cuaca ekstrem berupa tingginya curah hujan yang terjadi dua pekan terakhir.
Kondisi tersebut karena Tanjungbalai berpotensi mengalami banjir kiriman.
Kepala Bagian Humas Setdakot Tanjungbalai Nurmalini Marpaung di Tanjungbalai,
Kamis (3/11) mengatakan, sesuai imbauan Walikota masyarakat diminta untuk
mewaspai cuaca ekstrem.
Melalui surat imbauan walikota tersebut camat dan lurah diminta proaktif
mengingatkan kepala lingkungan dan warga agar melakukan gotong royong
membersihkan parit atau jalan air yang ada di wilayah kerja atau lingkungan
masing-masing.
“Mengingat kondisi alam dan tingginya curah hujan, maka kita perlu
mewaspadai bencana alam seperti banjir kiriman,” katanya.
Kota Tanjungbalai merupakan daerah yang berada di hilir Danau Toba dan rentan
terhadap banjir kiriman.
“Untuk itu kita perlu membersihkan parit atau saluran air dari semak dan
sampah sebagai upaya pencegahan agar air tidak meluap ke lahan/pemukiman warga
dan badan jalan,” ujarnya.
Diakuinya pemberitahuan dari pihak atau institusi berwenang terkait indikasi
terjadinya banjir kiriman memang belum ada, namun melihat keadaan cuaca dan belajar
dari pengalaman terhadap tingginya curah hujan, banjir bisa saja terjadi
kapanpun.
“Untuk itu kita perlu mengindahkan imbauan Pemkot Tanjungbalai agar warga
melakukan pembersihan drainase, gorong-gorong serta saluran lainnya agar air
mudah mengalir,” katanya menambahkan.
Demikian juga kepala lingkungan yang wilayahnya berada di pinggiran Sungai
Asahan diminta untuk memantau sekaligus melaporkan perkembangan tingginya debit
air sungai tersebut.
“Banjir atau bencana alam lainnya kapan saja bisa terjadi, untuk itu kita
perlu mewaspadainya,” kata Nurmalini. (ant/int)
akibat tingginya curah hujan. (dok)