkan parit, mengubur benda-benda tempat bersarangnya nyamuk dan juga melakukan fogging sebagai antisipasi agar nyamuk tidak berkembang lebih jauh. Namun fogging ini juga tidak efektif karena hanya membunuh nyamuk dewasa, sedangkan jentik nyamuk tidak bisa musnah.
‘’Maka diharapkan peran serta seluruh masyarakat menjaga lingkungannya masing-masing,” ucapnya.
Mengenai gejala DBD, Safrin menerangkan, jika mengalami gejala seperti flu dan demam selama lebih dari satu minggu, sebaiknya periksakan diri ke dokter. Ciri-ciri spesifik dari gejala DBD, yaitu demam tinggi hingga mencapai 41 derajat celsius, sakit kepala, nyeri sendi, otot, dan tulang, hingga rasa sakit di belakang mata. Dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan darah untuk mengetahui apakah ada virus dengue di dalam tubuh.
Safrin menyebutkan, tidak ada obat-obatan khusus untuk mengobati DBD. Vaksin yang bisa menangkal DBD juga belum ada.
Namun beberapa langkah pencegahan penyakit ini bisa dilakukan, yakni mensterilkan rumah atau lingkungan sekitar rumah. Misalnya dengan penyemprotan pembasmi nyamuk, membersihkan bak mandi dan menaburkan serbuk abate agar jentik-jentik nyamuk mati, menutup, membalik, atau jika perlu menyingkirkan media-media kecil penampung air lainnya yang ada di rumah. Lalu, memasang kawat anti nyamuk di seluruh ventilasi rumah, memasang kelambu di ranjang tidur. Atau, menggunakan anti nyamuk, terutama yang mengandung N-diethylmetatoluamide (DEET) yang terbukti efektif. Namun dilarang menggunakan produk ini pada bayi yang masih berusia di bawah dua tahun, diupayakan mengenakan pakaian yang cukup bisa melindungi dari gigitan nyamuk.
Cara untuk mencegah DBD diantaranya menjaga kebersihan lingkungan, melakukan gerakan 3 M-Plus, yaitu menguras, bersihkan (kuras) tempat penyimpanan air seperti tempayan, bak kamar mandi/WC, ember, gentong, sekurang-kurangnya seminggu sekali dilakukan. Lalu, tutup rapat-rapat tempat penampungan air seperti tempayan, drum, ember, gentong dan lain sebagainya, agar nyamuk tidak bisa masuk dan berkembang biak di tempat itu.
Kemudian, mengubur atau timbunlah barang-barang bekas, seperti kaleng bekas, ban bekas, botol-botol pecah dan lain-lain yang dapat menampung air hujan, agar tidak menjadi tempat berkembang biak nyamuk.
Tindakan memberantas jentik nyamuk dan menghindari gigitan nyamuk, melalui cara membunuh jentik nyamuk demam berdarah di tempat-tempat penampungan air yang sulit dikuras dengan menaburkan bubuk Temephos (abate), atau Altosid, 2-3 bulan sekali dengan takaran 1 gram abate untuk 10 liter air, atau 2,5 gram Altosid untuk 100 liter air.
Dalam jangka waktu tiga bulan, bubuk Abate mampu membunuh jentik Aides Aegypti. Air minum yang telah dibubuhi Abate tetap aman diminum asal dengan takaran yang benar. Kemudian melakukan penyemprotan atau pengasapan (fogging) secara bersama dalam di satu wilayah, memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, mengusir nyamuk dengan obat nyamuk, mencegah gigitan nyamuk dengan memakai obat nyamuk gosok, memasang kawat kasa pada ventilasi atau jendela, memakai kelambu, dan tidak membiasakan menggantung pakaian di kamar. (mar/dro/ma/int)